tag:blogger.com,1999:blog-44118399717115408762024-02-21T00:11:33.384+07:00Dunia Dalam KertasAyu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.comBlogger144125tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-64371394600591720832021-05-12T09:40:00.319+07:002021-05-15T04:11:39.815+07:00ASEAN Queer Imaginings: Understanding Queer in Southeast Asia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4p8hu6jggdAA10YJd6L2ieu7GtIwcbpHNbdgWD-blhL9BcGNVzSr9REB29RiziRBq25bSEuXHj6Or7a0PSA2dUt2np2B3uysizbVM6EAKAUu9iT0qGjPBNmOQbjqqaOukxhE3Z5jexFpj/s2048/1621016076815.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1900" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4p8hu6jggdAA10YJd6L2ieu7GtIwcbpHNbdgWD-blhL9BcGNVzSr9REB29RiziRBq25bSEuXHj6Or7a0PSA2dUt2np2B3uysizbVM6EAKAUu9iT0qGjPBNmOQbjqqaOukxhE3Z5jexFpj/s320/1621016076815.jpg" /></a></div><p><br /></p><p>What it means to be a queer in South East Asia?</p><p>Globalization has brought awareness and movement on many social justice issues, including awareness and movement for LGBTQ+ community. But while in western part of the globe LGBTQ+ right begin to move towards better acknowledgement by law, the eastern part got a whole different story. Not only that, the experience of LGBTQ+ community in ASEAN is both culturally and socially different than what most people know about LGBTQ+ community from the western perspective. </p><p>This sometimes can cause conflict amongst the community itself because of the different takes on identity and experience perspective, and in turn can potentially harms the work towards better LGBTQ+ rights in ASEAN region. Not to mention, the lack of studies and research in this particular topic often makes advocacy to local queer community also challenged.</p><p>ASEAN Queer Imaginings was published to give voices to ASEAN queer community and researchers, to build the bridge of understanding into ASEAN local queer community, to find the pattern of which experience and cultural aspect of queerness is similar and which one is different in every country. This compact book comprises of nine personal essays and academic paper about what it means to be a queer in South East Asia countries.</p><p><b>A Dive Into Queer Experience in South East Asia</b></p><p>While LGBTQ+ community in the western counterpart of this world starts to one by one getting acknowledged and protected by law, unfortunately we can't say the same on the eastern part. Discrimination and homophobia towards LGBTQ+ community is still prevalent in many Asian countries, and that's including South East Asia. Some essays in this book covering how the discrimination towards LGBTQ+ community happened from society and political situations.</p><p>But not only from the outside the community, discrimination also sometimes comes from within the community itself. Like how in one essay by Chutchaya Siriwattakanon it was explained that Islamophobia exist in the LGBTQ+ community in Thailand that resulted from the rising queerphobic sentiments in neighboring Islam-majority countries. This discrimination can cause problems mostly for Muslim queer resides in Thailand.</p><p><b>ASEAN Queer Identity and Cultural Archives</b></p><p>Since discrimination towards LGBTQ+ people are still prevalent in ASEAN countries, most often it also mean one thing: the erasure of local queer cultural archives.</p><p>Queer erasure from myths and history of ASEAN countries is also one of the challenge queer studies researchers must faced. There are ancient manuscript that was saved, and from there we can see that queer culture/genderqueer was exist in ASEAN region. Like the way Bugis community in Indonesia acknowledge that there are five genders or the way there are four gender hierarchy in the Philiphines that is not strict to only male and female.</p><p>Contemporary queer culture in ASEAN also differ from western concept of queer. In which western part have a strict--and assuming globally--definition of LGBTQ+, ASEAN countries has their own terms and definition, like how "waria" in Indonesia is different from the definition of transgender in the west, and so is a "kathoey" in Thailand is not merely a gay man like what western defines.</p><p>Sadly, it's just a few of surviving, documented cultural history on LGBTQ+ in ASEAN. There are still so many queer historical archives that over time was given heteronormative explanations and erasing the potential of acknowledging said culture to be part of local queer communities.</p><p>But an interesting approach to this was written by AN on their essay, <b>"Imagining a Queer Memory Collective"</b> in this book. They wrote about the absence of LGBTQ+ archives as:</p><p></p><blockquote>"A queer memory collective can be a refusal to carry the burden of proof or the need to find a "history that sanctioned our existence," undoing the archive's evidentiary assumption. [....] A queer memory collective can be incorporeal, undoing the forms in which archival objects take, to loosen its rigidity." - <i>Imagining a Queer Memory Collective</i> (p. 22)</blockquote><p></p><p>The absence of queer archives is not always a bad thing. We can always think of it like mystical items: they will present to those who seek them to learn, and hide from those who wants to destroy them.</p><p><b>On Imaginings ASEAN Queer</b></p><p>While the absence of past archives can be interpreted differently, hopefully ASEAN queer will be able to be fully, and proudly present amongst other historical and cultural archives moving forward. Hopefully books like ASEAN Queer Imaginings won't need to hide and from now on we can try to keep collecting and documenting the rise and fall of queer movements in South East Asia for a better understanding of ASEAN queer culture.</p><p>For those who wants to read this book, it is available for free on digital copy on <a href="https://aseansogiecaucus.org/news/asc-news/160-asean-queer-imaginings-collection-of-writings-by-lgbtiq-thinkers" target="_blank">ASEAN SOGIE Caucus' website</a>.</p>Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-26615215469611899672020-10-04T01:17:00.002+07:002020-10-04T01:17:07.069+07:00Menerapkan Minimalisme dan Mindfulness dalam Konsumsi Buku<p>Halo! Wah, rasanya sudah lama sekali saya tidak menulis di sini.</p><p>Jujur saja, sejak terakhir saya membuat post tentang buku, saya sedang merasa <i>stuck</i>--baik dengan blog ini, maupun dengan <i>hobi</i> membaca saya.</p><p>Pada akhir 2017, saya merasa bahwa sebagai <i>book blogger</i>, jika ingin menjadi <i>book blogger</i> yang baik maka saya harus rajin membuat ulasan buku-buku yang <i>fresh</i>. Saya dibutuhkan banyak membeli dan membaca buku-buku tersebut, kalau bisa punya buku fisiknya pula untuk difoto. </p><p>Jujur saja, hal ini membuat rumah saya pernah dalam kondisi <i>overload</i> buku. Saya tidak tahu harus saya kemanakan buku-buku yang sudah saya baca selain ditumpuk begitu saja. Dijual? Tidak semuanya laku. Dibarter? Tidak semua judul juga menemukan jodohnya. Keuangan pun besar pasak daripada tiang. Kalau besar pasaknya untuk buku-buku yang tidak saya beli demi tren semata, mungkin masih ada perasaan untung, tetapi ini tidak!</p><p>Setelah menyadari ini, hasrat saya untuk melanjutkan blog makin lama makin hilang. Saya berhenti membeli buku sesuai tren dan hanya membeli buku yang saya butuhkan. Saya juga tidak lagi menulis ulasan karena merasa kecepatan membaca saya menurun dan tidak mampu mengikuti tren di dunia buku.</p><p>Setelah beralih membaca untuk diri sendiri, saya mulai mendapatkan kesenangan membaca lagi. Hingga hadirlah banjir besar 1 Januari yang mengepung Jabodetabek awal tahun ini. </p><p>Rumah saya juga kena. Dua meter tingginya. Semua barang pribadi dan tumpukan buku saya terendam. Saya harus membuang semua buku saja karena semuanya sudah jadi bubur kertas dan tidak ada waktu untuk menyelamatkan semuanya.</p><p>Alih-alih sedih, saya justru merasa lega. Tentu ada perasaan sedih karena buku-buku yang penting untuk saya pun ikut terbuang, tapi sebagian besar saya merasa lega tumpukan buku itu hilang. Karena saya jadi punya alasan untuk membuang buku-buku tersebut tanpa merasa sayang karena itu hadiah atau hasil menang <i>giveaway</i>.</p><p>Saat itulah saya sadar bahwa hal inilah yang mungkin saya butuhkan. Saya sudah terlalu tenggelam dalam konsumerisme dengan justifikasi bahwa kalau untuk membeli buku yang mendatangkan ilmu maka tidak apa-apa.</p><p>Saat saya menyadari hal ini juga berbarengan dengan viralnya metode KonMari yang mendapat banyak sindiran dari para pencinta buku karena statemen kontroversialnya, "idealnya, setiap orang memiliki maksimal 30 buku di rumahnya." Karena saya penasaran akhirnya membaca buku tulisan Mari Kondo tersebut.</p><p>Dari situ, akhirnya saya mendapatkan jawaban dari rasa <i>stuck</i> yang saya rasakan sebelumnya dan kenapa saya merasa lega saat banjir menelan sebagian besar koleksi buku saya. Mungkin nanti akan saya buat postingan lebih lanjut mengenai pembelaan seorang yang hobi membaca terhadap KonMari. Supaya ada opini yang seimbang. hehe.</p><p>Setelah itu, saya memutuskan untuk mengubah cara saya dalam belanja buku. Jika sebelumnya saya belanja untuk ikut tren dan supaya bisa difoto, sekarang saya memutuskan untuk lebih banyak membeli <i>e-book</i>. Saya hanya akan membeli buku fisik untuk buku-buku yang saya yakin akan sering saya baca ulang. Juga, saya lebih memilih berlangganan persewaan digital bulanan seperti Scribd dan Gramedia Digital hingga bisa lebih memfokuskan pembelian<i> e-book</i> pada buku-buku yang tidak ada di sana. Intinya, saya ingin lebih <i>mindful</i> dalam konsumsi saya, termasuk buku.</p><p>Saya juga akan mengubah format ulasan di blog ini. Saya akan kembali mengulas, tapi alih-alih ulasan panjang penuh <i>setelah</i> selesai membaca, saya mungkin kadang akan memberikan <i>first impression</i>, atau menulis jika ada hal menarik yang perlu saya bahas saja. Formatnya pun mungkin akan lebih berbentuk seperti artikel alih-alih menggunakan format ulasan yang menyertakan data buku. Toh ada goodreads, dan semuanya sudah pintar-pintar mencari info dari google.</p><p>Layout blog pun saya ubah jadi lebih minimalis. Semakin tua saya jadi malas sama yang ribet-ribet sepertinya.</p><p>Jadi demikianlah. Semoga saya bisa kembali mengisi blog ini dan kembali mendapatkan kesenangan darinya. :)</p>Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-79376130608019874102017-07-11T20:39:00.003+07:002017-07-14T19:48:57.313+07:00[Book Talk] Strategi Baca Buku Update Bin Gaul Tanpa Banyak Biaya<div style="text-align: justify;">
Buku itu mahal banget? Iya! Apalagi saat para penerbit saling berkonspirasi untuk memeras kering dompet kita. Kita butuh makan! Kita butuh ongkos jalan! Tapi kenapa judul-judul itu begitu menggoda iman???</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9eJbSfeGerNBwjFGYG4bFrvzESEsGfYs0nycXBG4eId8ugWVYB4_p3LKMa7mWsgXs4ilGybLxm5qXo4xnSPJ43p5hBz1x17p6lOeTgqX3kAJHAqiJWJDNTJsRWDz3hJ35Zr0Sc5mMqs3Y/s1600/b96208c49004f1df611dfa399b5d75a7--bookstores-libraries.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="500" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9eJbSfeGerNBwjFGYG4bFrvzESEsGfYs0nycXBG4eId8ugWVYB4_p3LKMa7mWsgXs4ilGybLxm5qXo4xnSPJ43p5hBz1x17p6lOeTgqX3kAJHAqiJWJDNTJsRWDz3hJ35Zr0Sc5mMqs3Y/s320/b96208c49004f1df611dfa399b5d75a7--bookstores-libraries.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengakuan: kebutuhan membaca saya tidak pernah sesuai dengan jumlah kertas di dalam dompet saya. Sejak lama saya mendapatkan buku-buku dengan cara yang tidak terhormat dengan justfikasi bahwa saya berhak mendapatkan ilmu meski dompet hanya cukup untuk makan dan ongkos jalan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan saya masih berpikir demikian, tentu saja. Karena itulah sekarang saya akan membagikan tips-tips banyak membaca buku dengan pengeluaran seminim mungkin. :)<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">1. e-Pustaka</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Modal:</b> Ponsel pintar versi 4.0 ke atas dengan RAM 1 GB/Iphone/PC Windows dan koneksi internet</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pasti sudah banyak yang tahu tempatnya membaca buku gratis satu ini. Sejak diresmikan tahun 2014, dipelopori oleh iJakarta, sekarang satu-persatu perpustakaan daerah dan nasional menerbitkan versi aplikasi dari koleksi mereka. Aplikasinya bisa dipilih, mulai dari iJakarta, iPusnas, iJogja, dll. Semuanya tidak membatasi domisili. Tinggal pilih dan daftar menggunakan e-mail, sudah bisa baca sepuasnya koleksi-koleksi buku digital yang tersimpan di sana. Gratis! Jadi kalau rumah kalian jauh dari perpustakaan, nggak usah ngongkos jauh-jauh untuk ke perpustakaan lagi!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya paling suka dengan iJak, karena selain pelopor e-pustaka, koleksinya juga sampai sekarang masih yang paling banyak dan bagus. iPusnas yang menyusul kemudian lebih banyak punya koleksi di bidang buku referensi, jadi bagi yang butuh buku referensi untuk tugas, bisa ke sana. Untuk e-pustaka yang lain, saya belum sempat mencoba karena sudah kadung setia sama iJak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d26bwjyd9l0e3m.cloudfront.net/wp-content/uploads/2016/05/Aplikasi-iJakarta-Feature-Image.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" height="180" src="https://d26bwjyd9l0e3m.cloudfront.net/wp-content/uploads/2016/05/Aplikasi-iJakarta-Feature-Image.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pros:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
+ Bukunya gratis dibaca dan keanggotaannya tidak berdasarkan domisili seperti perpustakaan konvensional.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Koleksinya lumayan update untuk buku-buku populer</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Selain perpustakaan juga berfungsi sebagai media sosial para penggunanya, jadi bisa share review dan chat sesama pengguna. Istilahnya, Goodreads yang bukunya bisa dibaca!</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Punya sistem donasi untuk buku-buku yang belum ada. Jadi kalau buku yang kalian ingin baca belum tersedia copy-nya, tinggal membeli minimal satu copy dan buku tersebut akan masuk ke pustaka kalian plus bisa diakses oleh teman-teman yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Bisa merasakan jadi pemilik perpus digital pribadi tanpa takut buku-buku kesayangan hilang atau rusak!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cons:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
- Waktu peminjamannya tergolong sebentar, hanya 3 hari. Tapi kalau masa peminjaman berakhir, boleh pinjam lagi berkali-kali selama copy-nya tersedia.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Penerbit yang bergabung masih terbatas ke penerbit besar dan buku yang masuk bukan buku yang <i>fresh from the oven</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Untuk PC masih agak berat aplikasinya. Untuk android juga, kalau spek-nya di bawah yang disyaratkan akan terasa berat.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Reader-nya masih bentuk PDF full screen, bukan flow text, jadi kalau layar hape kecil, kalian perlu zoom in-zoom out untuk membaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>2. Sharing Scoop Premium</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Modal:</b> Ponsel pintar, koneksi internet, dan biaya Rp. 18.000 - Rp 89.000/bulan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini salah satu trik yang sedang saya lakukan sekarang bersama beberapa teman booklovers, salah satunya Hana dari <a href="https://hanabilqisthi.wordpress.com/">Hana Book Review</a>. Jadi, Scoop adalah layanan aplikasi digital yang berfokus pada penjualan buku dan media cetak elektronik di Indonesia. Penjualan buku di layanan tersebut dibagi menjadi penjualan per copy dan langganan premium. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/DYh8XhVCfHdtC5-bMnsCDnfYbHr5r8ZllRJnwMvS8_lujZcZGZAhqQE8GXs1dLCddw=w300" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="300" src="https://4.bp.blogspot.com/DYh8XhVCfHdtC5-bMnsCDnfYbHr5r8ZllRJnwMvS8_lujZcZGZAhqQE8GXs1dLCddw=w300" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk berlangganan akun premiumnya, Scoop membandrol harga Rp. 89.000/bulan dan pembaca sudah bisa mengakses semua buku yang masuk ke dalam daftar premiumnya. Termasuk murah, karena harga tersebut sekarang setara dengan satu buku sendiri. Bayar seharga satu buku dan bisa membaca lebih banyak dari satu buku? <i>It's a real deal!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapiiii kalau mau lebih murah lagi, <i>here's the trick</i>: satu akun Scoop bisa diakses oleh maksimal <b>lima</b> gadget. Jadi, jika kalian mengumpulkan lima orang untuk menggunakan satu akun yang sama, kalian bisa patungan biaya langganannya hanya menjadi sekitar Rp. 18.000/bulan! Bayangkan, 18ribu sudah bisa baca banyak buku-buku terbaru. Biasanya harga segitu cuma akan dapat satu buku diskon yang sudah tidak terlalu hype lagi, kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pros:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
+ Akunnya bisa dibuat sharing jadi harga langganan bisa lebih murah.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Banyak buku-buku lokal yang baru akan terbit cetaknya tapi sudah bisa dibaca versi ebook-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Koleksinya update luar binasa</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Sistem pembayaran premi langganan bisa melalui transfer bank--super easy!!</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Library per gadget terpisah, jadi jika kalian sharing account, buku apa saja yang kalian baca tidak bisa dilihat oleh teman lain di gadget yang lain. Jadi walau sharing pun, library kalian sepenuhnya milik kalian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cons:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
- Buku yang masuk ke premium hanya/baru buku-buku dari kelompok Gramedia. Di luar itu, harus beli per copy.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Buku yang bergabung dalam Scoop dari Indonesia masih terbatas di kelompok Gramedia dan Tempo.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Reader-nya juga masih berbentuk PDF fulltext, jadi nggak fleksibel.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Harus menemukan empat orang yang mau share kalau mau mendapatkan harga serendah-rendahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Akses premium murah tergantung kesepakatan grup sharing.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Tidak ada promo buku gratis</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">3. Bookmate</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Modal:</b> ponsel android/iphone/PC, koneksi internet, dan budget/pulsa indosat s/d Rp 99.000/bulan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun basisnya sama dengan Scoop, Bookmate sepenuhnya mengandalkan premi keanggotaan. Akses buku-buku di Bookmate terbagi menjadi tiga kelas: free membership, standard membership, dan premium membership. Free membership hanya bisa mengakses buku-buku terbatas, biasanya adalah beberapa buku populer dan klasik. Standard membership terakhir saya cek dibandrol dengan harga Rp 79.000/bulan dan dapat mengakses semua buku yang mendapat tag free dan standard. Sementara premium membership yang mendapatkan akses adiguna ke seluruh koleksi dibandrol dengan harga Rp 99.000/bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://vanguardassets.bmstatic.com/about/press/assets/bookmate_icon.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="799" height="320" src="https://vanguardassets.bmstatic.com/about/press/assets/bookmate_icon.png" width="319" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena saya masih menggunakan Scoop dan baru mencoba versi trial-nya, saya belum tahu apakah akun Bookmate bisa dilakukan sharing atau tidak. Namun, sekali menelusuri koleksinya, saya merasa ini juga tidak kalah <i>worth it</i> dengan Scoop. Bayangkan, jika mengambil premium membership, dengan 100rb/bulan kita sudah bisa membaca buku mana pun dalam koleksi Bookmate. Ya, termasuk buku-buku impor yang satu eksemplarnya bisa mencapai 200-400rb itu! Saya jelas super ngiler membayangkan saya bisa update baca buku-buku impor hanya dengan 100rb!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pros:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
+ Koleksi buku impornya luar biasa. Buat yang suka baca buku bahasa inggris pasti bahagia di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Reader-nya flow text, bikin bahagia pembaca ebook sedunia. ;;</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Sistem bayar sekali untuk banyak buku itu menurut saya asyik, jadi nggak perlu beli per copy.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Kalau belum punya uang untuk paid membership, masih bisa akses buku-buku yang disediakan secara gratis dan judul-judulnya keren--saya menemukan buku puisi Allen Ginsberg yang susah ditemukan di mana-mana dan buku esai Chimamanda Ngozi Adichie secara GRATIS di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Pencinta Mizan dan anak-anak perusahaannya akan cinta sama Bookmate, karena banyak banget buku Mizan group di sini. Satu hal yang nggak dimiliki e-pustaka dan Scoop.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cons:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
- Belum tahu apakah bisa account share atau tidak.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Koleksi buku lokalnya baru terbatas pada Mizan Group</div>
<div style="text-align: justify;">
- Pembayaran untuk paid membership masih terbatas pada kartu kredit atau pemototngan pulsa Indosat Oredoo. Berharap suatu hari bisa ada opsi pembayaran yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>4. Google Playbook</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Modal:</b> ponsel pintar/PC windows, koneksi internet, pulsa telkomsel/indosat/XL/Axis/google play voucher</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk yang satu ini biasanya saya pakai sebagai pilihan terakhir kalau buku yang saya inginkan tidak disediakan di iJak atau Scoop, karena buku-buku yang disediakan di sini cakupannya sudah #1 lah! Penerbit indie paling susah pun ada bukunya di sini--dan tidak jarang gratis! Tapi tidak seperti tiga aplikasi lainnya, beli buku di sini sistemnya beli per-copy, hanya saja harganya relatif lebih murah daripada beli buku fisiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/DglqS-eYHQYXnj8M8tmzh3JcKDXcidSo3IzgyCZzci8ZTV9Pmuk8vvIFh9XHOztC3Q=w300" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="300" src="https://1.bp.blogspot.com/DglqS-eYHQYXnj8M8tmzh3JcKDXcidSo3IzgyCZzci8ZTV9Pmuk8vvIFh9XHOztC3Q=w300" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pros:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
+ Koleksinya nomor satu, mulai dari buku populer, less popular, sampai indie dan self-publish ada di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Sama dengan Bookmate, di google play book tak jarang ada buku-buku gratis. Jadi tanpa bayar pun tetap bisa baca.</div>
<div style="text-align: justify;">
+ Bisa beli per chapter! Menurut saya ini fitur yang menarik karena kadang saya malas beli buku terus zonk. Dengan beli buku per chapter, saya bisa menilai apakah buku tersebut <i>worth it</i> saya beli penuh. Harga per chapter biasanya dibandrol Rp 5.000.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cons:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
- Karena bayar per copy, jadi nggak terlalu banyak keuntungan dibanding beli buku fisik (cuma mungkin lebih murah 20-30% di luar diskon dan tanpa ongkir aja)</div>
<div style="text-align: justify;">
- Bayarnya terbatas hanya via kartu kredit atau pemotongan pulsa Telkomsel. Bisa juga beli voucher google play di Indomaret, tapi nominal yang disediakan masih besar sekali. *ngarep nanti ada voucher 50rb*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, jadi itulah beberapa cara untuk menghemat pengeluaran belanja buku tapi bisa tetap update soal buku-buku! Semoga tips-tips di atas dapat membantu kalian yang mungkin masih suka pusing soal mengatur budget membeli buku!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-34329082148356916282017-07-10T16:10:00.001+07:002017-07-11T16:27:19.092+07:00[Review] We Should All Be Feminist<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1430821222l/22738563.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1430821222l/22738563.jpg" width="224" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Judul: We Should Be All Feminist</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Chimamanda Ngozie Adichie</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbit: Fourth Estate<br />
Tahun cetakan: 2014<br />
Tebal: 49 halaman <br />
Jenis: ebook<br />
ISBN: 9780008115289<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Should We All Be Feminists?</b><br />
<br />
Saya menemukan buku ini di saat sedang mengalami <i>reading slump</i> berkepanjangan, hampir semua buku yang saya ambil tidak mampu membangkitkan semangat membaca saya. Buku ini menarik minat saya karena judulnya, <i>We Should All Be Feminist</i>, terasa seperti kalimat yang sering diucapkan oleh Emma Watson kepada setiap orang yang ditemuinya. Jujur, saya suka Emma, tapi sikapnya yang seolah begitu <i>invading</i> setelah mengaku menjadi feminis sering kali membuat saya mengernyit. Jadi, melihat judul buku ini, saya sempat mengira buku ini ada hubungannya dengan pandangan Emma Watson tersebut.<br />
<br />
Tapi sepertinya tidak.<br />
<br />
Buku yang hanya setebal di bawah seratus halaman ini disarikan dari pidato Chimamanda Ngozi Adichie di TEDx, kanal yang biasa menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif untuk memberikan pidato terkait bidang yang mereka kuasai. Dan Chimamanda, penulis dari beberapa buku feminis terkenal, tentu saja membicarakan mengenai feminis.<br />
<br />
<b>To Be or Not To Be a Feminist</b><br />
<br />
Salah satu isu yang dihadapi feminis modern adalah pertanyaan, "Mengapa feminisme?" dengan argumentasi yang menyatakan bahwa feminisme adalah pandangan yang berat sebelah karena hanya memperhatikan satu jenis gender, dan jika memang feminisme mengklaim gerakannya juga bermanfaat bagi laki-laki, mengapa namanya feminisme alih-alih, misalnya, egalitarian atau pembela hak asasi manusia? Dan setelah berjalan puluhan tahun, apakah feminisme masih bisa dianggap relevan dengan dunia modern?<br />
<br />
Salah satu jawaban dari Chimamanda:<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Some people ask: "Why the word feminist? Why not just say you are a believer in human rights, or something like that?" Because that would be dishonest. Feminism is, of course, part of human rights in general--but to chose to use the vague expression human rights is to deny the specific and particular problem of gender. It would be a way to pretending that it was not women who have, for centuries, been excluded. It would be a way of denying that the problem of gender targets women.</blockquote>
<br />
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan baik melalui esai ini, dengan menyertakan isu-isu berbasis gender yang terjadi di dunia modern. Chimamanda tidak repot-repot menjelaskan soal teori-teori feminisme dari awal hingga akhir lagi seperti yang dilakukan beberapa buku feminisme, namun dia langsung terjun ke masalah-masalah di sekitar yang membuktikan bahwa feminisme masih sangat dibutuhkan dan mengapa kita semua harus menjadi seorang feminis.<br />
<br />
Buku esai ini bisa dibaca oleh mereka yang telah dan pernah mempelajari feminisme namun masih memiliki pertanyaan kritis mengenai feminisme modern atau bisa juga dibaca oleh orang-orang awam yang belum mengenal feminisme namun ingin tahu seperti apa bentuk-bentuk kesenjangan gender yang masih terus dilawan oleh feminisme modern. Singkat, padat, tanpa berjejalan dengan argumen pribadi dan/atau teori semata, serta dapat dibaca dalam sekali perjalanan jauh dan cocok jadi santapan liburan yang bergizi, buku ini menurut saya <i>a must read</i>.</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-66173087117986760752017-04-18T09:00:00.000+07:002017-04-26T23:03:38.911+07:00[Review + Giveaway] One <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://images.gr-assets.com/books/1486992113l/34266554.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://images.gr-assets.com/books/1486992113l/34266554.jpg" width="218" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Judul: One</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Sarah Crossan</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerjemah: Airien Kusumawardani</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbit: Spring</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun cetakan: 2017</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis: Paperback</div>
<div style="text-align: justify;">
Tebal: 413 halaman</div>
<div style="text-align: justify;">
ISBN: 9786026044310</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Grace dan Tippi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bulan ini Spring kembali dengan rilisan realistic young-adultnya melalui novel One karangan Sarah Crossan. Sepintas membaca sinopsisnya, pembaca tahu bahwa novel ini berkisah tentang anak kembar siam dempet pinggul bernama Grace dan Tippi, yang terbiasa bersama sejak kecil hingga suatu peristiwa terjadi yang akan mengubah hidup mereka. Sinopsis yang sederhana dan tidak terlalu memikat awalnya, tapi tunggu. Untuk buku ini, jangan coba memberikan penilaian hanya dari <strike>sampulnya</strike> blurb di belakang bukunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Grace dan Tippi yang terbiasa <i>home schooling</i> terpaksa harus pindah ke sekolah umum karena kedua orangtua mereka tidak mampu lagi membiayai mereka <i>home schooling</i>. Grace dan Tippi menyambut berita ini dengan protes, karena mereka membayangkan apa jadinya remaja seperti mereka tiap hari datang ke sekolah umum. Adik mereka, Dragon, tidak membantu dengan memberikan opini tidak menyenangkan terhadap sekolahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tentu saja, di hari pertama mereka masuk sekolah, apa yang mereka takutkan terjadi. Untungnya, tidak semuanya seperti itu. Yasmeen dan Jon adalah dua siswa yang langsung berteman dengan mereka tanpa terlihat jijik ataupun takut seperti yang lainnya. Namun sebagai kembar siam dengan prediksi umur yang tak terlalu bagus, Grace dan Tippi menjalani masa remaja mereka berkejaran dengan waktu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Aku?<br />
Aku benci mata.<br />
Mata,<br />
mata,<br />
mata,<br />
di mana-mana,<br />
dan kemungkinan bahwa aku adalah<br />
mimpi buruk bagi orang lain. (hal. 52)</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kisah Liris Si Kembar Siam</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kejutan pertama yang akan didapatkan dari novel ini adalah bahwa kisah dalam buku ini tidak diceritakan dalam versi naratif seperti pada umumnya, namun dalam bentuk syair bebas (<i>free verse</i>). Ternyata ini <i>lyrical fiction</i>! Membaca novel ini seperti membaca kumpulan puisi dengan tema yang saling bertautan dan kronologis. Dan karena bentuknya puisi, novel ini jadi mudah dijeda saat dibaca tanpa kehilangan maknanya, tidak seperti novel lain yang biasanya menahan kita membaca sampai akhir bab supaya tidak terlalu penasaran. Saya bisa membaca novel ini satu "bab" sembari bekerja, misalnya sambil menunggu komputer loading atau menunggu telepon diangkat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kejutan kedua adalah bawah format penceritaan ini ternyata sangat cocok digunakan dalam menggambarkan kisah mereka. Jika kisah ini ditulis hanya menggunakan narasi biasa, kemungkinan besar novel ini hanya akan berakhir seperti novel "awareness" lainnya. Namun ada keindahan tersendiri saat membaca semangat hidup Grace dan Tippi, emosi dan tingkah mereka, melalui puisi. Saat sedih, repetisi bisa digunakan untuk menekankan emosi yang ingin diceritakan, saat bahagia, metafora indah berbunga bisa diberikan. Bisa juga satu halaman hanya untuk memanggil nama tokoh, namun emosi yang disampaikan bisa timbul berkali lipat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang sedikit saya sayangkan hanya terjemahannya yang menurut saya terlalu literal di banyak tempat, jadi rasanya lebih seperti "narasi dalam bentuk syair" alih-alih murni syair. Karena ini beberapa keindahan dari naskah aslinya jadi seperti pudar, meski tidak hilang sama sekali. Walau memang saya akui menerjemahkan syair pasti akan jauh lebih sulit daripada menerjemahkan narasi, saya rasa akan lebih baik jika penerjemah tidak terlalu terpatok pada terjemahan literal dan bisa sedikit bermain-main dengan pilihan diksi terjemahannya agar rasa yang tersampaikan bisa sebanding meski tak serupa dengan naskah aslinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun saya sangat menikmati novel ini dari awal hingga akhir. Menurut saya pribadi, novel ini adalah novel terbaik yang pernah diterbitkan oleh Spring dan akan jadi salah satu <i>best book</i> saya tahun ini. Spring memang yang paling tahu caranya <i>breaking the boundaries with style</i>!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>GIVEAWAY!</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUh1kYccCT5pOLMY-h1hmtSRVmm4UkZsZ_la12tbpLVA3d70uo25moB3RG1SwjMKxMRau1GL8fc3p4n9FDJhI5eORfhXPdNQTAUwrhMJ9cjYwhtfMOD_wAxUdt0SQ1nfEq3pU9WgtOmcV6/s1600/IMG-20170412-WA0005.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUh1kYccCT5pOLMY-h1hmtSRVmm4UkZsZ_la12tbpLVA3d70uo25moB3RG1SwjMKxMRau1GL8fc3p4n9FDJhI5eORfhXPdNQTAUwrhMJ9cjYwhtfMOD_wAxUdt0SQ1nfEq3pU9WgtOmcV6/s640/IMG-20170412-WA0005.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penasaran nggak, baca novel puisi ini? Bagi yang penasaran, Spring menyediakan hadiah berupa <b>satu eksemplar novel One</b> untuk pembaca blog ini, loh! Yuk simak caranya!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Follow akun resmi Penerbit Spring di <a href="https://www.facebook.com/penerbitspring/?fref=ts">facebook</a>, <a href="https://twitter.com/penerbitspring">twitter</a>, dan <a href="https://www.instagram.com/penerbitspring/">instagram</a>. Follow yang kalian punya medsosnya saja, ya. Punya ketiganya dan follow ketiga akun resmi Spring? Lebih bagus!</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Follow blog ini melalui GFC/Bloglovin/Email.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Share giveaway ini ke media sosial kamu. </div>
<div style="text-align: justify;">
4. Buat syair bebas yang menyatakan kenapa kamu ingin dan berhak mendapatkan novel ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulis jawabannya di kolom komentar dengan format berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama:</div>
<div style="text-align: justify;">
Follow Penerbit Spring: (masukkan username akun yang digunakan untuk mem-follow)</div>
<div style="text-align: justify;">
Follow bukubukuganjil: (masukkan username akun yang digunakan untuk mem-follow)</div>
<div style="text-align: justify;">
Share link:</div>
<div style="text-align: justify;">
Syair:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban ditunggu <b>paling lambat tanggal 20 April 2017.</b> Syair yang paling bagus menurut saya dan paling lengkap syarat penunjangnya akan berkesempatan mendapatkan novel ini. Pemenang akan diumumkan paling lambat tanggal 22 April 2017.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat berpuisi!<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
~*~</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Giveaway winner!</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo, maaf pengumumannya mundur lama sekali karena saya sakit selama empat hari belakangan. Tapi sekarang, saya membawa kabar yang pasti sudah ditunggu-tunggu semuanya. Pengumuman pemenang!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah memilih dan memilah serta berkonsultasi dengan pihak Spring, maka diputuskan pemenangnya adalah.... *drum rolls*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Selamat kepada</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: lime; font-size: x-large;"><b>~*~*Hazhwa*~*~</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat kepada pemenang! Untuk mendapatkan hadiahnya, silakan konfirmasi melalui email <b>phoebeyuu@gmail.com</b> dengan isi nama lengkap, alamat kirim, kodepos, dan nomor telepon yang bisa dihubungi maksimal 2x24 jam. Lewat dari itu, akan dicari pemenang yang lain, ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih bagi semua yang sudah berpartisipasi! Silakan nanti giveaway-giveaway lainnya, ya! :D</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-77455486546490684012016-10-25T15:27:00.002+07:002016-10-25T15:27:20.315+07:00The Girl on Paper Giveaway winner!<div style="text-align: justify;">
Halo halo! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maaf saya baru nongol lagi setelah kasih giveaway. haha. Sekarang saya datang membawa pengumuman pemenang giveaway!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih atas partisipasi teman-teman semua di giveaway The Girl on Paper. Saya senang sekali membaca komentar dan teori-teorinya. Dari semua yang berpartisipasi, diseleksi hingga ada delapan belas orang yang sah untuk masuk ke dalam random generator. Dan dari delapan belas peserta itu, inilah pemenangnya!<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3sYV4qyIsukC-Pr71Y4DLRKkPxUzZu77CfP5GaVm-QP62og9KYH3foLtbjocNJT_BQH3W5bj6wbA9bU6bcv68ISRvYx690gDjqzuLzpukFigT9Ow7sXXUS1g1F5IwvKfDOqCqyWvkWaUg/s1600/random20.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3sYV4qyIsukC-Pr71Y4DLRKkPxUzZu77CfP5GaVm-QP62og9KYH3foLtbjocNJT_BQH3W5bj6wbA9bU6bcv68ISRvYx690gDjqzuLzpukFigT9Ow7sXXUS1g1F5IwvKfDOqCqyWvkWaUg/s1600/random20.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
The lucky no. 6!</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: lime;">Bety Kusumawardani</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: lime;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Selamaat! Tolong kirimkan <b>nama lengkap</b>, <b>alamat kirim</b>, serta <b>nomor telepon</b> yang bisa dihubungi ke email <b>phoebeyuu@gmail.com</b>, ya. Ditunggu konfirmasinya dalam 2x24 jam! Untuk yang belum menang, jangan bersedih hati! Silakan cek akun-akun official Penerbit Spring, masih banyak giveaway menunggu kalian!</span></span> </span></span></div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-14565016583920714202016-10-12T15:22:00.000+07:002016-10-12T15:22:39.973+07:00[Review] The Girl on Paper (With Surprise News!)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d2arxad8u2l0g7.cloudfront.net/books/1472709212l/31815135.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d2arxad8u2l0g7.cloudfront.net/books/1472709212l/31815135.jpg" width="227" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Judul: The Girl on Paper</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Guillaume Musso</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerjemah: Yudith Listriandi</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbit: Spring</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun cetakan: 2016</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis: Paperback</div>
<div style="text-align: justify;">
Tebal: 447 halaman</div>
<div style="text-align: justify;">
ISBN: 9786027432246<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gadis yang Terjatuh Dari Dalam Buku</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tom Boyd, seorang penulis yang namanya meledak dengan novel pertama trilogi <i>Trilogie des Anges</i>, tengah berada di puncak kesuksesan ketika bertemu dengan Aurore, pianis jenius yang eksentrik. Hubungan mereka yang romantis dan menggelora diabadikan oleh banyak media massa hingga entah apa sebabnya, suatu hari tiba-tiba mereka berpisah.<br />
<br />
Putusnya hubungan Tom dan Aurore seolah membuat runtutan karma buruk melibas Tom. Bukan saja sikap patah hatinya menimbulkan kekacauan di sana-sini dengan biaya yang tidak sedikit, Milo, agen sastra sekaligus sahabat karibnya, memberitakan bahwa uang kontrak penerbitan mereka telah ludes dalam penipuan bisnis investasi dan sekitar seratus ribu eksemplar edisi spesial buku kedua <i>Trilogie des Anges</i> mengalami gagal cetak. Satu-satunya cara bagi Tom untuk bangkit dari keterpurukan itu adalah dengan menyelesaikan buku terakhir trilogi itu dalam waktu kurang dari tiga bulan, sementara dia sendiri kehilangan motivasi menulis setelah berpisah dari Aurore dan belum menulis satu kata pun.<br />
<br />
Di tengah segala masalah itu, Tom memutuskan untuk mencoba bunuh diri dengan menenggak obat-obatan dari psikiaternya dalam dosis tinggi. Namun percobaan itu gagal, dan begitu terbangun, Tom justru menemukan seorang gadis di dalam rumahnya yang mengaku sebagai Billie Donelly, tokoh utama dari novelnya yang terjatuh dari buku salah cetak Tom. Billie kemudian menuntut Tom untuk menyelesaikan buku terakhir trilogi agar dia bisa kembali hidup berbahagia dengan kekasihnya di dunia fiksi. Namun Tom tidak yakin apakah dia ingin membantu, terutama saat dia belum yakin apakah Billie hanya berupa figmen imajinasinya atau sesuatu yang nyata....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Pergulatan Seorang Penulis</b><br />
<br />
Karena tokoh utamanya berprofesi sebagai penulis, jadi saya yang juga penulis bisa sangat <i>relate</i>--dan ikutan tersindir--dengan novel ini. Dan saya selalu tertarik setiap kali ada seorang penulis yang menjadikan penulis sebagai tokoh utama karyanya, karena saya jadi berandai-andai seberapa jauh tokoh utama ini menjadi "penjelmaan" penulis aslinya. Juga, karena ada beberapa bagian dalam prolog yang seolah memberi kesan bahwa ini sebagian adalah pengalaman pribadi penulis. Jadi saya coba membaca rangkuman biografi Musso dan menemukan banyak kesamaan latar belakang kepenulisan antara Musso dan Tom Boyd.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNnO_QRx_RrfF5u3Y5rBVX3cOUHE4LY7kvW3djCoQVwuodtcRWSW90kEFj2-qxXOY9pSRfwW2FgdgTWre2GhSTG5xUbJ_M4efXug0yFhMTl-oSTqUD2Dn64PLrFZqqSiZgdGivw7PmZJGX/s1600/musso.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNnO_QRx_RrfF5u3Y5rBVX3cOUHE4LY7kvW3djCoQVwuodtcRWSW90kEFj2-qxXOY9pSRfwW2FgdgTWre2GhSTG5xUbJ_M4efXug0yFhMTl-oSTqUD2Dn64PLrFZqqSiZgdGivw7PmZJGX/s1600/musso.jpg" /></a></div>
<br />
Musso dikatakan sempat mengajar di sebuah SMA sampai namanya melejit berkat novelnya. Nyaris serupa dengan Musso sendiri, Tom Boyd pun merupakan seorang guru SMA sebelum namanya melejit berkat <i>Trilogie des Anges</i>. Mungkin itu hanya kebetulan semata, tapi dengan berjalannya novel ini dalam sudut pandang orang pertama serba tahu, dan <i>ending</i>-nya yang terasa seperti metafiksi, mau tak mau saya jadi merasa apakah novel ini merupakan cerita <i>"what if"</i> dari Musso sendiri. Karena menurut saya di dalam novel ini sendiri terdapat cukup banyak kalimat-kalimat yang seakan <i>breaking the fourth wall</i>, dengan Musso yang seolah tengah mengejek kemampuan menulisnya sendiri menggunakan mulut karakter "aku"-nya. Seperti misalnya dialog berikut ini:<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Billie menjawabku dengan serius, "Kau mungkin sangat pintar menceritakan sebuah kisah, menciptakan emosi, penderitaan, rasa sakit hati, tapi kau tidak tahu cara menggambarkan asam garam dunia nyata, <i>rasa kehidupan</i>."<br />
(...)<br />
Aku merasa agak ragu, tapi aku tahu Billie tidak sepenuhnya salah. Aku tidak mampu menangkap keajaiban pada saat tertentu dalam kata-kata. Keajaiban itu tidak bisa kurasakan. Aku tidak tahu cara memilah dan menikmati momen seperti itu, maka aku juga tidak bisa berbagi dengan para pembaca.</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian ini jujur saja membuat saya terbahak, karena paragraf itu menjelaskan dengan tepat kondisi penulisan novel <i>The Girl on Paper</i>. Saat membaca, saya selalu tertarik dengan premis cerita dan dinamika tokoh-tokohnya, terutama karakter dua sahabat setia Tom sejak remaja, Milo dan Carole, tapi selalu menemukan bahwa meskipun premis dan karakter-karakternya tak ada yang pantas diprotes, tapi tak ada <i>rasa</i> yang saya dapatkan dari membaca novel ini. Awalnya saya kira karena ini novel Perancis, dan orang Perancis memang menurut saya lebih gemar mengumbar kalimat-kalimat inspiratif nan filosofis dibanding penggambaran emosi dan rasa, tapi membaca kalimat ini membuat saya berpikir ulang apakah teknik menulis tanpa rasa ini memang sengaja dilakukan dalam bentuk metafiksi--entah memang untuk menjelaskan bahwa Tom <i>adalah</i> Musso atau Musso sengaja mempermak teknik menulis sedemikian rupa dalam metode metafiksi agar terlihat bahwa Tom-lah yang menulis untuk pembaca, bukan Musso. Mungkin saya yang terlalu cocoklogi, tapi selain suka berfilsafat dalam kisah, karya sastra Perancis juga terkenal sering menyajikan plot absurd dan penuh alegori serta metafora. Apalagi tema utama novel ini adalah kehadiran Billie Donelly yang mengaburkan realitas dunia nyata dengan dunia fiksi. Penemuan ini bisa saja jadi salah satu <i>easter egg</i> yang sudah disiapkan dalam memecahkan identitas Billie, bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Besar Tanpa Negara Berbahasa Inggris</b><br />
<br />
Sewaktu Penerbit Spring berkata bahwa mereka akan menerbitkan novel Perancis, saya sangat tertarik. Apalagi Penerbit Spring membuat sampulnya semacam satu tema dengan kover <i>Le Petit Prince (Pangeran Kecil)</i> yang juga merupakan ceita favorit saya. Perancis termasuk negara yang karya klasiknya saya sukai dan buku-buku filsafat favorit saya juga banyak ditulis oleh cendekiawan Perancis, tapi entah kenapa saya tidak pernah mendengar nama penulis kontemporer Perancis.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://images.gr-assets.com/books/1324474962l/13272459.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://images.gr-assets.com/books/1324474962l/13272459.jpg" width="214" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Le Petit Prince kover Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Karena itu saat Penerbit Spring menulis bahwa karyanya telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa, pikir saya novel ini pasti terkenal bukan main. Saya iseng cek laman goodreads-nya untuk mencari tahu mengenai ulasan ceritanya. Tapi yang saya temukan, sampai beberapa halaman pertama semua ulasannya di goodreads dalam bahasa Arab???? Padahal, karena Amazon dan Goodreads adalah situs berbasis bahasa Inggris, jika sudah ada terbitan bahasa inggrisnya pasti yang dipajang jadi default adalah versi inggrisnya. Buku-buku Musso yang lain pun meski ada yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, tampaknya tak mendapat perhatian banyak dari basis pembaca berbahasa inggris seperti US dan UK.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifq07NHW0_3Kz8UmYE5grD3ZnCak7sbrpnrkRJCVt8lCKmzvuw3e84aERz7c6EqPTJXMiIvrRG_50n-hq53PHw1cyPQmE2GhzgcZh7zGYr3rz1SaZcEbXAc7aPkqLtrCfvh4g5y2FAf2iG/s1600/random18.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifq07NHW0_3Kz8UmYE5grD3ZnCak7sbrpnrkRJCVt8lCKmzvuw3e84aERz7c6EqPTJXMiIvrRG_50n-hq53PHw1cyPQmE2GhzgcZh7zGYr3rz1SaZcEbXAc7aPkqLtrCfvh4g5y2FAf2iG/s320/random18.jpg" width="218" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Lalu saya jadi ingat bahwa saat Patrick Modiano, seorang penulis sastra kontemporer Perancis, memenangkan Nobel Sastra di tahun 2014, banyak pembaca buku dunia yang kebingungan <a href="http://www.telegraph.co.uk/culture/books/11741343/Patrick-Modiano-the-Nobel-Prize-winner-nobody-had-read.html">siapa itu Patrick Modiano</a>. Ternyata karyanya saat itu masih sangat sedikit yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, membuat penghargaan Nobel yang diraihnya disangsikan dan terkesan misterius, karena bagaimana mungkin seseorang bisa terkenal tanpa dibaca khalayak sastra berbahasa inggris?<br />
<br />
Berangkat dari berita Modiano yang saya dengar dua tahun lalu dan laman goodreads buku-buku Musso, saya mencari tahu tentang kondisi sastra Perancis, dan ternyata alasan kenapa sastra Perancis seakan tenggelam setelah memasuki era kontemporer adalah karena adanya <a href="http://www.bbc.com/news/magazine-25198154">stereotip bahwa novel Perancis terlalu teoritis, absurd, dan rumit</a>. Ada juga yang berasumsi bahwa novel-novel Perancis <a href="http://www.myfrenchlife.org/2015/06/30/lack-french-literature-anglophone/">ditulis dalam bahasa yang terlalu formal</a>. Menilik novel The Girl on Paper ini, saya kira saya bisa melihat landasan stereotipnya. Orang Amerika Serikat yang selalu menyukai emosi menggebu dalam bacaannya dan orang Inggris yang menyukai runutan logis mungkin akan merasa bosan membaca The Girl on Paper yang plotnya terasa absurd, terutama saat mengeksekusi ending cerita yang terkesan <i>deus-ex-machina</i>.<br />
<br />
Saya rasa semua itu hanya masalah perbedaan budaya dan selera pasar, bukan karena buku Musso tidak begitu bagus. Buktinya, meski tanpa bantuan negara-negara berbahasa Inggris, buku ini telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa dan laku sebanyak 27 juta eksemplar! Tidak bisa dipungkiri angka itu adalah angka penjualan yang luar biasa. Dan Penerbit Spring jelas sangat jeli dan berani karena bisa menandai karya luar biasa ini di antara sederet nama penulis Amerika dan Eropa yang secara nama akan lebih banyak dikenal. Memang dari dulu saya salut sekali pada pemilihan naskah tim produksi Haru dan lininya. Teruslah menerbitkan karya-karya bermutu yang tak banyak diketahui orang, Spring!<br />
<br />
<b>Surprise Giveaway!</b><br />
<br />
Jadi, awalnya saya cuma diminta untuk membuat first impression reviee (yang saya tulis <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2016/08/book-talk-girl-on-paper-try-hundred.html">di sini</a>) dan full review dari novel ini, tapi ternyata sekitar seminggu lalu saya diberi tahu kabar mendadak bahwa Penerbit Spring akan memberikan <b>satu</b> eksemplar novel The Girl on Paper yang unyu ini untuk satu orang pemenang! Cek syaratnya di bawah! <br />
<br />
1. Beralamat kirim di Indonesia<br />
2. Menyukai/follow akun Penerbit Spring di <a href="https://twitter.com/penerbitspring">twitter</a>, <a href="https://www.facebook.com/penerbitspring/?fref=ts">facebook</a>, dan/atau <a href="https://www.instagram.com/penerbitspring/">instagram</a> (boleh satu, boleh ketiganya)<br />
3. Follow blog ini melalui GFC/Bloglovin'/email<br />
4. Bagikan informasi giveaway ini ke social media kalian <br />
5. Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar:<br />
<br />
"Menurut kalian siapakah yang akan berakhir menjadi pasangan Tom?"<br />
<br />
A. Aurore - Sang Mantan<br />
B. Billie - Si Gadis Fiksi<br />
C. Carole - Sahabat Cantik Semenjak Remaja<br />
D. Selain mereka bertiga - Perempuan Misterius~<br />
E. Tidak dengan siapa-siapa - novel ini sama sekali bukan tentang kisah cinta<br />
<br />
Beserta alasannya, ya! Saya mau dengar teori kalian soal siapa yang kira-kira akan jadi pasangan cinta Tom di buku ini. Tuliskan entri kalian dalam format berikut:<br />
<br />
Nama:<br />
Email:<br />
Follow Penerbit Spring: (sebutkan nama akun yang digunakan untuk follow)<br />
Follow blog: (sebutkan nama akun)<br />
Link share: <br />
Jawaban:<br />
Alasan/teori:<br />
<br />
Jawabannya saya tunggu sampai <b>15 Oktober pukul 10.00 WIB</b>. Setelah itu pemenang akan saya undi secara random (random! karena kalau dipilih berdasarkan jawaban benar nanti spoiler dong! hehehe). Selain saya, akan ada beberapa orang lagi yang mengadakan giveaway novel ini. Kalau mau tahu siapa saja dan jadwalnya, boleh tengok di <a href="https://www.instagram.com/yuusasih/">instagram</a> saya. <i>Good luck!</i></div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com28tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-5267296233263064032016-09-24T02:50:00.000+07:002016-09-24T13:40:52.907+07:00[Review] Inteligensi Embun Pagi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d2arxad8u2l0g7.cloudfront.net/books/1454636286l/28937283.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d2arxad8u2l0g7.cloudfront.net/books/1454636286l/28937283.jpg" width="208" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Judul: Inteligensi Embun Pagi (Supernova #6)</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Dee Lestari</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbit: Bentang</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun cetakan: 2016</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis: ebook</div>
<div style="text-align: justify;">
Tebal: 724 halaman</div>
<div style="text-align: justify;">
ISBN: 9786022911319<br />
<br />
<i>Perhatian: Ulasan berikut ini mungkin akan mengandung </i>spoiler<i> terhadap keseluruhan novel dan seri Supernova, karena tujuan ulasan ini dibuat adalah sebagai analisis singkat terhadap seri Supernova serta usaha pemberian penjelasan bagi pembaca yang belum bisa memahami hal-hal yang terjadi dalam Inteligensi Embun Pagi. </i><br />
<br />
<i>Bagi yang belum membaca, Inteligensi Embun Pagi bisa dipinjam dan dibaca melalui aplikasi iJakarta. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Kisah Akhir Supernova</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah masa penantian panjang, terutama bagi penggemar yang telah mengikuti sejak gelombang trilogi pertama di tahun 2001-2004 dan ikut terombang-ambing hiatus selama delapan tahun sebelum gelombang trilogi terakhirnya muncul, akhirnya perjalanan itu selesai di Inteligensi Embun Pagi. Dengan satu-satunya sampul buku yang putih. *sisi kompulsif dalam diri saya meraung tak terima*<br />
<br />
Tidak seperti buku sebelumnya yang membahas khusus mengenai satu orang, di buku ini semua karakter dari seri sebelumnya ditumpahkan dalam penjelasan dan penjabaran misteri sepanjang 700-an halaman yang penuh ketegangan. Bagi yang mengira buku ini akan bercerita mengenai siapa pun orang terakhir yang akan melengkapi jawaban mereka semua, sayang sekali harapan itu tidak akan terpenuhi. Ini adalah buku jawaban, bukan lagi buku pertanyaan.<br />
<br />
Fokus kisah utama di novel ini dibagi ke dalam dua grup besar: kelompok Gio dan kelompok Alfa. Kisah dibuka dengan petualangan Gio di Urubamba untuk mencari tahu mengenai makna empat batu yang didapatkannya sebelumnya. Melalui upacara Ayahuasca, Gio dijelaskan mengenai takdir dirinya sebagai salah seorang Peretas--jenis <i>hybrid</i> antara dewa dan manusia dari gugus Asko yang memiliki tugas untuk memberikan pencerahan spiritual di dunia. Dengan pengetahuna tersebut, Gio si embun pagi kembali ke Indonesia untuk mencari teman-teman gugusnya yang lain.<br />
<br />
Di sisi lain, Alfa pun kembali ke Indonesia bersama Kell. Kell memberinya pilihan untuk ke Jakarta atau ke Bandung lebih dulu untuk mengumpulkan teman-temannya. Karena kondisi teman-teman gugusnya yang berada di Bandung--Elektra dan Bodhi--lebih kritis dibanding Gio dan Zarah, maka Alfa menuju ke Bandung untuk menyelamatkan mereka. Sementara itu, Gio memecahkan misteri mengenai <i>Sarvara</i>, Peretas, dan <i>Infiltran</i> melalui satu-satunya kontak yang diberikan Diva padanya: Reuben dan Dimas. Mereka semua harus berpacu dengan waktu sebelum para <i>Sarvara</i> menggagalkan tugas gugus mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Manunggaling Kawula Gusti Rasa Alien</b><br />
<br />
Sejak buku pertama, Dee mengajak kita untuk menggugat banyak hal. Di buku pertama kita diajak menggugat sains, sementara buku kedua hingga kelima kita diajak menggugat perkara ketuhanan superfisial dalam agama-agama yang ada di Indonesia. Buku terakhir ini kita tidak akan lagi menggugat. Kita akhirnya mendapat jawaban utama dari semua gugatan itu, yaitu ajaran bernama spiritualisme universal.<br />
<br />
Apa itu spiritualisme universal? Spiritualisme universal adalah ajaran bahwa <b>"pada hakikatnya setiap manusia, terlepas dari agama dan kepercayaannya, meyakini bahwa tujuan mereka di dunia adalah untuk mencari dan mengenali tuhan dalam dirinya sendiri."</b> Ajaran ini banyak mengambil unsur utamanya dari sistem karma Hindu-Buddha, yang kemudian dileburkan dengan spiritualisme dari agama dan kepercayaan yang lain, seperti Islam Sufistik atau Kristen Spiritualis. Spiritualisme universal ini sebagian besar digunakan oleh para <i>yogic</i> (praktisi yoga) yang lebih cenderung pada spiritualisme dibanding label ajaran agama tertentu. <br />
<br />
Dalam spiritualisme universal, setiap manusia berawal dari "ruh ilahiah" atau pancaran ilahi yang diturunkan ke bumi dan dibungkus oleh zat materi duniawi berbentuk raga jasmani. Zat materi duniawi ini awalnya berfungsi untuk menampung dan mengembangkan pancaran ilahiah lain, namun keberadaannya yang seperti kepompong seringkali justru membuat manusia lupa akan identitas ilahiahnya hingga dia terjerat dalam penjara <i>samsara</i> (perputaran karma). Tujuan spiritualisme universal adalah untuk membebaskan diri dari jerat <i>samsara</i> (<i>moksa</i>) dan kembali mengingat ruh ilahiahnya.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Mati yang seharusnya bukan urusan putusnya kesadaran dari tubuh. Mati
adalah ketika lupa. Lupa kalau kita sebetulnya tidak harus jadi bagian
dari penjara ini." (hal. 178) </blockquote>
<br />
Tak hanya di India, yang menjadi sumber spiritualisme tertua di dunia,
Indonesia pun mengenal ajaran-ajaran spiritualisme. Rakyat Jawa mengenal
prinsip <i>Manunggaling Kawula Gusti</i> dalam ajaran Kejawen, yang memahami bahwa dualisme manusia dan tuhan, bumi dan langit, hanyalah sebuah ilusi karena sesungguhnya manusia dan tuhan adalah satu. Manusia merupakan sebagian dari pancaran ilahi tuhan, karena itulah manusia juga memiliki ruh tuhan dalam dirinya sendiri. Ajaran ini kemudian ditegaskan lagi oleh <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Abdul_Jalil">Syekh Siti Jenar</a>, dan membuatnya dianggap sesat oleh Walisongo, tetapi kembali ditegaskan di era Jawa Baru oleh pujangga anonim dalam <a href="https://www.goodreads.com/book/show/17559341-gatholoco?ac=1&from_search=true">Serat Gatholoco</a>. Di abad millenium, Dee kembali mengangkat ajaran ini dalam bentuk seri novel fantasi/scifi dengan cita rasa khas perburuan alien.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Bukan Perkara Baik Melawan Jahat</b><br />
<br />
Di Supernova, ruh ilahiah mewujud sebagai Sarvara, <i>the higher being</i>
yang tak pernah bisa dipertanyakan sejak kapan ada di dunia. Peretas
adalah manusia-manusia spesial yang mampu sadar akan kesejatian dirinya
dengan dibantu oleh para ruh bumi alias Infiltran. Tugas para Peretas
adalah untuk menjalankan sekuens takdir yang telah direncanakan selama
bertahun-tahun, untuk nantinya mendatangkan Peretas Puncak. Apa dan
siapakah Peretas Puncak ini, tidak dijelaskan secara gamblang oleh Dee,
tapi menurut kesimpulan saya dari apa yang telah dijelaskan oleh para
Infiltran mengenai Peretas Puncak, sepertinya akan menjadi semacam Nabi
atau Manusia Penuntun Umat yang baru? Atau semacam itulah.<br />
<br />
Nah, para
Peretas ini bentuknya seperti koloni lebah: terbentuk dari gugus-gugus <strike>macam pramuka</strike> yang setiap gugusnya terbentuk dari penyatuan enam jiwa. Gugus Asko, gugus Alfa dkk., dikatakan akan menjadi gugus tempat turunnya Peretas Puncak ini, karena itu kebangkitan mereka adalah hal yang paling ingin dihalangi oleh para <i>Sarvara</i>. Kenapa <i>Sarvara</i> ingin menghalangi kebangkitan para Peretas dan turunnya Peretas Puncak? Hal ini adalah untuk mencegah "penyebaran kesadaran ketuhanan" secara masif. Bisa dibilang, <i>Sarvara</i> tidak ingin kedudukan mereka "di langit" makin banyak yang menggugat.<br />
<br />
Jadi, <i>Sarvara</i> jahat, dong, karena menghalangi manusia menyadari kesejatian dirinya? Menurut saya ini bukan perkara jahat atau baik. Ini hanya perkara pilihan: apakah manusia ingin kembali mengingat kesejatiannya dengan tuhan, ataukah dia ingin tetap lupa dan menjalani kehidupan dunia seperti manusia pada umumnya? Karena jika manusia menyadari kesejatian tersebut, mengikuti kehendak para <i>Infiltran</i>, mereka mungkin akan menjadi manusia yang tersisih dari manusia lain sementara harus terus terjerat dalam <i>samsara</i>. Contohnya seperti Syekh Siti Jenar yang harus dieksekusi karena dianggap sesat ajarannya. Sementara jika manusia hanya mengenal tuhan sebagai sesuatu yang ada di luar dirinya, mereka akan bebas memiliki individualisme dan menjalani hidupnya dengan bebas, meski dengan konsekuensi manusia tidak akan pernah bisa menyadari "siapa" diri mereka sebenarnya.<br />
<br />
<b>Supernova dan Perkara-perkara yang Tak Selesai </b><br />
<br />
Meskipun teori yang hendak dijabarkan novel ini terasa luar biasa, tapi saat membacanya sendiri rasanya tak terlalu istimewa. Lebih dari 700 halaman dalam <i>Inteligensi Embun Pagi</i> hanya menceritakan rentang waktu sekitar paling lama dua minggu. Setiap halaman dipenuhi dengan adegan-adegan <i>action</i> super cepat, bolak-balik di sekitar Jawa Barat dan terakhir menclok di Medan. Tak ada banyak waktu untuk pengembangan karakter. Mungkin wajar, karena toh karakter setiap gugus sudah dieksplor di bukunya masing-masing. Kecuali Gio. Gio si anak tiri. Kasihan Gio dapat buku atas nama sandinya (embun pagi) tapi tugasnya hanya untuk <strike>jadi kuncian</strike> insta-lopidopi sama <strike><i>yoni</i>-nya</strike> Zarah sementara inti novel dipegang oleh Alfa sebagai pemimpin gugus <strike>pramuka</strike> Asko. Jadi, ya, saya secara umum tidak keberatan akan konten novel ini, tapi sayangnya tak tergugah dan kasihan setengah mati pada pengembangan karakter si anak tiri yang mandeg hanya seputar patah hati.<br />
<br />
Selain itu, masih ada pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab--atau tak dijawab dengan memuaskan--dan hanya bisa dirangkai-rangkai sendiri. Seperti kenapa tiap gugus harus enam orang? Jawaban paling mudah yang bisa diberikan adalah karena segienam merupakan bentuk geometri paling kuat di dunia, terbukti dari sarang lebah madu yang begitu kokoh karena dindingnya dibangun dari heksagonal. Namun kemudian pertanyaan akan kembali muncul ketika sekuens untuk masuk ke Asko tidak dimulai atau diakhiri oleh Alfa sang pemimpin gugus, melainkan dimulai oleh Elektra dan diakhiri oleh Gio dengan urutan Elektra (Peretas Memori) --> Bodhi (Peretas Kisi) --> Alfa (Peretas Mimpi) --> Zarah (Peretas Gerbang) --> Gio (Peretas Kunci) dan Zarah serta Gio harus dibangkitkan bersama-sama.<br />
<br />
Urutan yang aneh ini, serta fungsi-fungsi setiap Peretas, entah kenapa tidak dijelaskan, tapi saya kira ini ada hubungannya dengan proses pencerahan spiritualisme seperti yang dijelaskan dalam <i>Serat Gatholoco</i>. Di sana, dijelaskan bahwa untuk membangkitkan kesadaran spiritualisme, hal yang perlu dibangkitkan secara berurutan adalah ingatan (memori), kesadaran relatif (budhi), perasaan (emosi), dan terakhir adalah pikiran. Begitu empat itu terbuka, maka pancaran ilahiah akan bersatu dengan tubuh fana manusia. Elektra dan Bodhi semacam sudah jelas, sementara kenapa Alfa di urutan ketiga, kemungkinan itu karena hubungannya dengan Ishtar yang mewakili proses pembebasan perasaan. Zarah dan Gio adalah <i>lingga-yoni</i> mereka, tempat penyatuan itu terjadi dan lahir <strike>yes, both metaphorically and literally</strike>. Mungkin hal ini juga bisa menjelaskan mengenai nasib Kesatria dan Putri.<br />
<br />
Omong-omong mengenai Kesatria dan Putri, saya pernah mendengar Dee menyatakan bahwa <i>Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh</i> adalah semacam buku prekuel tersendiri, sementara <i>Akar</i> hingga IEP merupakan satu-kesatuan. Hal ini dijawab di IEP dengan menyatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam KPBJ sesungguhnya adalah satu gugus tersendiri, gugus Kandara, yang dianggap gagal lepas landas karena melakukan blunder atas prakarsa Bintang Jatuh (Diva) sejak mereka berada di gugusnya (sebelum kelahiran). Jadi, bisa dibilang KPBJ adalah contoh kesadaran spiritual yang gagal mewujud, jadi dalam Akar dan buku-buku selanjutnya, Dee menceritakan pada kita bagaimana proses pencerahan yang <i>seharusnya terjadi</i>--meski susah payah--melalui Alfa dkk. <br />
<br />
Fakta ini menarik perhatian saya karena hal paling remeh sedunia yang bikin saya protes sejak zaman dahulu kala: kenapa hanya KPBJ yang setting-nya murni di Indonesia sementara <i>Akar</i> dan seterusnya pasti mendapatkan pencerahan spiritual di luar negeri? Oke, Petir juga murni di Indonesia, tapi si Elektra juga yang paling mudah dipengaruhi <i>Sarvara</i> di gugusnya. Apa dengan ini Dee ingin menggugat masyarakat Indonesia yang masih terjerat dalam ketuhanan superfisial--karena itu Kandara yang harusnya lahir di Indonesia jadi melakukan blunder? Atau Dee ingin menggugat mental instan masyarakat Indonesia dengan pembelotan gugus Kandara yang berusaha radikal tapi akhirnya terkooptasi oleh sistem penguasa (<i>Sarvara</i>)? Sampai sekarang saya tidak bisa menerka hal yang paling mendekati, tapi saya suka dengan keputusan membuat blunder gugus Kandara--walau memang sayang akhirnya blunder, berhubung saya paling suka KPBJ.<br />
<br />
Dan apa yang akan terjadi pada gugus Kandara setelah ini? Di akhir cerita, sepertinya ada kesan bahwa hidup(?) takkan berakhir baik buat mereka, tapi tak ada yang dijelaskan lebih lanjut. Pembaca diminta untuk menerka sendiri apa yang akan terjadi pada mereka. Yah setidaknya bisa dijadikan bahan fanfiksi spekulatif. <br />
<br />
Kira-kira begitulan analisis singkat yang bisa saya rangkum di sini. Terima kasih untuk Dee karena telah menggenapkan seri ini dan salut atas risetnya yang luar biasa detail. Saya rasa, terlepas dari bagaimana cara pembaca menikmatinya, buku ini patut diberikan apresiasi yang besar untuk segala usahanya menjadi seperti sekarang.<br />
<br />
Kalau ada yang mau berteori dan berdiskusi dengan saya mengenai seri ini, terutama soal pertanyaan tak terjawab saya, yuk, ngobrol di kolom komentar!</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-26083406355090621552016-08-27T09:00:00.000+07:002016-08-27T09:00:00.159+07:00[Book Talk] The Girl on Paper: Try A Hundred Pages!<div style="text-align: justify;">
Bulan ini kebetulan saya mendapat lumayan banyak ARC (<i>Advance Reader Copy</i>) jadi saya kira asyik juga kalau coba membuat Try A Chapter Tag. <i>Game</i> ini aslinya dibuat oleh booktuber <a href="https://www.youtube.com/watch?v=Qv0Hx2hq_UQ&feature=youtu.be">BookParadise</a> dengan syarat mengambil satu atau beberapa buku yang belum sempat dibaca dan membaca satu <i>chapter</i> pertama buku tersebut untuk menentukan apakah kita akan lanjut dengan buku tersebut atau tidak. Tapi peraturannya
saya modifikasi sedikit jadi seratus halaman pertama karena selama ini
saya selalu memutuskan apakah <i>yay-or-nay</i> suatu buku dari lima puluh hingga seratus halaman pertama. <i>First hundred pages rule!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ARC yang saya dapat bulan ini datang dari Penerbit Spring dan NetGalley. Untuk kali ini, saya akan membahas dulu ARC yang dari Penerbit Spring. Yang dari NetGalley akan saya bahas di postingan selanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang saya dapat dari Penerbit Spring?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini nih, kover dan <i>blurb</i>-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDpl5NhUcBEKsKYEnbTlPYXEbnHZcQ8WS1rt6WkSitPoZPB5a5v99tkfjsxk-NY9Po2EWjJ3d2_5GhSPkBN-xCMyeSG5pBrB7nI8cyHGr9-Ykbt-UopyGRDSuDQVrzJ9UlyTSgWMHSh6L-/s1600/girl+on+paper+template.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDpl5NhUcBEKsKYEnbTlPYXEbnHZcQ8WS1rt6WkSitPoZPB5a5v99tkfjsxk-NY9Po2EWjJ3d2_5GhSPkBN-xCMyeSG5pBrB7nI8cyHGr9-Ykbt-UopyGRDSuDQVrzJ9UlyTSgWMHSh6L-/s400/girl+on+paper+template.png" width="272" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Blurb</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Gadis itu terjatuh dari dalam buku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Hanya beberapa bulan yang lalu, Tom Boyd adalah seorang penulis miliader yang tinggal di Los Angeles dan jatuh cinta pada seorang pianis ternama bernama Aurore. Namun, setelah putusnya hubungan mereka yang terekspos secara publik, Tom menutup dirinya, menderita <i>writer's block</i> parah, dan tenggelam dalam alkohol dan obat terlarang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Suatu malam, seorang gadis cantik yang asing muncul di teras rumah Tom. Dia mengaku sebagai Billie, karakter dalam novelnya, yang terjatuh ke dunia nyata karena kesalahan cetak dalam buku terakhir Tom.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Meskipun cerita itu gila, Tom harus percaya bahwa gadis itu benar-benar Billie. Akhirnya mereka membuat perjanjian. Jika Tom mau menulis novel agar Billie bisa kembali ke dunianya, Billie akan membantu Tom mendapatkan Aurore kembali.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Tidak ada ruginya, kan? Iya, kan?</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dilihat sekilas begini, nuansa kovernya mengingatkan pada novel <i>Le Petit Prince</i> alias <i>Pangeran Kecil</i>, dasarnya putih dan digambar dalam bentuk kartun. Kebetulan pula novel ini juga merupakan novel berbahasa asli Perancis. Jadi, waktu pertama kali lihat Penerbit Spring memberi bocoran tentang buku ini, saya kira buku ini akan jadi semacam versi <i>Young Adult</i> dari <i>Le Petit Prince</i>, apalagi <i>blurb</i>-nya mengesankan kisah yang rada absurd juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ternyata buku ini adalah buku <i>New Adult</i> saudara-saudara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini pertama kalinya saya baca novel <i>new adult</i>, tapi novel ini berhasil memikat saya sejak halaman pertama. Di bagian prolog, diceritakan dalam sudut pandang berbagai klipingan koran yang <i>terlalu realistis</i>--sampai bisa menipu karena saya sempat <i>scrolling file</i> PDF sampai jauh sekali karena menganggap bagian itu adalah bagian <i>endorsement</i> sampai akhirnya menyadari kalau <i>itu termasuk ceritanya</i>!--dijelaskan mengenai kesuksesan individual Tom sebagai penulis <i>best seller</i> dan Aurore sebagai pianis muda yang eksentrik dan kontroversial, hingga akhirnya mereka bertemu dan menjalin romansa kilat selama enam bulan, lalu putus begitu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah cinta yang begitu cepat dan sedingin klipingan <i>hard news</i> itu langsung memikat saya. Anehnya, dari prolog itu, yang paling memikat hati saya adalah sosok Aurore yang dingin dan konon bersifat kalkulatif, baik pada musik maupun partner romantisnya. Mau tak mau, imej Aurore yang pertama muncul di benak saya adalah sosok mbak ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9sCQdtawD1s28iwD3rxymu6IZgjVfTpg47Y73zwy6IpemvlmJNhAiRkSrGmqAOAehZoMsOjxPHdyoMCox0bwdw-ubUKpsyimixFfPZTu5VnrWZfQV0DBJ1AtQjwEtSKcwRqGtnyx9EiIX/s1600/27624871.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="315" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9sCQdtawD1s28iwD3rxymu6IZgjVfTpg47Y73zwy6IpemvlmJNhAiRkSrGmqAOAehZoMsOjxPHdyoMCox0bwdw-ubUKpsyimixFfPZTu5VnrWZfQV0DBJ1AtQjwEtSKcwRqGtnyx9EiIX/s320/27624871.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bagi yang suka mengikuti gosip seleb Hollywood, pasti setidaknya familiar dengan gosip-gosip mengenai Taylor Swift yang juga kontroversial, terutama mengenai <a href="http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-3645871/Has-Hiddy-REALLY-fallen-calculating-woman-pop-Taylor-Swift-dating-Tom-Hiddleston-bag-man-moment.html">pergantian pasangannya yang hanya dalam hitungan minggu, yang konon hanya untuk membentuk imej publik sebagai bintang pop</a>. Taylor juga disebut "kalkulatif" oleh berbagai media, terutama setelah putusnya hubungan dengan rekor pacar terlamanya, Calvin Harris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saking miripnya berita-berita tentang Aurore dengan berita terkini Taylor Swift, saya sempat mengira kalau novel ini terinspirasi dari masalah Taylor. Namun begitu saya cek, ternyata novel ini terbit di tahun 2010, sebelum masalah dengan Calvin Harris dan tuduhan kalkulatif itu tersemat pada Taylor. Tapi rasanya.... wow, <i>propethic</i> sekali, ya novel ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Intinya, saya tertarik dengan tokoh Aurore dan berharap dia akan memiliki peran yang cukup signifikan di dalam cerita, karena sejauh seratus halaman yang saya baca, dia belum muncul selain sebagai bahan igauan Tom. Selain itu, saya juga tertarik dengan "seberapa nyata" tokoh Billie dalam realitas Tom dan kawan-kawannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tentu saja pertanyaan paling penting: akan dibawa ke mana kisah ini? Cerita fantasikah? Realisme-magiskah? Atau kontemporer biasa? Siapakah yang akhirnya bersama Tom? Aurore yang kembali bersamanya seperti layaknya kisah romansa kontemporer? Apakah Carole sahabat masa kecilnya memendam rasa pada Tom? Atau Tom akan berakhir dengan Billie, tokoh karangannya sendiri, dan mengaburkan batas antara fiksi dan fakta? Atau Tom akan berakhir sendirian? Hmmmm.....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang jelas, saya penasaran banget dengan kelanjutan kisah ini. Berhubung ARC yang diberi ke saya juga hanya setengahnya, jadi saya menahan diri untuk tidak baca lebih jauh--dan penasaran makin dalam. Saya akan baca lengkap begitu buku cetaknya saya dapatkan. Nantikan juga ulasan penuhnya nanti!<br />
<br />
Sekarang, joged dulu sama Mbak <strike>Aurore</strike> Taylor Swift, yuk! Saya pilihin lagu yang kira-kira cocok sama cerita ini, deh.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/IdneKLhsWOQ" width="560"></iframe>
</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-2399417012168685352016-08-14T14:29:00.001+07:002016-08-15T01:48:03.054+07:00[Book Talk] My Brilliant Friend Dramatic Reading di BBC Radio 4<div style="text-align: justify;">
Bagi yang senang <i>update</i> mengenai karya-karya pemenang <i>book award</i> internasional, pasti sadar kalau ada satu buku yang menjadi perbincangan hangat tahun ini dan membuat banyak orang berbondong-bondong membacanya. Buku itu adalah Neapolitan Novels karangan penulis Italia, Elena Ferrante.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6PWez3SzOS8c_bfxbnrdHuSSLigKtUeIMey2xlnwcY3PTXJFW1P3EitfG8GPlqQxIcVnQP7l67AlX9cewXcpAOH7ip9yov6cdZId7NTYYyfJFx4JwKdafdUGCbVwjgB8-Ue7I8u3uLU72/s1600/Elena-Ferrante-series.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6PWez3SzOS8c_bfxbnrdHuSSLigKtUeIMey2xlnwcY3PTXJFW1P3EitfG8GPlqQxIcVnQP7l67AlX9cewXcpAOH7ip9yov6cdZId7NTYYyfJFx4JwKdafdUGCbVwjgB8-Ue7I8u3uLU72/s640/Elena-Ferrante-series.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Nama Elena Ferrante mulai menjadi perbincangan hangat sejak buku terakhir dari Neapolitan Novels, <i>The Story of the Lost Child</i>, masuk ke dalam daftar nominasi salah satu penghargaan buku internasional bergengsi, <a href="http://themanbookerprize.com/resources/media/pressreleases/man-booker-international-prize-2016-shortlist-announced">The Man Booker International Prize 2016</a>. Ferrante menjadi satu nama asing yang bersaing dengan nama-nama kenamaan seperti Orhan Pamuk. Terlebih lagi, sosok penulis ini diselimuti oleh misteri. Meski telah menelurkan belasan karya, tapi sosok Elena Ferrante tidak pernah muncul di publik atau diketahui nama aslinya. Hal ini yang akhirnya makin membuat banyak orang penasaran dengan karyanya--walau setelah dibaca, karyanya juga luar biasa bagus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, saking <i>booming</i> dan kerennya seri ini, sampai-sampai ada fans setia yang membuat klub buku Elena Ferrante. Elena Ferrante sendiri tahun ini masuk ke dalam daftar <a href="http://time.com/collection/2016-time-100/artists/">100 orang berpengaruh versi majalah Time</a>. Dan sekarang, BBC pun mengadaptasi buku pertama seri ini, <i>My Brilliant Friend</i>, ke dalam bentuk <i>dramatic reading</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dramatic reading</i> itu apa, sih? <i>Dramatic reading</i> kira-kira mirip dengan <i>audiobook</i>, yaitu ketika seseorang membacakan sebuah buku dalam bentuk podcast untuk didengarkan oleh pembaca-alias-pendengar. Bedanya, jika <i>audiobook</i> hanya membutuhkan satu orang untuk menarasikan sepanjang buku, <i>dramatic reading</i> menghadirkan pembacaan dengan satu set pemeran untuk setiap karakter di novel dan tambahan efek suara latar yang membuat pembacaan menjadi lebih seperti drama radio.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oke, mari sekarang membahas <i>dramatic reading</i>-nya.</div>
<a name='more'></a><br />
<b>Sinopsis</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigm8aZq3_caZ9kmdpEYz2aKHWwZppy8g1jfBjGO6y7yJHfHSWiISu3Ly6FkotYnzgt1DlfqAHq1_OMLjt2qVKvUyA1k9-rciETkNTLugeXjdagHv_0SMHxMXJLQVgOoXlwkYyY8PYDKE_i/s1600/BBC+MBF.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigm8aZq3_caZ9kmdpEYz2aKHWwZppy8g1jfBjGO6y7yJHfHSWiISu3Ly6FkotYnzgt1DlfqAHq1_OMLjt2qVKvUyA1k9-rciETkNTLugeXjdagHv_0SMHxMXJLQVgOoXlwkYyY8PYDKE_i/s400/BBC+MBF.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Neapolitan Novels keempatnya berkisah tentang persahabatan Lila dan Elena (atau Lena) di sebuah komunitas miskin Naples, Italia, sejak kecil hingga mereka memasuki usia senja. <i>My Beautiful Friend</i> dibuka dengan Lena yang mendapat kabar dari cucu Lila bahwa sahabatnya itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Terakhir cucunya bertemu Lila, dia pamit untuk pergi berjalan-jalan tanpa membawa apa pun, tapi tidak kunjung kembali. Begitu cucunya ingin mencari sesuatu untuk diserahkan ke polisi, dia menemukan bahwa tidak ada satu pakaian atau barang pribadi pun yang tersisa di rumahnya. Seolah Lila lenyap tanpa bekas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari situ, Lena tiba-tiba teringat pada pembicaraannya dengan Lila berpuluh tahun lalu. Lila pernah menyatakan keinginannya untuk menghilang, bukan dengan bunuh diri atau pergi ke suatu tempat dan mendapatkan identitas baru, tapi benar-benar menghilang. Saat itu, Lena tidak percaya Lila bisa melakukannya dan berjanji akan selalu menemukan sahabatnya itu ke mana pun dia menghilang. Menyadari kini Lila benar-benar menghilang, Lena mengaduk memorinya untuk mencari tanda-tanda ke mana sahabatnya itu pergi.</div>
<br />
<b>Cast & Crew</b><br />
<br />
Lena : Monica Dolan<br />
Lila : Anastasia Hille <br />
Lila anak-anak : Grace Wingate<br />
Lila remaja : Chloe Harris<br />
Lena anak-anak : Elisabeth McEvilly<br />
Lena remaja : Daisy Tompkinson<br />
Penulis naskah drama: Timberlake Wertenbaker<br />
Sutradara : Celia de Wollf<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Dramatic Reading Review</b><i><b> </b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dramatic reading My Beautiful Friend</i> bisa didengarkan secara online di <a href="http://www.bbc.co.uk/programmes/b07m4lm6">website BBC Radio 4</a>. Sejauh ini, baru ada dua episode drama dengan durasi masing-masing satu jam. Sayangnya, saya belum mendapat informasi mengenai kapan waktu update untuk drama ini, tapi kemungkinan dramanya akan<i> update</i> setiap hari Minggu pukul 15:00 waktu UK.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama dua episode ini, saya sangat menikmati <i>dramatic reading</i>-nya. Yang paling saya suka dari <i>dramatic reading</i> adalah efek suara latar yang bisa membantu kita lebih mudah memahami situasi setting, jadi tidak hanya seperti sedang mendengarkan orang membacakan buku pada kita seperti dalam <i>audiobook</i>. Selain itu, para pemerannya juga bicara dengan tempo yang cukup pelan dan dramatis hingga saya tidak kesulitan menangkap setiap kalimatnya. Favorit saya adalah pemeran Lila anak-anak, yang suara tegas dan mendominasinya terdengar seperti Hermione Granger di film <i>Harry Potter and the Sorcerer Stone</i>. Tapi saat dewasa, suara Lila seolah lelah, sementara suara Lena yang waktu kecil selalu terdengar ragu malah menjadi lebih tegas, membuat saya penasaran apa yang membentuk perubahan kepribadian ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi yang ingin mencari alternatif cara membaca yang bisa sekaligus memperlancar kemampuan <i>listening</i> bahasa Inggris, drama ini boleh banget coba didengarkan. Kalimat-kalimatnya mudah dan diucapkan dengan jelas, tidak seperti drama BBC lain yang saya dengar, hingga bisa cocok untuk pemula. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan bagi yang tertarik mendengarkan, episode 1-nya konon hanya akan bisa didengarkan hingga 16 hari lagi sebelum dihapus. Jadi, ayo buruan didengarkan! <i>Very worth it!</i></div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-4450781729238801392016-08-11T01:05:00.003+07:002016-08-11T01:05:37.569+07:00[Book Talk] Halaman Preliminaries: Baca atau Lewat?<div style="text-align: justify;">
Bagi yang sering membaca buku nonfiksi atau novel klasik, pasti sering menemukan ada banyak halaman berisi segala macam sebelum bagian isi dimulai: bisa dalam bentuk prakata, pengantar, catatan penerjemah, atau <i>endorsement</i>. Terutama di buku-buku terbitan luar negeri, halaman-halaman seperti ini jumlahnya banyak sekali, bisa sampai mencapai lima puluh halaman sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti sekarang, saya sedang mencoba membaca The Second Sex, buku Simone de Beauvoir yang saya menangkan bulan lalu dari <a href="https://perpuskecil.wordpress.com/2016/07/20/wishful-wednesday-200-special-giveaway/">giveaway Wishful Wednesday</a> yang diadakan Mbak Astrid di blognya (<i>yes, I win!</i>). Begitu dibuka, ternyata buku itu punya halaman pengantar <i>tiga puluh lembar</i> sendiri! Beberapa waktu lalu, saat membaca novella klasik Alexander Pushkin, saya juga menemukan bagian catatan penerjemah juga sebanyak tiga puluhan lembar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dunia perbukuan, bagian ini disebut <i>front matter</i>, bagian pembuka, atau halaman <i>preliminaries</i> (atau sering disingkat sebagai <i>prelim</i>) Bagian ini biasanya diisi oleh halaman judul, halaman kolofon, daftar isi, bagian prakata atau pengantar, atau apa pun lah yang bisa ditaruh di depan (bisa cek isinya <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Book_design#Front_matter">di sini</a>). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4Rg2a1u5nwNNMcWBhrtNmI3q5vIoSlDTrpBvhLce2Hh3JArxzVHouBnrvjZ_W2wg_78KKaUUPbhjt34udWgWm6xXx7Y0tNvT6Zv1YGxKBRLGpMbKLSg2w5FlADbLr6YldOxLJX6fNJQdd/s1600/foreword-page-1a.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4Rg2a1u5nwNNMcWBhrtNmI3q5vIoSlDTrpBvhLce2Hh3JArxzVHouBnrvjZ_W2wg_78KKaUUPbhjt34udWgWm6xXx7Y0tNvT6Zv1YGxKBRLGpMbKLSg2w5FlADbLr6YldOxLJX6fNJQdd/s320/foreword-page-1a.jpeg" width="213" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaannya, kalian baca nggak sih, semua itu? Apalagi yang berpuluh-puluh halaman itu?<a name='more'></a> Dulu saya lewati semua halaman itu. Mikirnya, yang butuh ya isinya. Toh tinggal dibalik, lewat deh. Tak perlu segala remeh-temeh itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai saya mulai baca <i>ebook</i> dan yang namanya skip bagian prelim itu tidak semudah membalik halaman di buku, terutama jika menggunakan aplikasi reader yang minim fitur. Jadi beberapa kali saya coba untuk membaca prakata atau pengantar di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata, pengantar atau prakata yang diberikan itu berguna! Terutama untuk buku-buku nonfiksi sulit seperti filsafat atau novel klasik. Untuk buku-buku semacam itu, bagian prelim biasanya menyajikan biografi singkat mengenai penulis, konteks sosial/personal dari penulis ketika menulis karya tersebut, atau hal yang melatarbelakangi penulisan buku tersebut. Dari bagian prelim itu saya jadi bisa memahami kenapa hasil tulisan seseorang seperti itu--kenapa J. D. Salinger menulis tokoh ambegan di <i>The Catcher of the Rye</i>, apa yang membuat Dostoevsky menulis cerita <i>The Gambler</i>,<i> </i>mengapa Derrida merumuskan teori absurd semacam dekonstruktivisme, kenapa <i>The Second Sex</i> ditulis, dll. Mungkin kelihatannya sepele, tapi pengantar itu memberikan poin tersendiri dalam membantu kita memahami konteks sebuah tulisan dan, percaya atau tidak, akan mampu membuat kita lebih mengapresiasi hasil karya tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti saat membaca <i>The Gambler</i> dari Dostoevsky, misalnya. Tanpa membaca prakata dan catatan penerjemahnya, saya akan dengan mudah menilainya paling rendah dibanding semua cerita Dostoevsky yang saya baca. Novella itu menurut saya kurang 'menggigit', tidak seperti <i>Poor Folk</i> yang masih jadi favorit saya dan sering membuat saya berpikir, "Ini orang kenapa, sih, maniak banget judi?" Saya men-<i>judge</i> tokoh utama cerita itu habis-habisan dan langsung tidak suka pada sikapnya, sekaligus heran kenapa Dostoevsky membuat cerita seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi akhirnya saya membaca prakata yang diberikan di bukunya, dan menemukan bahwa <i>The Gambler</i> itu terinspirasi dari Dostoevsky sendiri. Pada satu masa, Dostoevsky juga pernah jadi maniak judi yang membuatnya jatuh miskin. Akhirnya, dia 'bertaruh' pada temannya, minta temannya itu membayar naskah yang akan ditulisnya dalam tenggat waktu dua puluh enam hari, dan jika novel tersebut tidak berhasil menjadi semacam <i>best seller</i>, maka temannya itu akan diberi izin untuk menerbitkan novel tersebut selama sembilan tahun tanpa royalti untuk Dostoevsky.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, ternyata novella <i>The Gambler</i> itu adalah karya hasil pertaruhan Dostoevsky yang sedang terlilit hutang judi dan kelaparan, dikerjakan dalam waktu yang begitu singkat dan berhasil menjadi <i>best seller</i> pada masanya, serta merupakan refleksi dari kebiasaan buruk Dostoevsky sendiri. Menyadari bahwa cerita itu merupakan bagian dari kisah personal Dostoevsky membuat saya lebih menghargai <i>The Gambler</i> daripada sebelumnya, meski masih lebih suka ceritanya yang lain. hehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang saya hampir tidak pernah melewatkan halaman prelim sebuah buku, dan akhirnya saya juga membacai ulang buku-buku yang dulu sudah selesai saya baca dan mulai membaca prelimnya. Sungguh, membaca bagian prakata bisa memberikan penghargaan dan pemahaman lebih terhadap suatu karya. Sayangnya, buku-buku terbitan baru sepertinya sudah jarang memberikan cerita latar belakang pembuatan karya dan sebagainya. Akan lebih baik jika bagian ini kembali dihidupkan dengan berbagai informasi tentang pengarang dan penerjemahan.</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-8553844849900832332016-07-20T07:00:00.000+07:002016-07-21T07:02:31.278+07:00Wishful Wednesday [14]<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDn7esv4BjZC84rdd29wNtiGZvfOJUE2klEZccxgwBr5Lwic2eHZ8YsoEYKJpzxXiwyBPEF0BdBX3fpLlylYdqfJJzbhpMrD14mu_rK3U6a6G61iB3mo2-7YVf2cdYEY2m1uU1e_YiwZ98/s1600/wishful-wednesday.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDn7esv4BjZC84rdd29wNtiGZvfOJUE2klEZccxgwBr5Lwic2eHZ8YsoEYKJpzxXiwyBPEF0BdBX3fpLlylYdqfJJzbhpMrD14mu_rK3U6a6G61iB3mo2-7YVf2cdYEY2m1uU1e_YiwZ98/s1600/wishful-wednesday.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya sempat bikin meme kesayangan ini lagi setelah lama banget kena blogging slump dan masalah kehidupan membuat keinginan saya untuk membeli buku sempat menghilang sama sekali. Mumpung hari ini bertepatan dengan perayaan Wishful Wednesday ke-200 (wow!), saya mau mencoba menginginkan buku lagi. Sekaligus mencoba peruntungan giveaway dalam rangka WW ke-200 ini. <strike>itu penting.</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan buku yang paling saya inginkan kali ini adalah buku ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://d.gr-assets.com/books/1458994625l/29622913.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1458994625l/29622913.jpg" width="212" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bisa dibeli di <a href="http://www.bukabuku.com/browses/product/9789791684767/second-sex-fakta-dan-mitos.html">Bukabuku</a> atau <a href="https://standbuku.wordpress.com/2016/04/08/second-sex/#more-2893">standbuku</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
Second Sex merupakan salah satu buku 'wajib' bagi mereka yang sedang/ingin mempelajari feminisme, terutama feminisme gelombang kedua. Sudah lama sekali saya mengincar buku ini, tapi selalu terkendala dengan harganya yang luar biasa mahal. Memang wajar, mengingat dalam bahasa inggris saja buku ini mencapai 700 halaman lebih. Karena itu, saya senang sekali begitu tahu kalau Penerbit Narasi menerjemahkan buku penting feminisme ini dalam bentuk dua bagian.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fakta dan Mitos merupakan bagian pertama dari Second Sex yang diterjemahkan oleh Narasi. Bagian keduanya berjudul Kehidupan Perempuan akan diterbitkan selanjutnya. Waktu lihat buku ini seliweran di pelapak indie <i>facebook</i> dan <i>instagram</i>, karena ada embel-embel subjudul, saya kira buku ini lebih merupakan buku rangkuman atau telaah terhadap The Second Sex (seperti yang sering terjadi dengan buku-buku filsafat), jadi saya tidak terlalu tertarik. Baru tahu belakangan kalau ternyata ini diterjemahkan betulan dari The Second Sex. Langsunglah buku ini masuk ke dalam <i>top wishlist</i> saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tolong doakan saya berjodoh sama buku ini--apalagi kalau berjodoh lewat Mbak Astrid! hihihi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yuk, share buku-buku yang kamu inginkan! Syaratnya bisa dicek langsung ke blog <a href="https://perpuskecil.wordpress.com/2016/07/20/wishful-wednesday-200-special-giveaway/">Mbak Astrid</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Long live Wishful Wednesday!</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-44964538427699009382016-07-11T03:37:00.000+07:002016-07-15T10:38:01.936+07:00[Chain Review] Cinder <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1448429349l/27951429.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1448429349l/27951429.jpg" width="221" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Judul: Cinder (The Lunar Chronicle #1)</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Marissa Meyer</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerjemah: Yudith Listiandri </div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbit: Spring</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun cetakan: 2016</div>
<div style="text-align: justify;">
Tebal: 383 halaman</div>
<div style="text-align: justify;">
ISBN: 106027150548</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Cinderella Cyborg</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cinder mungkin dikenal sebagai mekanik terbaik di New Beijing, tapi tidak banyak yang mengetahui sosok aslinya: gadis enam belas tahun yang tubuhnya terdiri dari 36% logam. Seorang <i>cyborg</i>.<br />
<br />
Keberadaan <i>cyborg</i> di New Beijing masihlah sulit diterima oleh kalangan luas, karena itu banyak orang yang tidak suka melihat Cinder. Tentu saja, kehidupan Cinder tidak lebih baik karena dijadikan semacam budak oleh ibu dan saudari angkat yang tidak menyukainya. Untungnya, salah satu saudari angkatnya, Peony, masih mau bicara dengannya meski diam-diam karena takut diketahui ibunya. Impian utama Cinder adalah membawa Peony dan Iko, android cerewet teman setianya, pergi dari jangkauan ibu angkatnya.<br />
<br />
Sampai Pangeran Kai datang ke stannya dan meminta--kalau bukan memaksa Cinder--untuk datang ke pesta dansa sebagai tamu istimewanya.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Kai berdeham. Berdiri lebih tegak. "Kurasa kau akan pergi ke pesta dansa?"<br />
"A-aku tidak tahu. Maksudku, tidak. Tidak, aku minta maaf. Aku tidak akan datang ke pesta dansa."<br />
Kai mundur, bingung. "Oh. Yah... tapi... mungkin kau akan berubah pikiran? Karena aku adalah, kau tahu."<br />
"Sang Pangeran."<br />
"Bukan bermaksud sombong," katanya cepat. "Hanya fakta."</blockquote>
<br />
Desakan dari Pangeran, dan disusul dengan penyakit <i>Letumosis</i> yang menjangkit Peony, membuat Cinder terikat dengan istana dan segala polemik yang sedang menghadangnya, terutama kedatangan Ratu Bulan Levana ke Bumi. Dan kemunculan ratu penguasa koloni Bulan yang ditakuti manusia bumi ini membuat Cinder mendapatkan fakta mengejutkan tentang masa lalunya yang selama ini ditutupi.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ketika Cinderella dan Sailor Moon Bertemu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dari judulnya, sudah bisa ditebak bahwa Cinder adalah sebuah penceritaan ulang dari dongeng Cinderella. Sesungguhnya, hal pertama yang menarik minat saya pada seri ini adalah konsep Cinderella sebagai cyborg dan mekanik. Jarang sekali saya melihat tokoh utama perempuan suatu novel memiliki pekerjaan yang bisa dibilang termasuk sektor maskulin.<br />
<br />
Tapi kemudian, saat membaca saya terkesima ketika mengetahui bahwa di dalamnya juga memuat mengenai manusia-manusia yang berkoloni di Bulan dan memiliki kemampuan sihir. Serta ketertarikan Pangeran Kai, sang Pangeran Bumi dari Persemakmuran Timur terhadap putri Bulan yang konon menghilang.<br />
<br />
Kayaknya familiar, ya?<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://66.media.tumblr.com/2745246df54e4468dde5acddb03262f7/tumblr_o8e5p9dzkA1s1j03oo1_r1_500.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://66.media.tumblr.com/2745246df54e4468dde5acddb03262f7/tumblr_o8e5p9dzkA1s1j03oo1_r1_500.gif" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Anak generasi 90an pasti familiar banget sama Sailor Moon--dan Tuxedo Bertopeng yang sempat jadi imej <strike>husbando</strike> lelaki ideal. Putri kerajaan bulan yang bereinkarnasi menjadi gadis SMP biasa yang cenderung bodoh dan akhirnya jatuh cinta lagi pada Pangeran Bumi Endymion yang bereinkarnasi menjadi <strike>cowok ganteng idaman setiap wanita</strike> Mamoru Chiba. Begitu dicek, ternyata eh ternyata, Marissa Meyer juga konon terinspirasi oleh Sailor Moon saat mengerjakan Cinder. Jadi, wajar saja kalau imej pertama Kai di pikiran saya langsung seperti ini:<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTuq3q0TsdoOnQxaBZ7wFeN0R_R9hezhfa6En-sObw_Z2ArrKBo_uMasIX5Qrkcq7Sq-fN0sYn0fFeSskXeKFdKAEKL3_Cy5lyiaJe6sOQovD_yU2N2Au4JEArpbR0E2w7289801IT6TzU/s1600/Mamoru.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTuq3q0TsdoOnQxaBZ7wFeN0R_R9hezhfa6En-sObw_Z2ArrKBo_uMasIX5Qrkcq7Sq-fN0sYn0fFeSskXeKFdKAEKL3_Cy5lyiaJe6sOQovD_yU2N2Au4JEArpbR0E2w7289801IT6TzU/s320/Mamoru.jpg" width="228" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pangeran <strike>Endymion</strike> Kai</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi bukannya ceritanya jadi bisa ditebak mentang-mentang sudah ketahuan asal inspirasinya. Marissa Meyer terbukti memiliki keahlian dalam mengolah ulang suatu cerita yang sudah sangat dikenal dan memutarnya sedemikian rupa hingga kisah tersebut tetap menarik untuk kembali disimak.<br />
<br />
<b>Dongeng Rasa Pemberdayaan Minoritas</b><br />
<br />
Hal lain yang sangat membuat saya tertarik pada buku ini, selain mengenai penceritaan ulang Cinderella yang jadi montir badass, adalah penggunaan setting yang bisa dibilang tidak biasa dalam novel-novel Young Adult buatan Amerika Serikat pada umumnya. Jika setiap membaca novel fantasi YA buatan penulis Amrik seringkali memiliki setting, ya di Amrik, Cinder mengambil setting di Beijing masa depan. Asia! Setting yang saya rasa sangat jarang disentuh oleh novel fantasi.<br />
<br />
Selain itu, dikisahkan Cinder sendiri, selain seorang cyborg yang masih jarang ditemukan di masanya, sepertinya juga merupakan keturunan ras campur karena rambut dan kulitnya berwarna coklat, tidak seperti orang Asia pada umumnya yang berambut hitam dan berkulit kuning. Cinder pun seorang minoritas. Di bayangan saya, Cinder kurang lebih seperti yang digambarkan di sini:<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxJERN48GWdgUSoLJ_s4aT7v1ip9cz0fgf4wAbA23G7G_G53da7cbaXWbZqkcCP2sfLGh-jT-JlJX3Ny_2Llh8g7LLSkAUvqPQjEu-1n50kdnUYTx7my1aBCD4WEtWU0rEJSLGTusKGaUm/s1600/linh_cinder_by_zoeykeys-d80v6rm.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxJERN48GWdgUSoLJ_s4aT7v1ip9cz0fgf4wAbA23G7G_G53da7cbaXWbZqkcCP2sfLGh-jT-JlJX3Ny_2Llh8g7LLSkAUvqPQjEu-1n50kdnUYTx7my1aBCD4WEtWU0rEJSLGTusKGaUm/s320/linh_cinder_by_zoeykeys-d80v6rm.jpg" title="" width="195" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: <a href="http://zoeykeys.deviantart.com/art/Linh-Cinder-485184514">zoeykeys devianart</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Karena itu tidak ada yang mau mendekatinya, bukan hanya karena dia seorang anak angkat seperti kisah aslinya, tapi juga karena dia begitu <i>berbeda</i>. Marisa Meyer menggunakan "potensi" Cinderella untuk menjelaskan derita menjadi seorang minoritas dengan cukup baik dalam kisah ini, terutama mengenai adanya regulasi <i>cyborg</i>.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Melepaskan tangan palsu barunya, Cinder menutupi telinganya dan mengubur wajah ke lututnya. Regulasi. Semua <i>cyborg</i> itu. Begitu banyak orang yakin bahwa hal itu adalah hal yang benar. Bahwa lebih baik mereka [yang dijadikan kelinci percobaan] daripada manusia. Sekali menjadi proyek ilmiah, selamanya akan selalu menjadi proyek ilmiah."</blockquote>
<br />
Selain itu, karakter dalam novel ini semuanya <i>menggemaskan</i>, terutama Peony yang seperti gadis remaja puber pada umumnya dan Iko si robot yang punya kepribadian layaknya manusia. Tokoh antagonisnya pun tidak mutlak antagonis, tapi juga diperlihatkan sisi kemanusian mereka masing-masing, seperti ibu angkat Cinder yang tetap menangis saat mendengar berita duka, atau dokter Erland yang, ehm, sedikit cabul. Pangeran Kai pun sangat menarik karakternya karena bermulut sarkas dan mudah ngambek layaknya remaja, tapi di sisi lain juga tangguh dalam menghadapi tugas mendadaknya sebagai Raja. Keunikan dan kelucuan karakter-karakter ini membuat pengalaman membaca Cinder begitu menyenangkan.<br />
<br />
<b>Giveaway time!</b><br />
<br />
Akan ada <b>satu paket buku</b> menarik dari Penerbit Spring bagi satu orang yang beruntung! Caranya gampang, cukup kumpulkan potongan puzzle yang tersebar di <b>lima</b> blog peserta chain review ini, susun, lalu setorkan hasil utuhnya melalui <b>instagram</b> dengan memberi <i>mention</i> pada @penerbitspring sebelum tanggal <b>28 Juli 2016</b>.<br />
<br />
Ini kepingan puzzle dari saya~<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXZT09JfWPZazI-fTnhn8TVYevakRdfCGxJjNym-EIP66XSBRtFvjg1Sc77drQTW4myu1bFcU0GbhSoH7UBXbRh_x_qHLy9agkh9koWq7DF0BRUIDIDuF5zLQInbyVIh5RZsvbi0LDZKEZ/s1600/puzzle+cress+10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXZT09JfWPZazI-fTnhn8TVYevakRdfCGxJjNym-EIP66XSBRtFvjg1Sc77drQTW4myu1bFcU0GbhSoH7UBXbRh_x_qHLy9agkh9koWq7DF0BRUIDIDuF5zLQInbyVIh5RZsvbi0LDZKEZ/s320/puzzle+cress+10.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhImypmRGlBLGa0VKnjxxxt2mkOxNH2OBZy69CyOQ5PAXWVmOVDBbF1vqcs2AHz11Tu6o0nvk0xE7XyDz3WRq_954PvZN2jVit4hxeX6pEzBhCurc0NYhq4XZV0QFXMPlSRb660KbTApXRv/s1600/puzzle+cress+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhImypmRGlBLGa0VKnjxxxt2mkOxNH2OBZy69CyOQ5PAXWVmOVDBbF1vqcs2AHz11Tu6o0nvk0xE7XyDz3WRq_954PvZN2jVit4hxeX6pEzBhCurc0NYhq4XZV0QFXMPlSRb660KbTApXRv/s320/puzzle+cress+3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip8AX8KxreSU15zenYSXrgNMsXdHuRsXN2jhRrfrNhYA5RWHiVJoXSALid2rOauU5zf2KTbfjXw48yX7zNi1qvYLXqosKh1M6bNxL6MPEt7ftFTk-7-iwanrZlnGS31n-_ualuu14e9cJL/s1600/puzzle+cress+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip8AX8KxreSU15zenYSXrgNMsXdHuRsXN2jhRrfrNhYA5RWHiVJoXSALid2rOauU5zf2KTbfjXw48yX7zNi1qvYLXqosKh1M6bNxL6MPEt7ftFTk-7-iwanrZlnGS31n-_ualuu14e9cJL/s320/puzzle+cress+5.jpg" width="307" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Chain review ini akan diadakan dalam periode <b>28 Juni - 24 Juli</b> secara acak di lima blog terpisah. Setiap blog tidak akan mengumumkan kapan mereka akan memberikan puzzle potongan mereka, jadi periksa dengan rajin kelima blog di bawah ini!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOtFtBxIL4SJNhrJ8AC7ZFqmNxl8hfYxzJqZ3kWksnt6b4uAjgVXc7P7qwODG6ysTqnT0z2PpZTN2BCtB_h_4cJw64Ug9xCDGTkxObcD1mzITaSflixNaQHO2ppExPk6BuxNcEUB-lUTKV/s1600/Cinder+Review+Part+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOtFtBxIL4SJNhrJ8AC7ZFqmNxl8hfYxzJqZ3kWksnt6b4uAjgVXc7P7qwODG6ysTqnT0z2PpZTN2BCtB_h_4cJw64Ug9xCDGTkxObcD1mzITaSflixNaQHO2ppExPk6BuxNcEUB-lUTKV/s320/Cinder+Review+Part+2.jpg" width="247" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat berburu!</div>
</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-74720389651403290682016-07-10T23:43:00.000+07:002016-07-11T18:47:58.625+07:00[Book Talk] Liburan Bersama Proust!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD_sO84FHmKTRlEToJm8LqXOBXLGXSoZLOlOQ-78wiKZ0WG1ICxUMsiV25yN1Kp9iOSlEcPfb0hbwwc7fwAlgRIu9HpFo1z5VXnNdiW_HgFVnNvo9WaSGSPJQSzq9Y7LO16J-zOZ9-bbpU/s1600/Banner+Posbar+2016.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD_sO84FHmKTRlEToJm8LqXOBXLGXSoZLOlOQ-78wiKZ0WG1ICxUMsiV25yN1Kp9iOSlEcPfb0hbwwc7fwAlgRIu9HpFo1z5VXnNdiW_HgFVnNvo9WaSGSPJQSzq9Y7LO16J-zOZ9-bbpU/s1600/Banner+Posbar+2016.jpg" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sudah lama banget saya nggak melakukan hal ke-BBI-an alias ikut event-eventnya BBI, karena kesempatan--dan mood--baca juga lagi anjlok drastis sejak Februari, <i><strike>I was like, grappling for any source of motivation, anything!</strike></i> karena masalah kehidupan (juga karena gegar adaptasi basis BBI pindah dari grup FB ke forum). Lalu lihat tema Posting Bareng bulan ini yang ternyata adalah <span style="color: red;"><b>#BBIHoliday</b></span>. Hmm, okay.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sialnya, sejak hari pertama Idul Fitri, tiba-tiba saja saya mengalami <i>typhus relapse</i> gara-gara menu buka puasa di malam takbirannya adalah rendang super pedas plus sayur labu yang tak kalah pedasnya--<i>yea, it's my own fault, I know</i>. Jadi, selama bulan Juli, atau setidaknya di masa liburan bulan Juli, saya akan menghabiskannya dengan berbaring di rumah. Huks.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, karena saya cuma bisa tidur-tiduran sampai setidaknya pertengahan bulan Juli, saya akan menantang diri sendiri untuk menyelesaikan satu seri yang konon paling cocok dibaca di saat sakit. Dia adalah....</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: blue;"><b>In Search of Lost Time series</b></span></span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Agak terlalu ambisius? Mungkin, ya. Apalagi karena seri ini konon sangat sulit diselesaikan kalau kita tidak sangat senggang tanpa distraksi apa pun setidaknya kurang-lebih satu tahun. Seri In Search of Lost Time ini terdiri dari tujuh volume total, yaitu:<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Swann's Way</div>
<div style="text-align: justify;">
2. In the Shadow of Young Girls in Flower</div>
<div style="text-align: justify;">
3. The Guermantes Way</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Sodom and Gomorrah</div>
<div style="text-align: justify;">
5. The Captive</div>
<div style="text-align: justify;">
6. The Fugitive (beberapa versi disatukan dengan The Captive)</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Time Regained</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seri ini adalah kisah semi otobiografi dari pengarangnya, Marcel Proust, mengenai pengalaman hidupnya di kalangan borjuis Paris sepanjang tahun 1880-1890an. Saya pertama tahu mengenai seri ini dari buku Murakami 1Q84, dimana di sana karakter utamanya bersembunyi di sebuah apartemen selama setahun tanpa melakukan apa pun dan disarankan untuk membaca seri ini sebagai pengisi waktu luang. Setelah itu, saya berusaha mencari di perpustakaan kampus dan menemukannya, lengkap, tapi dengan kondisi yang sudah teramat ringkih hingga saya harus memohon-mohon untuk mendapat izin pinjam bawa pulang buku pertamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tadaa, ternyata sesuai dengan yang diprediksi, saya hanya mampu menyelesaikan 20% dari buku pertama bahkan dengan perpanjangan peminjaman sebanyak 2x (6 minggu total). Setelah itu, saya coba lagi baca beberapa kali melalui versi ebook, tetap mentok di Swann's Way tanpa pernah selesai. Lalu, akhirnya menyelesaikan seri ini menjadi semacam <i>life goal </i>buat saya. lol.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, liburan kali ini saya ingin mencoba lagi. Mumpung cuma bisa gegoleran di atas kasur, mumpung lagi jadi pengangguran juga, saya mau menantang diri lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF961VsvDRNF5_sZRnmNFaqEKBQxHFvitJ4Z1MLE-ZkJQfr5-hTS1NnQOHHp5unk0OQ9dP5AydKeoSzXOe7XZrzIdvtBezmC9E_uVG7lJsR57Sq3WAY44bzJ-nrqu7VyGwNA_4fJzbG-7n/s1600/Proust.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF961VsvDRNF5_sZRnmNFaqEKBQxHFvitJ4Z1MLE-ZkJQfr5-hTS1NnQOHHp5unk0OQ9dP5AydKeoSzXOe7XZrzIdvtBezmC9E_uVG7lJsR57Sq3WAY44bzJ-nrqu7VyGwNA_4fJzbG-7n/s320/Proust.jpg" width="216" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Versi yang akan saya pakai kali ini adalah versi <i>book bundle complete and unabridged</i> dari The Modern Library, terjemahan C. K. Scott Moncrieff, Terence Killmartin, dan revisi oleh Andreas Mayor. Saya sempat membaca beberapa versi terjemahan, yaitu terjemahan awal dari Moncrieff dari buku perpus kampus, terjemahan Lydia Davis dari penerbit Penguin Classic, dan versi yang ini. Walaupun banyak yang bilang terjemahan Lydia Davis lebih "seperti" Proust, tapi saya pribadi lebih senang dengan versi revisi Moncrieff oleh Killmartin dan Andreas Mayor, lebih terasa keindahan bahasa dan nuansa stream-of-consciousness meski pilihan katanya sederhana dibanding terjemahan Lydia Davis yang lebih sering membuat saya bingung. Jadi, saya memutuskan untuk tetap membaca terjemahan yang ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena seri ini terkenal sulitnya, saya sendiri nggak yakin akan bisa menyelesaikan satu seri selama bulan Juli ini--bahkan buku pertamanya saja. lol. Jadi mungkin nanti posting recap bulan Juli dari saya hanya akan berbentuk seberapa jauh kemajuan saya dalam membaca seri "mengerikan" ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Buku apa yang kalian baca selama liburan? Apa ada yang menantang dirinya menyelesaikan satu goal membaca seperti saya?</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-20544424801695052792016-05-28T17:03:00.002+07:002016-05-28T17:03:43.101+07:00Landline Giveaway Winner!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWA3lW0BKVbvuHiPiB22OzOPfkCSkFfghrPY7Lqv_DwMxxvuZA3eG22m7wNFW-yP7l07sh4C93bYWVyQG161wbsn3lSvcZuo8o9gG-1x6GFXxDsmLIjM-H3AeJHR1RPsIr0ic6f8SzfX_u/s1600/Review+Landline.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWA3lW0BKVbvuHiPiB22OzOPfkCSkFfghrPY7Lqv_DwMxxvuZA3eG22m7wNFW-yP7l07sh4C93bYWVyQG161wbsn3lSvcZuo8o9gG-1x6GFXxDsmLIjM-H3AeJHR1RPsIr0ic6f8SzfX_u/s640/Review+Landline.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />Halo! Terima kasih pada semua yang berpartisipasi dalam giveaway Landline kemarin! Sekarang saatnya yang paling ditunggu-tunggu, pengumuman pemenang giveaway!<br />
<br />
Pemenang dalam giveaway ini diundi acak dari hasil entry di Rafflecopter. Dan yang beruntung kali ini adalah.... *drumroll*<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzza1ReklZe36P_jMS-DuUK94ZYKmoyWTiFLFbzMD3dJRcrjVhmAtEPvQIVdTVnOsIhUCWhDKFADARVhzkK4e5_KjC1g2t6wVeFKJRADLci6LXnIijVCPTLpKUVF2JinlX4t8-NxAOuLdY/s1600/landline+winner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="279" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzza1ReklZe36P_jMS-DuUK94ZYKmoyWTiFLFbzMD3dJRcrjVhmAtEPvQIVdTVnOsIhUCWhDKFADARVhzkK4e5_KjC1g2t6wVeFKJRADLci6LXnIijVCPTLpKUVF2JinlX4t8-NxAOuLdY/s320/landline+winner.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
Selamat untuk <span style="color: lime;"><b>Ficha Ranjani</b></span>! </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu berhak mendapat satu eksemplar novel Landline dari Penerbit Spring! Silakan kirim alamat lengkap dan nomor yang bisa dihubungi ke email <b>phoebeyuu@gmail.com</b> dalam 2x24 jam, ya. Lewat dari itu nanti hadiah akan diundi ulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk yang belum beruntung, jangan putus asa! Ini baru awal rangkaian blog tour, jadi masih ada empat kesempatan lagi untuk mendapatkan novel ini. Sekarang ini giveaway sedang diadakan di blog host selanjutnya, <a href="https://hanabilqisthi.wordpress.com/2016/05/27/landline-rainbow-rowell/">Hana Book Review</a>! Yuk merapat! Semoga beruntung di sana! :D</div>
</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-4862332616894787512016-05-25T02:47:00.000+07:002016-05-25T02:56:51.189+07:00[Review] The Crocodile Hole<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZfQY035xyLTwo_2VJ8q7AC65AGjkPhtjMyA3t-tx-cMvTZa5FGoB55EzJsb2j66Qq_9NIlOI24MKZzr3ycamz9JfRYzMQLFiAXxPcviBeMzVT8uK5HmkHXuq-wJqu8rC0TGJ7kAhD2JgM/s1600/C-hole-1000x1000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZfQY035xyLTwo_2VJ8q7AC65AGjkPhtjMyA3t-tx-cMvTZa5FGoB55EzJsb2j66Qq_9NIlOI24MKZzr3ycamz9JfRYzMQLFiAXxPcviBeMzVT8uK5HmkHXuq-wJqu8rC0TGJ7kAhD2JgM/s320/C-hole-1000x1000.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Judul: The Crocodile Hole</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Saskia Wieringa</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbit: Yayasan Jurnal Perempuan</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun cetakan: 2015</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis: Paperback</div>
<div style="text-align: justify;">
Tebal: 326</div>
<div style="text-align: justify;">
ISBN: 9789793520223</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Perjalanan Jurnalis Perempuan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tommy adalah seorang jurnalis muda dari Belanda yang pergi ke Indonesia untuk lari dari masa lalunya. Di Indonesia, awalnya dia ditugaskan untuk meliput mengenai kondisi pemberdayaan perempuan di Indonesia. Namun di tengah meliput acara perayaan Hari Kartini, Tommy merasakan adanya represi dalam kegiatan perempuan di Indonesia. Rasa penasarannya itu kemudian membuatnya berkenalan dengan Tante Sri, mantan anggota Gerwani yang dipenjara selama belasan tahun paska tragedi G 30S/PKI di tahun 1965.<br />
<br />
Gerwani menjadi salah satu simbol yang digunakan pada masa Orde Baru untuk melakukan represi pada pergerakan perempuan. Simbol itu dibentuk melalui sebuah rumor bahwa saat terjadi G 30S/PKI, anggota Gerwani dikatakan melecehkan para Jenderal sebelum akhirnya membunuh mereka sambil menarikan Tarian Harum Bunga yang seronok. Dari Tante Sri, dan juga mantan anggota Gerwani yang lain, Tommy mempelajari apa yang sesungguhnya terjadi pada malam berdarah tahun '65 itu, juga apa yang terjadi terhadap para perempuan anggota organisasi itu setelahnya. Sayangnya, sehati-hati apa pun, pemerintah masih terus mengawasi gerak-gerik setiap orang yang ingin mencari tahu mengenai hal ini.<br />
<br />
<b>Gerakan Wanita Indonesia</b><br />
<br />
Gerwani berawal dari enam organisasi perempuan daerah di Jawa yang bersatu menjadi Gerwis (Gerakan Wanita Sedar). Terdiri dari perempuan-perempuan dari partai nasionalis dan komunis, tujuan pembentukan organisasi ini adalah sebagai tempat berkumpul perempuan-perempuan yang "sadar" terhadap partisipasi aktif perempuan dalam masyarakat terlepas dari urusan rumah tangga dan pernikahan.<br />
<br />
Pada tahun 1954, mereka memutuskan untuk menjadi lebih aktif dalam kegiatan politik dan akhirnya mengubah nama mereka menjadi Gerwani. Awalnya mereka adalah organisasi bebas. Namun kegiatan mereka banyak dipengaruhi oleh paham sosialisme hingga membuat mereka lebih condong ke aliran kiri. Posisi politik organisasi ini <i>dipaksa</i> dibuat jelas saat Presiden Soekarno mengumumkan bahwa setiap organisasi wajib berada dalam tiga kubu politik utama: Nasionalis, Komunis, atau Agamis. Gerwani pun akhirnya bergabung ke dalam PKI, meski dengan keberatan banyak anggota, karena Aidit menjanjikan akan membuat program pemberdayaan perempuan jika PKI menang di pemilu.<br />
<br />
Namun, nyatanya, setelah itu kebutuhan Gerwani sebagai organisasi individu tidak lagi diperhatikan begitu PKI dan Aidit sibuk mempersiapkan invasi Malaysia yang direncanakan oleh Soekarno. Anggota Gerwani dianggap sebagai anggota PKI umumnya dan diminta membantu rencana besar partai alih-alih mengurusi agenda individual. Hal inilah yang membuat anggota Gerwani ada di Lubang Buaya pada tanggal 30 September.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF99VNkARcU05wvMjd-AJT2q__9N9u29YZnmwRqDoEIuijKgEImV-FUET49Ul6IUd6h6bzXahKdE18Vyd8bjXjWPVgnbQNduimRkebV8mx5BQUf2FHkGYkiM7NlNnaof0qvfBr1mE-C5gg/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF99VNkARcU05wvMjd-AJT2q__9N9u29YZnmwRqDoEIuijKgEImV-FUET49Ul6IUd6h6bzXahKdE18Vyd8bjXjWPVgnbQNduimRkebV8mx5BQUf2FHkGYkiM7NlNnaof0qvfBr1mE-C5gg/s1600/index.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mural anggota Gerwani melakukan Tari Harum Bunga pada peristiwa G 30S/PKI</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Setelah peristiwa tersebut, Gerwani dibubarkan bersamaan dengan diberantasnya PKI. Anggotanya ditangkapi dan dipenjara tanpa diadili. Banyak juga yang dibunuh dan diperkosa hingga tewas. Begitu dibebaskan pun, pergerakan mereka dipantau intel negara dan mereka hidup dengan membawa label "eks-tapol". Rumor tentang mereka yang menari erotis seraya melecehkan dan membunuhi para jenderal tersebar luas dan menjadi simbol "perempuan nakal" hingga saat ini. Padahal, begitu ditelisik lebih jauh, dari pakaian tujuh jenderal yang tewas tidak ditemukan tanda-tanda kastrasi yang dituduhkan dilakukan oleh anggota Gerwani.<br />
<br />
Menurut pengakuan anggota yang hadir di Lubang Buaya waktu itu, jenderal-jenderal tersebut telah meninggal saat datang di Lubang Buaya, kemudian beberapa dari perempuan yang hadir diperintahkan untuk menari dan berteriak-teriak di tanah lapang seraya direkam oleh anggota militer yang hadir. Kemudian hasil rekaman itulah yang dijadikan bukti Tarian Harum Bunga yang konon dilakukan sebelum para perempuan mengkastrasi kelamin para jenderal dan membunuh mereka. Aksi binal tersebut kemudian diabadikan di mural peringatan kekejaman G 30S/PKI di Lubang Buaya dan nama Gerwani selamanya tercemar.<br />
<br />
<b>Sejarah Perempuan dalam Fiksi</b><br />
<br />
<i>The Crocodile Hole</i> merupakan novelisasi dari hasil disertasi Saskia Wieringa mengenai topik yang sama. Novel ini sebagian besar merupakan kisah nyata kejadian yang dialami oleh penulis selama mengerjakan <a href="http://www.jurnalperempuan.org/berita/saskia-wieiringa-the-crocodile-hole-sebuah-narasi-mencari-keadilan">disertasinya di Indonesia</a>. Hasil disertasi itu akhirnya diubah menjadi bentuk fiksi karena dia yakin bahwa fiksi akan lebih banyak dibaca dibanding disertasi yang bersifat ilmiah.<br />
<br />
Tidak seperti kebanyakan penulis nonfiksi yang terasa kaku saat menulis fiksi, novel <i>The Crocodile Hole</i> ditulis layaknya kisah sastra. Narasinya halus dan indah dengan plot maju-mundur antara saat-saat Tommy dipenjara dan saat dia menyelidiki peristiwa 1965. Membaca novel ini tidak seperti membaca hasil laporan tentang Gerwani. Pun mungkin akan banyak yang kecewa jika mengira novel ini seluruhnya tentang fakta-fakta terkait Gerwani.<br />
<br />
Dalam novel ini, pembaca akan lebih banyak diajak menyelami kehidupan Tommy si jurnalis menelaah pertentangan idealismenya (yang bukan seorang komunis serta dibesarkan oleh seorang kakek yang <i>cauvinist</i>), hasrat seksualnya (pada kekasih teman baiknya), kemungkinan orang-orang yang melaporkan penyelidikannya ke yang berwenang (yang, sayangnya, semuanya adalah orang-orang yang dihormati dan dipercayainya di Indonesia), serta siapa yang akan bisa membantunya keluar dari tahanan (sisa dari siapa pun yang bisa dipercaya). Membaca <i>The Crocodile Hole</i> sesungguhnya adalah membaca Tommy, dan apa yang hendak disampaikannya mengenai fitnah-fitnah terhadap anggota Gerwani pada tahun 1965.<br />
<br />
Sayangnya, walau diterbitkan di Indonesia, novel ini berbahasa Inggris. Saya tidak tahu kenapa akhirnya diputuskan dalam Bahasa Inggris, tapi menurut saya akan lebih enak jika ditulis/diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Lagipula banyak frasa-frasa Indonesia yang terselip dalam terjemahan Bahasa Inggris-nya, seperti "Tante", "Mbak", dll. Pola kalimatnya pun tampak seperti pola Bahasa Indonesia, jadi saat diterjemahkan ke Bahasa Inggris, pola itu masih terlihat dan jadi terasa canggung bagi saya yang paham Bahasa Indonesia. Jadi, ini satu-satunya hal yang sangat disayangkan. Jika ada versi Bahasa Indonesianya, tak ragu saya akan membelinya lagi.</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-85569433099693271642016-05-23T17:22:00.000+07:002016-05-24T22:26:08.966+07:00[Review + Giveaway] Landline<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjVyOZ4tLBXvuzwJuEF2xyQ_dOcOYlhTHVwpgqKRTh-DPsgofvTtlVLGCQO6mf8qwHa7jd74y69Iub_ROKlH8-Tnhs08gdLsmBA8OSmrSRt-KuCKfGNq1V95wm4dpiWJ4QxPE4jOS-1to1/s1600/Review+Landline.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjVyOZ4tLBXvuzwJuEF2xyQ_dOcOYlhTHVwpgqKRTh-DPsgofvTtlVLGCQO6mf8qwHa7jd74y69Iub_ROKlH8-Tnhs08gdLsmBA8OSmrSRt-KuCKfGNq1V95wm4dpiWJ4QxPE4jOS-1to1/s640/Review+Landline.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Halo! Saya kembali lagi dengan blogtour buku baru! Kali ini saya mendapat kesempatan untuk menjadi pembuka rangkaian blogtour novel terbaru dari Rainbow Rowell yang diterbitkan oleh Spring: <i>Landline</i>.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Mau tahu seperti apa, sih, buku terbaru Rainbow Rowell? Yuk intip review-nya, dan kalau beruntung, siapa tahu bisa dapat kesempatan punya buku kece ini. ;)</div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1461814291l/30047446.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1461814291l/30047446.jpg" width="224" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Judul: Landline</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: Rainbow Rowell</div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbit: Spring</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun cetakan: 2016</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis: Paperback</div>
<div style="text-align: justify;">
Tebal: 371 halaman</div>
<div style="text-align: justify;">
ISBN: 9786027432235<b> </b><br />
<br />
<br />
<b>Telepon Kuning Ajaib</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Georgie dan keluarganya sudah memesan tiket untuk ke Omaha dan melewatkan libur Natal bersama keluarga suaminya, Neal. Semua keperluan sudah disiapkan untuk menjelang liburan, tapi tiba-tiba Georgie pulang kantor dengan membawa kabar bahwa dia mendapat kesempatan untuk membuat acara tv komedi yang telah lama diimpikannya. Naskah empat episode pertama acara itu, bagaimana pun, harus sudah diserahkan dua hari setelah Natal.<br />
<br />
Dia berusaha membujuk Neal agar menunda keberangkatan ke Omaha, tapi suaminya berpikiran lain. Neal membawa kedua putri mereka ke Omaha, meninggalkan Georgie sendirian di malam Natal bersama naskah yang belum rampung. Terlebih lagi, Neal tidak pernah sempat mengangkat teleponnya setelah sampai di Omaha.<br />
<br />
Sebuah peristiwa kemudian membuat Georgie terhubung ke Neal di masa lalu melalui telepon kabel kuning yang ada di kamar lamanya. Melalui telepon ajaib itu, Georgie berusaha mencari jawaban mengenai kondisi pernikahannya. Tanpa tahu apakah dia akan berhasil memperbaiki pernikahannya atau justru menghancurkannya.<br />
<br />
<b>Pola Komunikasi Pasangan</b><br />
<br />
Dengan gambar telepon kuning manisnya di sampul depan, <i>Landline</i> berusaha mengeksplorasi pola komunikasi pasangan dari keluarga nonkonvensional. Georgie dan Neal bukanlah pasangan sempurna; mereka memiliki masalah berlarut-larut dalam komunikasi. Georgie adalah perempuan yang selalu yakin pada jalannya, pada keinginannya. Dia menyampaikan semua mimpi dan rencananya dengan jujur, tapi seringkali lupa mendengarkan opini atau bertanya mengenai perasaan lawan bicaranya, dalam hal ini Neal.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Aku tidak pandai mengetahui apa yang aku mau," kata Neal di penghujung malam, di awal pagi. Mereka masih duduk di pantai, dan Neal sedang menggenggam tangan Georgie. Biasanya aku tidak pandai dalam <i>menginginkan</i> segala sesuatu."<br />
[...]<br />
"Kalau begitu hubungan kita akan baik-baik saja," kata Georgie, "karena aku super pintar dalam menginginkan segala sesuatu. Aku menginginkan segala sesuatu sampai kadang merasa muak dengan segalanya. Kadar keinginanku, paling tidak, cukup untuk dua orang."</blockquote>
<br />
Sementara itu, Neal adalah orang pendiam dan sensitif yang tidak pernah paham keinginannya sendiri. Dia mencintai Georgie karena istrinyalah yang menentukan jalan bagi mereka, dan Neal ingin mendukungnya sepenuh hati. Namun seberapa <i>supportive</i> pun Neal, ada kalanya dia termakan oleh pemikirannya sendiri. Dia tidak pernah bisa mengutarakan perasaannya pada Georgie karena ingin menjadi <i>supportive</i>, dan itu membuatnya seringkali harus memendam kegelisahannya. Akumulasi dari komunikasi yang tersendat inilah yang akhirnya membuat mereka terjerumus ke dalam masalah yang pelik.<br />
<br />
Dengan telepon kabel tua yang memiliki pilihan terbatas, tidak seperti <i>smartphone</i> yang bisa memiliki banyak pilihan komunikasi serba instan dan cepat, Georgie dan Neal <i>dipaksa</i> untuk berhenti dan menunggu. Georgie dipaksa untuk lebih banyak mendengarkan saat Neal berusaha untuk lebih mengutarakan dirinya. Walau tentu, berkomunikasi saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan masalah mereka.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>"Bagaimana kalau [cinta saja] tidak cukup?"</i> tanya Georgie kepada Neal semalam.<br />
<i>"Kita akan buat arti 'cukup' bagi kita sendiri."</i> Janji Neal kepadanya di tahun 1998. <i>"Maukah kau menikah denganku?"</i></blockquote>
<br />
<b>Nonkonvensional</b><br />
<br />
Rainbow Rowell selama ini memiliki ciri khas senang membuat karakter yang beragam dan keluar dari stereotip konvensional fiksi romansa. <i>Landline</i> pun demikian. Neal bukanlah tokoh laki-laki idaman setiap perempuan. Dia pendek, pucat dan selalu memberengut. Juga emosional bukan main. Tapi dia manis dan sangat toleran. Georgie pun termasuk perempuan bertubuh gempal yang tidak terlalu memperhatikan penampilan. Tapi dia lucu dan paham mengenai dirinya dengan baik.<br />
<br />
Selain itu, Neal dan Georgie juga merupakan pasangan nonkonvensional, dengan Georgie yang bekerja penuh sementara Neal menjadi bapak rumah tangga yang mengasuh kedua putri mereka. Konsep keluarga ini dibangun dengan begitu mulus, dengan alasan yang begitu logis dan lumrah. Melihat keluarga tidak konvensional di fiksi masih sangat jarang, jadi <i>Landline</i> menyuguhkannya dengan cukup apik dan tanpa pretensi.<br />
<br />
Karakter-karakter dalam novel ini terkadang membuat sebal, <strike>terutama Seth</strike>, tetapi itulah manusia. Itulah pernikahan. Saat menikah, seseorang bukan hanya menikahi sisi baiknya, tetapi juga sisi buruknya dan berusaha membuat kompromi dari semua hal tersebut. Neal dan Georgie telah membuat kompromi itu selama lima belas tahun, dan jika ingin bertahan, mereka harus membuat serangkaian kompromi lain. Dengan <i>bicara</i>.<br />
<br />
<b>Giveaway!</b><br />
<br />
Sekarang waktunya bagi-bagi novel <i>Landline</i>! Caranya gampang. Tinggal isi form di bawah ini dengan data yang diminta. Giveaway ini hanya untuk yang berdomisili di Indonesia dan akan dibuka hingga <b>26 Mei 2016</b>. Pengumuman pemenang akan dilakukan bersamaan dengan pembukaan giveaway di blog host selanjutnya. Semoga beruntung!<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<a class="rcptr" data-raflid="4c39b3b81" data-template="" data-theme="classic" href="http://www.rafflecopter.com/rafl/display/4c39b3b81/" id="rcwidget_3s2txh5a" rel="nofollow">a Rafflecopter giveaway</a>
<script src="https://widget-prime.rafflecopter.com/launch.js"></script>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com37tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-51914294762949358432016-02-06T21:15:00.000+07:002016-02-06T21:43:03.905+07:00[Review] Namaku Loui(sa)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1424280258l/24965418.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1424280258l/24965418.jpg" width="213" /></a></div>
<br />
<br />
Judul: Namaku Loui(sa)<br />
Penulis: Adya Pramudita<br />
Penerbit: Moka Media<br />
Tahun cetakan: 2015<br />
Jenis: Paperback<br />
Tebal: 238 halaman<br />
ISBN: 9789797959647<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Loui atau Louisa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai seseorang pemusik yang tengah naik daun, Louisa selalu merasa ada yang salah pada dirinya. Dia cantik secara fisik luaran, tapi dadanya tidak pernah tumbuh dan dia tidak pernah mendapatkan menstruasi seperti perempuan pada umumnya. Dia sering bertanya mengenai hal ini pada ibunya, tapi ibunya tidak pernah menggubrisnya. Yang ibunya inginkan hanya Louisa berkelakuan layaknya perempuan sewajarnya. Dia bahkan memarahi teman-teman Louisa yang memanggil putrinya dengan nama Loui, meski Louisa sendiri lebih nyaman dipanggil dengan nama itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketegangan yang terus berlanjut dengan ibunya akhirnya membuat Louisa pergi dari rumah dan bekerja sebagai pelayan kafe sebelum bakatnya bermain biola memancing rasa penasaran seorang pencari bakat. Namun begitu masuk ke dunia hiburan, kegalauan justru makin menggempur Louisa, terutama ketika manajernya berusaha mendekatkannya dengan aktor yang tengah naik daun, Hans Jo. Louisa tidak pernah merasakan ketertarikan pada Hans Jo, atau pada lelaki mana pun, bahkan Dimitri, sahabatnya. Getar-getar di hatinya justru timbul setiap kali dia bersama sahabat perempuannya, Jingga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tekanan ini membuat Louisa akhirnya pergi memeriksakan kondisinya ke dokter, sesuatu yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya karena halangan ibunya. Dari hasil pemeriksaan dokter, akhirnya Louisa memahami sumber keresahan hatinya selama ini yang mewujud dalam kenyataan bahwa dirinya adalah seorang<i> </i>ambigu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Interseks dan Kelamin Ambigu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tema <i>ambiguous genitalia</i> yang diusung dalam cerita ini merupakan salah satu kondisi yang termasuk dalam kategori interseks. <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Intersex">Wikipedia</a> mendefinisikan interseks sebagai:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<i>"Intersex, in humans and other animals, describes variation in sex characteristics including chromosomes, gonads, or genitals that "do not fit typical binary notions of male or female bodies." "</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kata lain, interseks adalah mereka yang memiliki karakteristik seks yang tidak bisa dikatakan murni perempuan atau murni laki-laki. Ada beberapa jenis kondisi yang dapat digolongkan sebagai interseks selain <i>ambiguous genitalia</i>, yaitu hermafrodit murni, <i>ovotestes</i>, dan<i> phall-o-meter</i>. <i>Ambiguous genitalia</i> sendiri merupakan kondisi dimana seorang anak dengan ciri fisik perempuan lahir dengan klitoris yang terlalu besar atau anak laki-laki dengan penis yang terlalu kecil. Jadi mereka laki-laki atau perempuan? Tergantung pada bagaimana mereka mendefinisikan diri mereka, apakah ingin "masuk" ke dalam satu golongan kelamin atau tidak merasa berada dalam kedua kategori tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Interseks harap dibedakan dengan transgender, karena transgender adalah orang-orang yang merasakan ketimpangan antara jenis kelamin biologisnya dengan identitas, perilaku atau ekspresi gender mereka. Seorang transgender bisa saja juga merupakan seorang interseks, tapi tidak selalu dan sejalan. Sebelumnya golongan interseks disebut dengan hermaphrodite, meski akhirnya tidak lagi digunakan begitu ditemukan ragam kondisi interseks yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Eksplorasi Kisah Interseks</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya sangat salut pada keputusan penulis untuk mengangkat tema interseks karena memang tema ini masih sangat jarang diangkat, apalagi di Indonesia. Saya sendiri baru tahu satu buku tentang interseks, yaitu Middlesex karya Jeffrey Eugenides yang sepertinya masih menjadi kisah panutan untuk pembahasan interseks sampai sekarang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski pembahasannya masih terkesan mendasar, tapi penulis sudah bisa mengeksplorasi pergulatan batin Louisa dengan cukup baik dalam novel ini. Sebenarnya di beberapa tempat masih terasa tendensius, tetapi penulis atau editornya dengan lihai menyelipkan pembelaan terhadap pandangannya hingga tidak ada kalimat yang bisa menimbulkan protes, <strike>setidaknya dari saya</strike>. Saya juga suka sekali dengan keputusan penulis untuk tidak ribet di definisi ilmiah dari interseks dan lebih fokus pada konflik menjadi diri sendiri vs. ekspektasi lingkungan, membuatnya jadi lebih empatik dan <i>down to earth</i>.<br />
<br />
Karakter-karakternya pun beraneka ragam dan seimbang, tidak semua menghina atau semua simpatik. Beberapa tokoh mengalami perubahan pandangan mengenai Louisa, tapi sebagian besar 'diselesaikan' di balik layar, jadi semacam terasa seperti sinetron Hidayah yang tadinya antagonis banget lalu di akhir mendapat hidayah dan minta maaf (hihi). Karakter paling favorit saya adalah Jingga, <i>my precious little cinnamon roll</i>. Dia tidak pernah menghakimi orang-orang di sekitarnya dan selalu ada di sisi Louisa dalam suka maupun duka. Duh, manusia langka macam Jingga wajib dilindungi dari serangan para nyinyir yang terkutuk!<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Jingga tampak mengencangkan rahang mencoba bicara, "Dimi, saat itu kau enggak tahu apa yang terjadi pada Loui. Begitu juga denganku. Tidak ada satu pun yang tahu. Bahkan dia sendiri tidak tahu pasti mengapa ia demikian." Jingga menepuk lengan Dimitri, "Jangan hukum dirimu begini. Jangan hukum Louisa dengan sikapmu. Ini takdirnya, bukan kemauannya."</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang menjadi keberatan saya hanya gaya penulisannya yang seperti terjebak antara gaya bahasa baku dan gaul. Narasi dan dialog di beberapa tempat terkesan kaku seperti gaya penulisan terjemahan, tapi kemudian akan ada selipan-selipan kata yang terkesan lebih santai dan memakai istilah seperti "masbro" yang gaul sekali hingga rasanya seperti tabrakan. Saya tahu beberapa penulis memang berusaha menyatukan gaya bahasa baku dengan sedikit kata-kata gaul untuk membuat tulisan menjadi lebih santai, tapi dalam novel ini hasil penyatuan itu rasanya seperti jadi adonan bantat: masih bisa dibuat brownies enak, tapi tetap saja ketahuan kalau adonannya bantat dan gagal memenuhi standar adonan yang ingin diramu. Dan saya agak terganggu dengan rasa hasil adonannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, keberatan utama saya ada pada kovernya, karena <i>sangat</i> mengingatkan akan kover ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1383352706l/18490560.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1383352706l/18490560.jpg" width="212" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Omong-omong, itu kover buku <i>Nobody is Ever Missing</i> dari Catherine Lacey yang terbit sekitar Juli 2014 dan menjadi Best Cover 2014. Sementara itu, <i>Namaku Loui(sa)</i> terbit pada Januari 2015. Terlalu dekat untuk dibilang kebetulan, kan? Tapi yah, mungkin terinspirasi, apalagi saya sudah sering dengar keluhan serupa mengenai penerbit ini terkait kemiripan "terlalu kebetulan" kover-kover keluaran mereka dengan buku-buku luar populer. Tetap saja, saya merasa agak terganggu dengan kemiripannya, terutama karena <i>Nobody is Ever Missing</i> juga merupakan buku kesukaan saya.<br />
<br />
Semoga selanjutnya desainer kover Moka bisa lebih baik. Selain itu, ditunggu karya-karya lainnya dari Adya Pramudita!<br />
<br />
P.s. Review ini dibuat untuk #WabahReview dari blog <a href="http://putrireview.blogspot.co.id/">Putri Review</a>. Terima kasih atas hibah bukunya! </div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-88137464307342207722016-02-06T14:56:00.004+07:002016-02-06T14:56:50.807+07:00[Review] Ibuku Lelaki: Cerita Cinta Melampaui Tubuh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqMPffDOdN-CJS1F3Vz7Qluy9x6ncIFIY_I_DHvlNbdvIdfDroTsHon8HJAe71E4mSvTIDFR_lbRCle29nsMCj0q3yOCzMpJ3F1eFTfJhLx9sjTj6XkBL_-Fkd_N6NvUZQ9evx_K2S0IXO/s320/20160105_104734.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqMPffDOdN-CJS1F3Vz7Qluy9x6ncIFIY_I_DHvlNbdvIdfDroTsHon8HJAe71E4mSvTIDFR_lbRCle29nsMCj0q3yOCzMpJ3F1eFTfJhLx9sjTj6XkBL_-Fkd_N6NvUZQ9evx_K2S0IXO/s320/20160105_104734.jpg" /></a></div>
<br />
Judul: Ibuku Lelaki: Cerita Cinta Melampaui Tubuh<br />
Penulis: Various<br />
Penerbit: Suara Kita<br />
Tahun cetakan: 2015<br />
Jenis: Paperback<br />
Tebal: 155 halaman<br />
ISBN: 9786027175549<br />
<br />
<a name='more'></a><!--more--><br />
<!--more--><b>Cinta dan Tubuh</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Oktober 2015 lalu, Yayasan Suara Kita meluncurkan buku antologi cerpen komunitas mereka di Cikini, Jakarta. Buku setebal 155 ini berisikan cerpen-cerpen yang sebelumnya sempat diterbitkan di <a href="http://www.suarakita.org/">website Suara Kita</a>. Beruntung, saya berkesempatan mendapatkan satu eksemplar buku tersebut ketika menjadi narasumber dalam satu acara diskusi mereka pada bulan November.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Total terdapat 23 cerita pendek dalam buku ini yang dikelompokkan ke dalam tiga bagian. Bagian pertama, <b>Cinta Adam: Dimengerti Laki-Laki</b> merupakan kumpulan kisah cinta para lelaki dari berbagai macam orientasi seksual, seperti gay, biseksual dan waria. Di bagian kedua, baru kita disuguhi kisah-kisah dari para perempuan berbagai orientasi seksual dalam <b>Cinta Hawa: Dimengerti Perempuan</b>. Bagian ketiga, <b>Cinta Tuhan: Sulit Dimengerti Manusia</b>, ini yang menurut saya unik. Cerpen-cerpen dalam kategori ini banyak mengangkat tema hubungan-hubungan yang dikategorikan di luar payung LGBT, seperti inses dan hubungan platonis.<br />
<br />
Tema besar dari antologi ini adalah mengenai cinta alami yang tak mengenal batasan-batasan sosial yang diberikan terhadap tubuh manusia. Menurut saya sebagian besar kisah yang ada di sini berhasil mengusung tema itu dengan baik. Meski memang masih lebih banyak yang berakhir tidak bahagia, tapi memang tidak bisa dipungkiri kenyataan tersebut masih terjadi di sekitar kita. Masih banyak orang-orang yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak mereka cintai, bahkan diusir dari rumah untuk menghilangkan 'aib' dari keluarga. Kurang-lebih sama seperti yang dijelaskan oleh Rocky Gerung di kata pengantarnya.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Tubuh adalah pemberian alam. Dimaksudkan untuk melanjutkan kehidupan. Dalam niat alamiah itu, seksualitas bertumbuh. Tetapi kemudian peradaban tiba untuk mengatur. Maka tubuh menjadi tubuh yang diatur: oleh politik, oleh tradisi, oleh ilmu, oleh agama, oleh teknologi, oleh hukum, dst. Tubuh ditertibkan oleh kehendak orang lain, oleh institusi."</blockquote>
<br />
Namun saya senang karena beberapa cerita juga memberikan pengharapan dan alternatif lain kehidupan bagi mereka yang selama ini tertindas. Beberapa kembali bertemu dan pergi ke tempat yang lebih mampu menerima mereka, beberapa lebih bebas menentukan kebahagiaan tanpa pengekangan tubuh yang terlalu ketat. Saya kira ini proporsi yang seimbang sekaligus realistis terhadap penggambaran kaum LGBTQIA+ di Indonesia.<br />
<br />
<b>Cinta dan Sastra</b><br />
<br />
Saat mendapatkan buku ini, sesungguhnya saya tidak banyak berekspektasi. Saya cukup sering membaca buku terbitan komunitas dan seringkali menghadapi kisah-kisah yang 1) kisah menawan dengan suntingan alakadarnya, 2) kumpulan tulisan dari aktivis yang lebih sering berteori daripada menulis fiksi, atau 3) kumpulan cerita dari anggota komunitas yang meski dikuatkan oleh pengalaman pribadi namun tidak diikuti kecakapan menulis fiksi dan penyuntingan yang mumpuni.<br />
<br />
Karena itu saya mendapatkan kejutan yang cukup menyenangkan ketika menemukan cerpen-cerpen yang dibukukan di sini memiliki kualitas penulisan dan penyuntingan yang bahkan ada di atas buku-buku penerbit mayor. Tidak ada tipografi yang meresahkan sejauh saya membaca, juga penyusunan tempatnya sangat cantik dan profesional. Konten di dalam setiap cerpen pun memiliki kualitas setara sastra koran, dengan kesensitifan dalam eksplorasi isu yang tidak memihak ataupun menyalahkan.<br />
<br />
Hal ini menjadi wajar ketika menengok ke bagian akhir buku dan melihat biodata para kontributor dalam antologi ini. Ternyata sebagian besar memang merupakan sastrawan yang setidaknya pernah menerbitkan buku mereka, bahkan beberapa pernah memenangkan penghargaan sastra. Jadi memang wajar sekali jika kualitas cerpen yang ada di dalam buku antologi ini menjadi enak dinikmati.<br />
<br />
Dari ke-23 cerita pendek di buku ini, cerita yang paling berkesan untuk saya pribadi adalah "Seratus Cambuk" yang ditulis oleh Antok Serean, yang mengisahkan tentang opresi terhadap kaum homoseksual di Aceh dan cerpen "Bayang" karya Banyu Bening yang mengisahkan tentang sepasang kekasih yang akhirnya bisa kembali bersama setelah sekian lama terpisah karena keputusan keluarga. Keduanya ditulis dengan permainan bahasa yang indah dan eksplorasi isu yang sesuai.<br />
<br />
Buku kumpulan cerpen ini menunjukkan bahwa Yayasan Suara Kita serius dalam mengedukasi masyarakat melalui karya literasi. Penggarapan akhir dan kontennya yang berkualitas patut dicontoh oleh komunitas-komunitas lain, bahkan oleh penerbit mayor sekalipun. Semoga ke depannya Suara Kita bisa terus menerbitkan buku-buku gender dan seksualitas yang berkualitas!</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-32507776517084453542016-01-17T13:25:00.002+07:002016-01-17T14:26:00.577+07:00[Review] Lukisan Hujan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1381653283l/18665343.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1381653283l/18665343.jpg" width="217" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Judul: Lukisan Hujan<br />
Penulis: Sitta Karina<br />
Penerbit: Literati<br />
Tahun cetakan: 2015<br />
Jenis: Paperback<br />
Tebal: 546 halaman<br />
ISBN: 9786028740425<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Ksatria dan Putri</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Saat teman-teman satu kompleksnya sibuk membicarakan bidadari mungil yang baru saja pindah ke kompleks mereka, awalnya Diaz sama sekali tidak tertarik. Bagaimana pun, dia masih dirundung patah hati setelah dikhianati oleh pacarnya, Anggia, karena sikapnya yang dianggap 'dingin'. Tapi setelah bidadari mungil yang menjadi rumor itu hampir menabraknya di tengah hari berhujan, Diaz menyadari bahwa gadis itu mungkin bisa membantunya menjadi laki-laki yang lebih baik di depan perempuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sisy masih SMA, imut dan mungil, tidak bisa berkata tidak, lugu, serta pandai memasak. Semua kualitas ini membuat banyak laki-laki tertarik padanya. Tapi yang bisa menarik perhatiannya adalah Diaz, laki-laki bermata sendu yang ketus dan tiba-tiba tertarik menjadi abangnya. Baik Sisy maupun Diaz nyaman dengan status mereka sebagai 'abang-adik' walau semua orang yang mendengarnya tidak pernah percaya dan kerap mencibir mereka. Bagi Sisy, Diaz adalah pengganti kakaknya yang telah meninggal. Bagi Diaz, Sisy adalah teman latihannya. Tentunya laki-laki dan perempuan bisa menjadi dekat tanpa status pacaran, bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Baru dan Lama</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dimulai dengan <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2014/05/review-dunia-mara.html">Dunia Mara</a>, Penerbit Literati rencananya akan menerbitkan ulang seri Hanafiah dengan tema kover senada. Lukisan Hujan ini pertama saya baca jaman SMA, hasil minjam <strike>jangka lama sampai hapal isinya luar kepala</strike> sama sahabat setia. Tapi setelah lulus dari masa bokek-anak-sekolah, buku ini--juga seri Hanafiah yang lain--ternyata sudah <i>out of print</i>. Jadi begitu ada kabar kalau Hanafiah mau diterbitkan ulang, <i>I just need to have it no matter what</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang berbeda dari Lukisan Hujan versi baru dan lama? Apa cuma ganti kover dan penerbit saja? <i>Nope</i>. Pembaca lama Hanafiah, silakan beli lagi versi baru novel ini, karena selain ganti kover, ternyata dilakukan perombakan besar-besaran juga terhadap kontennya. Tidak sampai mengubah alur cerita, hanya diperbaiki dan ditambahi serta dimodifikasi di sana-sini. Saya terutama senang sekali dengan usaha modifikasi detail Sitta Karina yang membuat kisah ini jadi mempunyai nuansa masa kini meski kisah aslinya sangat kental dengan budaya remaja pada masa awal terbitnya (fenomena abang-adik ketemu gede, <i>anyone</i>?).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa bagian yang juga dikembangkan, dan saya suka perkembangan-perkembangan kecil ini. Di satu sisi, perkembangan ini menambah <i>shading a new light</i> untuk beberapa karakter yang di versi awalnya masih terasa <i>one-dimensional</i> (Fey, Anggia, Igo). Saya paling senang dengan perkembangan Anggia yang jadi lebih banyak dibahas pola pikirnya, walau resolusinya terasa jadi lebih pendek dan menggantung. Soal resolusi Anggia, saya lebih suka di versi lamanya, terutama saat perbincangannya dengan Nara diperlihatkan. Adegan itu dulu sukses memberikan impact bagi saya, membuat saya jadi penggemar <i>certain</i> Carlo Andara Hanafiah sampai sekarang, jadi lumayan merasa sayang ketika tidak melihat hal itu lagi di versi yang baru.<br />
<br />
Di sisi lain, dari segi penulisan entah kenapa rasanya di versi baru cenderung lebih terburu-buru dan seolah dipadatkan, dengan banyak menggunakan <i>telling</i> daripada <i>showing</i>, jadi adegan-adegannya tidak mengalir seluwes versi lama. Ciri khas tulisan Sitta yang paling membuat saya terpikat adalah caranya memberi tahu pembaca tentang sifat-sifat karakternya tanpa perlu disebutkan dengan jelas (Diaz yang ketus, Reno yang <i>playboy</i>, Nara yang <i>slick and sly</i>), biasanya dengan dialog-dialog atau gestur karakter. Kualitas itu yang membuat saya setia membaca buku-buku Sitta Karina meski genre teenlit/YA biasanya bukan termasuk <i>cup-of-tea</i> saya. Dunia Mara masih terasa seperti itu, tapi kualitas ini saya rasakan agak menghilang di Lukisan Hujan versi baru dengan banyaknya <i>telling</i> tidak efektif yang muncul di sepanjang cerita. Terlepas dari itu, gaya ngepop khas Sitta Karina yang apik dan tidak cenderung <i>overdone</i> seperti kebanyakan penulis pop sekarang masih terus memenangkan hati saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Hanafiah Pertama</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain segala perubahan itu, yang terlihat jelas berubah adalah posisi novel Lukisan Hujan ini. Di versi lama, Lukisan Hujan lebih terasa seperti buku yang berdiri sendiri--begitu juga buku-buku selanjutnya sampai buku keempat Hanafiah yang selanjutnya mulai berjalan pada satu lini misteri utama. Sebelumnya, Lukisan Hujan hanya seperti cerita tunggal tentang salah satu anak dalam keluarga terpandang Hanafiah, tidak ada <i>hints</i> mengenai akan adanya sekuel atau tentang adanya misteri yang menjadi konflik utama dalam seri, membuat seri ini menjadi seri lepasan yang hanya terkait pada nama Hanafiah dan tidak akan masalah membaca satu buku tanpa membaca yang lainnya.<br />
<br />
Di versi baru ini, Sitta Karina mengubah posisi Lukisan Hujan menjadi lebih menghayati titel buku pertama dari seri Hanafiah dengan tambahan beberapa adegan yang sepertinya akan menjadi lini misteri utama konflik ini. Bagi yang sudah membaca Dunia Mara mungkin sudah menyadari misteri apa yang hendak dibangun oleh Sitta Karina berkaitan dengan seri ini, dan saya sangat tidak sabar menunggu bagaimana misteri ini dimainkan di buku-buku selanjutnya. Dalam aspek ini, saya salut dengan cara Sitta membuat Lukisan Hujan sebagai <i>kickstarter</i> seri Hanafiah.<br />
<br />
Awalnya sempat agak kecewa karena di versi ini Hanafiah kesannya tidak sekuat di versi yang lama, dimana karakter individual para Hanafiah langsung tercermin dan memikat fanbase. Hanafiah yang paling berperan banyak di sini adalah Nara, dengan sikap misteriusnya itu. Sebenarnya menurut saya porsi Nara di sini terlalu banyak, terutama karena buku selanjutnya bukan tentang dirinya dan penyelesaian sementara Nara di buku ini terasa terlalu mudah untuk menjawab segala kemisteriusannya, jadi untuk pembaca baru mungkin kehadiran Nara akan lebih terasa <i>annoying </i>daripada misterius. Tapi mungkin ini memang siasat Sitta Karina dalam mengolah pribadi Nara dan karena Nara adalah Hanafiah terfavorit sejak awal, jadi saya tidak sebegitunya protes dia banyak muncul. <strike>malah girang bukan main.</strike> hihihi.<br />
<br />
<b>Haruskah membeli versi ini?</b><br />
<br />
<i>Definitely yes</i>. Karena dengan segala revisinya itu, membaca versi yang baru akan terasa seperti membaca cerita lain dengan tema yang sama seperti versi lama. Plot tetap, adegan-adegan tetap, tapi nuansa keseluruhannya berbeda. Ditambah lagi dengan banyaknya hints yang mungkin akan menjawab (atau memberi kecurigaan awal) tentang Sword's Tears yang saya yakin memancing rasa penasaran banyak pembaca lama seri Hanafiah.<br />
<br />
Pembaca baru pun saya rasa akan dengan mudah menyukai buku ini. Gaya ngepop Sitta Karina asyik untuk dinikmati pembaca era kapan pun, terutama setelah banyaknya revisi di versi ini yang membuat nuansa ceritanya jadi lebih <i>update</i> dan cocok untuk dibaca di masa sekarang.<br />
<br />
<i>And look at those gorgeous covers! Aren't they just scream for you to collect 'em all?</i></div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-34136991724293561312016-01-16T17:01:00.004+07:002016-05-16T19:15:09.485+07:00Read at Your Own Risk Challenge 2016 Masterpost<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://lustandcoffee.files.wordpress.com/2016/01/1451813464384.jpg?w=604" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://lustandcoffee.files.wordpress.com/2016/01/1451813464384.jpg?w=604" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk tahun ini, saya sebenarnya berencana <i>lay low</i> dan nggak ikut banyak challenge <strike>akibat tahun kemarin super keteteran</strike>. Tapi lalu saya lihat postingan reading challenge ini yang di-host sama Mbak Yuska di blognya <a href="https://lustandcoffee.wordpress.com/2016/01/03/read-at-your-own-risk-challenge-2016/">Lust and Coffee</a> dan otomatis tertarik. Jadi yah, akhirnya ikutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa saya tertarik? Karena tema bacaan tiap bulannya akan dijadikan <i>surprise</i>! Tema baru akan keluar di awal bulan. Menarik, kan?</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini dia syarat-syarat mengikuti challenge ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Membaca buku dan menulis resensi untuk tema yang ditentukan tiap bulan. Resensi boleh dibuat di notes fb, blog atau goodreads.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Meninggalkan link di linky yang disediakan di blognya Mbak Yuska.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Akan ada pemenang bulanan untuk challenge ini berupa buku yang bisa dipilih sendiri senilai IDR 100,000.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Peserta tidak wajib mengikuti challenge tiap bulan, tetapi bagi yang mengikuti dari Januari sampai Desember 2016 akan ada hadiah spesial yang diundi akhir tahun, yaitu hadiah buku yang bisa dipilih sendiri di toko buku online sebesar IDR 250,000.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Tema akan diumumkan setiap awal bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mudah, kan? Sebenarnya Mbak Yuska nggak mensyaratkan untuk membuat masterpost, tapi tetap saya buat untuk menyimpan daftar tema setiap bulannya supaya nggak lupa. hehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daftar Tema:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Januari:</b> membaca buku dengan judul <b>Hujan/Rain</b> atau buku dengan <b>cover warna biru</b>.<br />
<b>Februari:</b> <b>Love-story</b> (fiksi atau non-fiksi)<br />
<b>Maret:</b> Your <b>favorite author</b>.<br />
<b>April:</b> a book <b>recommended by friend</b>. Buku yang direkomendasikan teman.<br />
<b>Mei:</b> <b>Buku Asia</b> (selain Indonesia).</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-53411539879005007832016-01-16T16:28:00.002+07:002016-01-16T16:28:21.449+07:00New Author Reading Challenge 2015 Recap!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGBCXquTnesug9YM-pNs6c86JU_dD_FFvE3OtMY4_0hmEXSTGLvMvamGzyC7U2Nd_jqzASBeeE1vB-7il5Ix7SbOJkRy9VkYTNofhkSPGzEbtLUD5puparYBj2LYcTK0mX5wBAH9Bk04k/s1600/Picture1banner.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGBCXquTnesug9YM-pNs6c86JU_dD_FFvE3OtMY4_0hmEXSTGLvMvamGzyC7U2Nd_jqzASBeeE1vB-7il5Ix7SbOJkRy9VkYTNofhkSPGzEbtLUD5puparYBj2LYcTK0mX5wBAH9Bk04k/s1600/Picture1banner.png" height="320" width="245" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Saya baru sempet bikin recap 16 hari setelah 2016 ya tuhaaaaan! orz<br />
Yah, jadi inilah hasil NAR 2015. Sejak Januari-Maret sebenarnya saya sudah berhasil lolos level yang saya ambil (level Middle, 15-30 buku), tapi setelah itu saya bablas lupa ngecek berapa penulis baru yang saya baca, jadi saya hilang hitungan sama sekali berapa buku yang saya baca untuk tantangan ini.<br />
<br />
Jadi, mari di-recap sekaligus mengetahui hasil akhirnya!<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<br />
1. Slave to Sensation - Nalini Singh (Januari)<br />
2. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.com/2015/01/review-song-of-achilles.html">The Song of Achilles - Madeline Miller</a> (Januari)<br />
3. Ventures and Investments - RoughDraftHero (Januari)<br />
4. Interpreter of Maladies - Jhumpa Lahiri (Januari)<br />
5. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.com/2015/03/review-dadaisme.html">Dadaisme - Dewi Sartika</a> (Januari) <<review Maret, selesai baca Januari X'D<br />
6. The Maze Runner - James Dashner (Februari)<br />
7. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.com/2015/02/review-istana-mimpi.html">Istana Mimpi - Ismail Kadare</a> (Februari)<br />
8. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.com/2015/02/review-bandar.html">Bandar - Zaky Yamani</a> (Februari)<br />
9. Dear Life - Alice Munro (Februari)<br />
10. The Art of Loving (Maret)<br />
11. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.com/2015/03/review-coming-out.html">Coming Out - Hendri Yulius</a> (Maret)<br />
12. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2015/05/review-salem-falls.html">Salem Falls - Jodi Picoult</a> (Maret)<br />
13. Dark Lover - J.R. Ward (April)<br />
14. Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman - Tim Buku TEMPO (April)<br />
15. The Wind Leading to Love - Ibuki Yuki (April)<br />
16. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2015/05/review-time-after-time.html">Time After Time - Aditia Yudis</a> (April)<br />
17. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2015/05/review-six-months-later.html">Six Months Later - Natalie D. Richards</a> (Mei)<br />
18. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2015/07/review-little-life.html">A Little Life - Hanya Yanagihara</a> (Mei)<br />
19. Simon vs. The Homo Sapiens Agenda - Becky Abertalli (Mei)<br />
20. Pergolakan Pemikiran Islam - Ahmad Wahib (Juni)<br />
21. Rust in Pieces - Nel Falisha (Juli)<br />
22. The Captain's Daughter and Other Stories - Alexander Pushkin (Agustus)<br />
23. Radikal Itu Menjual - Joseph Heath (Agustus)<br />
24. Zombie, I'm In Love - Isaac Marion (Agustus)<br />
25. Stay With Me Tonight - Sofi Melani (September)<br />
26. Come On Over - Christian Simamora (September)<br />
27. <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2015/09/review-heart-is-lonely-hunter.html">The Heart is a Lonely Hunter - Carson McCullers</a> (September)<br />
28. They Say I'm a Monkey - Djennar Maesa Ayu (September)<br />
29. The Road - Cormac McCarthy (Desember)<br />
30. Loving Jay - Renae Kaye (Desember)<br />
31. Kei - Erni Aladjai (Desember)<br />
<br />
Selain itu, saya juga ikut beberapa kategori tambahan. Here's the recap!<br />
<br />
<b><span style="color: magenta;">1. Ebook Lovers:</span></b> <b><span style="color: cyan;">The Song of Achilles, The Maze Runner, Six Month Later, A Little Life, Simon vs. The Homo Sapiens Agenda, The Heart is a Lonely Hunter,The Heart is a Lonely Hunter - Carson McCullers The Road, Loving Jay <span style="color: red;">(PASSED!!)</span></span></b><br />
<br />
<b><span style="color: magenta;">2. Girl Power!:</span></b> <span style="color: cyan;"><b>Slave to Sensation, Dark Lover, Interpreter of Maladies, Dear Life, They Say I'm a Monkey, Kei <span style="color: red;">(PASSED!!)</span></b></span><br />
<br />
<b><span style="color: magenta;">3. Support Local Author:</span></b> <b><span style="color: cyan;">Bandar, Coming Out, Time After Time</span></b><b><span style="color: cyan;">, Rust In Pieces, Stay With Me Tonight, Come On Over, Pergerakan Pemikiran Islam, Hatta <span style="color: red;">(PASSED!!)</span></span></b><br />
<br />
<br />
Satu buku lewat dari batas atas level waaaaw! Kategorinya pun lolos semua waaaaw! Tapi review-nya banyak yang belum dibuat, padahal secara umum buku yang saya baca tahun kemarin bagus-bagus. Mungkin nanti akan coba kejar beberapa review buku yang saya anggap bagus.<br />
<br />
<br />
Jadi, New Author Reading Challenge tahun 2015: <b>SUKSES! CONGRATS FOR MEEE!!</b><br />
<br />
P.s. Untuk yang tertarik membaca review dari judul-judul yang belum ada link-nya, boleh request di kolom komentar. Lumayan membantu saya menentukan kira-kira judul apa saja yang worth it dereview. #heh<b> </b><br />
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-61004237567370922902016-01-01T21:00:00.001+07:002016-01-01T21:00:02.343+07:00[Book Talk] Book Recap 2015 & Bookish Resolution 2016!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju_f4KYNSoEoeNqoqDzTy12F20Ik3MoRpUaelE2S9vmBaVjnjaJMGCCOeX8l9hfQJ_VY-jih9YjvGjHr8Ff72fwDp9eHfAJJ-RRJzECWouO7W3WnNtkm-u4i1InoNTiMPoXeB41fiHvv74/s1600/Happy-New-Year-Greeting-Card2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju_f4KYNSoEoeNqoqDzTy12F20Ik3MoRpUaelE2S9vmBaVjnjaJMGCCOeX8l9hfQJ_VY-jih9YjvGjHr8Ff72fwDp9eHfAJJ-RRJzECWouO7W3WnNtkm-u4i1InoNTiMPoXeB41fiHvv74/s400/Happy-New-Year-Greeting-Card2.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Selamat tahun baru 2016!<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana perjalanan membaca kalian selama 2015 kemarin? Tahun 2015 kemarin adalah tahun keteteran buat saya, bukan cuma dalam membaca dan blogging saja, tapi dalam... segala aspek. Banyak hal-hal di luar dugaan yang datang dan membuat segala rencana saya bubar jalan--untungnya, sebagian besar adalah kabar baik, jadi saya nggak terlalu banyak mengeluh. haha.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2015 saya ikut lumayan banyak reading challenge, ada yang sukses, ada yang tidak, tapi untuk urusan challenge setidaknya nggak separah tahun 2014. <strike>tinggal bikin recapnya nanti males nggak.</strike> Yang paling keteteran cuma Goodreads Challenge, dimana tahun 2015 saya menargetkan baca 70 buku dan target itu baru bisa terpenuhi tepat tanggal 31 Desember. Ini kali pertama saya sangat mepet dalam menyelesaikan Goodreads Challenge, biasanya sebelum hari terakhir sudah selesai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di awal tahun 2015, saya bertekad untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: a) kurangi membaca komik/manga dan b) menyeimbangkan membaca fiksi dan nonfiksi. Bisa dibilang, saya berhasil melakukan resolusi 2015 saya karena dari 70 buku yang dibaca, saya hanya memasukkan sekitar 7 judul komik, walau nonfiksi yang dimasukkan baru 5 judul saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara keseluruhan, pengalaman membaca saya tahun ini cukup baik. Saya banyak membaca buku bagus, meski kurang banyak yang menimbulkan kesan. Tapi sekalinya ada yang berkesan, saya langsung susah move on. Berikut ini 5 buku terbaik yang saya baca selama tahun 2015:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<b>1. A Little Life</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1418232389l/23165077.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1418232389l/23165077.jpg" width="210" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Ini buku yang paling bikin saya susah move on. Habis baca ini, selama dua minggu lebih saya nggak bisa ngapa-ngapain, padahal waktu itu saya lagi masa deadline revisi skripsi. Buku ini juga disinyalir sebagai salah satu buku yang bikin reading progress saya lambat setelahnya, karena setelah baca buku ini, rasanya buku lain jadi terasa hambar. Review bisa dibaca di <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2015/07/review-little-life.html">sini</a>.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>2. The Heart is a Lonely Hunter</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1423274430l/7095252.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1423274430l/7095252.jpg" width="212" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Buku ini pernah saya 'tolak' beberapa kali karena sinopsisnya tidak menarik perhatian saya--kisah tentang orang bisu-tuli di mata empat orang aneh sebuah kota? Saya lupa apa yang waktu itu membuat saya memutuskan untuk membaca buku ini, dan begitu selesai membaca, saya menyesal sekali telah berulang kali menolak buku ini. Ternyata isinya sangat mengruwes-kruwes hati. Review bisa dibaca di <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2015/09/review-heart-is-lonely-hunter.html">sini</a>.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>3. The Road</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1439197219l/6288.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1439197219l/6288.jpg" width="192" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Beberapa waktu lalu saya sedang ingin mencoba membaca karya Cormac McCarthy, dan pilihan saya jatuh pada The Road--walau sebenarnya awalnya ingin baca No Country For Old Man. Tapi saya tidak menyesal akhirnya baca ini, karena The Road ini menurut saya menggambarkan sisi realistis dari dunia fantasi post-apocalypse. Sunyi dan menegangkan meski tanpa/minim serangan.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>4. The Lowland</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1366930267l/17262100.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1366930267l/17262100.jpg" width="216" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Ini buku yang telah lama saya idam-idamkan, dan akhirnya bisa dapat dengan harga miring pula! Saya mulai baca buku ini sejak 2013, tapi karena begitu baca sepertiga awal saya langsung suka, akhirnya saya tahan membaca ebook-nya dan memutuskan baru akan membacanya tuntas setelah punya paperback-nya. Baru bisa baca tuntas tahun ini--dan buku ini tetap memesona hingga kini.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>5. Dear Life</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1420604521l/24333622.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://d.gr-assets.com/books/1420604521l/24333622.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Ini buku Munro pertama yang saya baca. Sebelumnya, saya hanya sempat membaca satu cerpennya di buku omnibus <a href="http://bukubukuganjil.blogspot.co.id/2013/08/review-kisah-kisah-cinta-ganjil.html">Kisah-kisah Cinta Ganjil</a>. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Indonesia seiring dengan didapuknya penulis Kanada ini sebagai pemenang Nobel Sastra 2015. Dari buku ini dapat dilihat dengan jelas kenapa Alice Munro layak memenangkan nobel sastra dan disebut sebagai master cerita pendek.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagi-lagi karena tahun kemarin saya keteteran, review pun banyak yang belum dibuat. Karena itu, untuk Goodreads Challenge 2016 saya kembali menurunkan jumlah buku yang dibaca menjadi 50 buku dengan syarat:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Tekan membaca komik. Karena sudah berhasil dilakukan di tahun kemarin, akan coba dipertahankan di tahun ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Perbanyak membaca buku sastra dan nonfiksi. Ada banyak buku sastra bagus yang belum-belum sempat saya baca dan cuma dipandangi di listopia saja. Tahun ini akan coba diperbanyak baca buku-buku sastra.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Perbanyak mereview. Setidaknya tingkatkan dari jumlah review tahun 2015 yang sangat sedikit itu huhuhuhu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, itulah recap perjalanan membaca tahun 2015 sekaligus resolusi membaca tahun 2016 saya. Semoga tahun 2016 bisa membaca dan mereview banyak buku bagus yang patut dijadikan rekomendasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa resolusi membaca 2016 kalian?</div>
</div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-61093017926282211192015-11-11T19:49:00.002+07:002015-11-11T19:49:36.845+07:00Wishful Wednesday [13]<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii5HLf7SGr97g99Sd2X9ypzaopW1NcJLoN-cR8VHQctmqxY86TR0VkCuMX4NgLvFLzLVZeKrmhhNNo1UV2LUMMjTewoKiM5RBeT_wMiXgAAY-oZAHaWkxS6mVERzG5r5GuEIauZdtNCUeR/s1600/wishful-wednesday.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii5HLf7SGr97g99Sd2X9ypzaopW1NcJLoN-cR8VHQctmqxY86TR0VkCuMX4NgLvFLzLVZeKrmhhNNo1UV2LUMMjTewoKiM5RBeT_wMiXgAAY-oZAHaWkxS6mVERzG5r5GuEIauZdtNCUeR/s1600/wishful-wednesday.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sudah lama banget nggak ikut Wishful Wednesdaaaaay! Akhirnya saya sempat lagi update WW. Kali ini sekalian buat catet top wishlist yang akan dibeli begitu ada uang, karena saya lupa terus dicatet di mana pun. Hopefully, setelah dicatet di sini akan bisa ingat.<br />
<br />
Jadi karena top to-buy-wishlist, isinya pun mungkin akan panjang. Beware! XD<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>1. The Crocodile Hole</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.insideindonesia.org/images/stories/edition_117/wieringa_cover.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.insideindonesia.org/images/stories/edition_117/wieringa_cover.jpg" height="320" width="215" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Saya termasuk salah satu yang mengincar buku ini sejak pertama ada kabar launching-nya di Ubud Writers and Readers Festival 2015--yang ternyata diancam untuk dibubarkan oleh pihak-pihak tertentu. Crocodile Hole ini merupakan memoar dari seorang perempuan yang selamat dari tragedi '65 dan 50 tahun kemudian memutuskan untuk menceritakan pengalamannya menggali kisah kelam tragedi 65. Konon ini juga mengangkat perjalanan seksualitas sang penulis. Worth to read!</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bisa dibeli di: <a href="http://myemail.constantcontact.com/Miliki-Segera-Novel-The-Crocodile-Hole-.html?soid=1109042461218&aid=1q1ZDl5iYHw">Jurnal Perempuan</a> </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>2. Seiren and Other Myths</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xpa1/v/t1.0-9/11221635_906879119406910_2399741260900960032_n.jpg?oh=230953e97783c781200a63c70ed3cc68&oe=56B340CD&__gda__=1459278453_f2e30ca8f532512127db7f9f054af8f6" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xpa1/v/t1.0-9/11221635_906879119406910_2399741260900960032_n.jpg?oh=230953e97783c781200a63c70ed3cc68&oe=56B340CD&__gda__=1459278453_f2e30ca8f532512127db7f9f054af8f6" width="236" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Ini adalah buku salah satu aspiring writer yang saya kagumi di facebook saya. Dia sering menuliskan kisah-kisahnya di status facebook, dan sekarang memutuskan untuk membukukannya. Bagi yang berminat membaca kisah-kisahnya, silakan berteman dengan <a href="https://www.facebook.com/silan.haye">Silan Haye</a> di facebook-nya.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bisa dibeli di: <a href="http://www.diandracreative.com/book-185-seiren_and_other_myths.html">Diandra Creative</a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>3. Asleep</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1348807008l/464004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1348807008l/464004.jpg" width="218" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sejak membaca Kitchen, saya jatuh cinta pada Banana Yoshimoto. Dan dari seluruh karyanya, yang paling ingin saya baca adalah Asleep. Sayangnya susah sekali dicari ebooknya (uhuk). Karena itu, saya memasukkan buku ini ke dalam to-buy list saya untuk bulan ini. Asleep merupakan kumpulan tiga novelet yang kesemuanya berkisah tentang perempuan-perempuan yang, seperti judulnya, tertidur dengan berbagai macam alasan. Ada yang tertidur karena ingin menghindar dari kenyataan, ada yang tertidur karena berselingkuh dan ada yang tertidur dengan selalu dibayangi sosok rival cintanya. Semuanya menarik dan membuat penasaran.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>4. The Diving Pool: Three Novellas</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://d.gr-assets.com/books/1317064652l/1337973.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://d.gr-assets.com/books/1317064652l/1337973.jpg" width="216" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sama seperti Asleep, buku ini pun merupakan kumpulan dari tiga novella yang menceritakan tentang bagaimana satu trigger kecil dalam pengalaman manusia dapat memicu sisi tergelap mereka. Saya ingin buku ini karena katanya buku punya eksplorasi psikologis yang sangat baik, and look at that goregeous cover! Tapi harganya bikin berjengit, jadi saya harus memilih untuk membeli buku ini atau Asleep saja--yang kemungkinan akan dimenangkan oleh Asleep (lagipula yang ini saya sudah punya ebooknya #hush).</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu dia to-buy-wishlist saya bulan ini! Apa wishlist kalian? Yuk, tulis dan share ke <a href="https://perpuskecil.wordpress.com/2015/11/11/wishful-wednesday-172/">Mbak Astrid</a>! XD</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4411839971711540876.post-57115171350863715632015-10-31T11:16:00.000+07:002015-10-31T11:40:44.983+07:00[Book Talk] The Way of Book Polygamist<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/cb/b1/2f/cbb12f342268bcffa09dd97e0b4133b5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/cb/b1/2f/cbb12f342268bcffa09dd97e0b4133b5.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Oke, ini pengakuan. Sebenarnya saya sedang berada dalam masa reviewing slump. Sebenarnya saya sudah menyelesaikan cukup banyak bacaan bagus yang menurut saya akan menarik jika dibuat reviewnya, tapi kendala waktu dan mood menghalangi saya. Anehnya, belakangan ini saya sedang banyak banget opini tentang buku yang saya tulis di facebook. Jadi saya pikir, kenapa nggak menuliskannya di blog saja? Itung-itung variasi konten. (haha)<br />
<br />
Maka, terbentuklah rubrik baru ini. Isinya kurang-lebih akan membahas mengenai opini saya terhadap berbagai macam fenomena (elah) di dunia perbukuan--setiap saya punya opini, tentu. <i>Please expect more of this in the future.</i> XD<br />
<br />
<a name='more'></a>Pembahasan perdana saya di Book Talk menyoal pembaca poligami, terinspirasi dari video Book Riot yang ini:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/Hvf9JeW7R9o/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/Hvf9JeW7R9o?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<br />
Saya sendiri juga termasuk pembaca poligami, alias orang yang dalam satu waktu bisa membaca banyak buku sekaligus. Total, saya bisa membaca 4 buku dalam satu waktu. Kenapa baca banyak buku? Karena saya cepat bosan dan span atensi saya nggak begitu bagus. lol. Juga karena saya sering merasa stres dengan banyaknya buku-buku baru yang terbit dan kelihatan sangat menjanjikan isinya. Tentu saja, solusi dari masalah stres itu adalah dengan membaca banyak buku sekaligus. XD<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/0d/ca/12/0dca1282830a379f8318854fbc4396c6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/0d/ca/12/0dca1282830a379f8318854fbc4396c6.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Melihat hobi saya ini, jadi ada banyak teman yang bertanya kenapa saya bisa baca banyak buku "berat" (karena kecenderungan saya baca buku nonfiksi dan sastra yang menurut banyak orang "berat") dengan cepat. Tentu saja karena saya baca 4 buku sekali duduk, duh! Walau selesainya juga jadi lama, setidaknya makin banyak buku yang saya tahu isinya (walau cuma setengahnya) saat saya membaca empat buku sekaligus.<br />
<br />
Bagaimana cara mengatur membaca buku-buku ini?<br />
<br />
Saya punya treatment berbeda-beda terhadap buku-buku yang saya baca, kapan harus membaca buku jenis apa, dan sebagainya. Ini cara saya membagi waktu membaca empat buku sekaligus. Nggak terlalu berbeda dengan video di atas, tapi jenis bacaannya mungkin berbeda.<br />
<br />
<b>1. Buku utama</b><br />
<br />
Buku kategori pertama adalah buku yang menjadi prioritas utama saya. Prioritas utama ini bisa karena berbagai faktor: karena memang bukunya <i>engaging</i> buat saya atau karena saya butuh baca bukunya cepat untuk bahan referensi. Buku jenis ini biasanya tersedia dalam format ebook dan saya akan copy datanya ke semua device yang saya punya--saat ini saya cuma punya laptop dan ponsel, tapi dulu saya juga copy buku ke tablet. Buku utama ini yang akan saya buka ketika senggang menunggu sesuatu, pulang dari berkegiatan, saat santai, dll. Pokoknya yang pertama dibuka pasti buku ini. Makanya buku kategori ini relatif lebih cepat selesai dibanding buku yang lain.<br />
<br />
Genre yang biasa saya baca untuk kategori ini: sastra kontemporer atau book award winner.<br />
<br />
<b>2. Buku paperback untuk teman perjalanan</b><br />
<br />
Saya punya kebiasaan yang cukup aneh. Saya paling efektif membaca buku paperback/hardcopy justru saat sedang di perjalanan naik kendaraan. Saat di rumah, saya pasti lambaaat banget progress-nya kalau disuruh baca paperback. Karena itu, saya paling suka naik kendaraan umum untuk pergi ke mana pun daripada bawa kendaraan sendiri. I could read more! Juga, saya lebih cepat progress-nya saat membaca nonfiksi di perjalanan daripada fiksi. Jadi saya pasti cenderung bawa buku nonfiksi untuk teman perjalanan.<b> </b>Audiobook juga bisa menjadi pilihan yang tepat untuk teman perjalanan, walau saya jarang mendengarkan audiobook karena <i>auditory attention</i> saya memble banget. :'D<br />
<br />
Genre yang asyik untuk jadi teman perjalanan: nonfiksi populer (memoar, biografi) atau social studies. Baca materi ujian di kendaraan juga surprisingly helpful. lol. <br />
<br />
<b>3. Buku pengalih perhatian</b><br />
<br />
Ini buku yang saya baca saat saya sedang jenuh dengan buku utama. Biasanya ini juga dalam format ebook--walau kadang paperback juga--dan disimpan hanya di laptop, tidak di ponsel juga, untuk menghemat kapasitas ponsel sekaligus supaya tidak mendistraksi saya berlebihan dari buku utama. Buku jenis ini juga jadi buku teman istirahat sejenak setelah menulis cukup lama, karena itu buku pengalih perhatian ini seringnya jenis buku-buku yang mudah dicerna dengan tema dan penulisan yang simpel--dan kalau bisa yang tipis juga biar cepat selesai.<br />
<br />
Genre yang biasa menjadi pengalih perhatian: YA, fantasy atau (M/M) romance.<br />
<br />
<b>4. Buku sebelum tidur</b><br />
<br />
Seringkali saya punya mood berbeda untuk bacaan sebelum tidur. Kalau buku utama tidak sebegitunya <i>engaging</i>, saya nggak akan membaca buku itu sebelum tidur. Karena itu, biasanya di samping bantal saya (saya nggak punya nakas hiks) ada beberapa tumpukan buku. Banyak orang mengira kalau sebelum tidur enaknya baca yang ringan-ringan. Mungkin memang benar begitu, tapi saya justru kebalikannya. Buku sebelum tidur biasanya adalah buku dengan konten paling "berat" yang akan bikin saya bosan kalau dibaca di waktu bangun. Selain itu, sebelum tidur adalah waktu di saat atensi saya paling alert, karena keadaan sudah santai dan suasana sudah sepi--sudah pada tidur--jadi lebih bisa berkonsentrasi membaca kalimat-kalimat sulit. Juga, buku dengan narasi sulit dan membosankan biasanya tukang nina bobo yang baik dan dijamin nggak akan membuat saya begadang karena penasaran dengan isinya. XD<br />
<br />
Genre yang biasa menjadi teman sebelum tidur: sastra klasik atau nonfiksi filsafat.<br />
<br />
Itu dia cara saya membagi waktu untuk bacaan-bacaan saya! Siapa yang juga pembaca poligami di sini? Bagaimana cara kalian membagi bacaan kalian dan jenis-jenisnya? Share it to the world! #elah </div>
</div>
Ayu Sasihhttp://www.blogger.com/profile/12641321143850161842noreply@blogger.com0