Halo! Saya kembali lagi dengan blogtour buku baru! Kali ini saya mendapat kesempatan untuk menjadi pembuka rangkaian blogtour novel terbaru dari Rainbow Rowell yang diterbitkan oleh Spring: Landline.
Mau tahu seperti apa, sih, buku terbaru Rainbow Rowell? Yuk intip review-nya, dan kalau beruntung, siapa tahu bisa dapat kesempatan punya buku kece ini. ;)
Judul: Landline
Penulis: Rainbow Rowell
Penerbit: Spring
Tahun cetakan: 2016
Jenis: Paperback
Tebal: 371 halaman
ISBN: 9786027432235
Telepon Kuning Ajaib
Telepon Kuning Ajaib
Georgie dan keluarganya sudah memesan tiket untuk ke Omaha dan melewatkan libur Natal bersama keluarga suaminya, Neal. Semua keperluan sudah disiapkan untuk menjelang liburan, tapi tiba-tiba Georgie pulang kantor dengan membawa kabar bahwa dia mendapat kesempatan untuk membuat acara tv komedi yang telah lama diimpikannya. Naskah empat episode pertama acara itu, bagaimana pun, harus sudah diserahkan dua hari setelah Natal.
Dia berusaha membujuk Neal agar menunda keberangkatan ke Omaha, tapi suaminya berpikiran lain. Neal membawa kedua putri mereka ke Omaha, meninggalkan Georgie sendirian di malam Natal bersama naskah yang belum rampung. Terlebih lagi, Neal tidak pernah sempat mengangkat teleponnya setelah sampai di Omaha.
Sebuah peristiwa kemudian membuat Georgie terhubung ke Neal di masa lalu melalui telepon kabel kuning yang ada di kamar lamanya. Melalui telepon ajaib itu, Georgie berusaha mencari jawaban mengenai kondisi pernikahannya. Tanpa tahu apakah dia akan berhasil memperbaiki pernikahannya atau justru menghancurkannya.
Pola Komunikasi Pasangan
Dengan gambar telepon kuning manisnya di sampul depan, Landline berusaha mengeksplorasi pola komunikasi pasangan dari keluarga nonkonvensional. Georgie dan Neal bukanlah pasangan sempurna; mereka memiliki masalah berlarut-larut dalam komunikasi. Georgie adalah perempuan yang selalu yakin pada jalannya, pada keinginannya. Dia menyampaikan semua mimpi dan rencananya dengan jujur, tapi seringkali lupa mendengarkan opini atau bertanya mengenai perasaan lawan bicaranya, dalam hal ini Neal.
Sementara itu, Neal adalah orang pendiam dan sensitif yang tidak pernah paham keinginannya sendiri. Dia mencintai Georgie karena istrinyalah yang menentukan jalan bagi mereka, dan Neal ingin mendukungnya sepenuh hati. Namun seberapa supportive pun Neal, ada kalanya dia termakan oleh pemikirannya sendiri. Dia tidak pernah bisa mengutarakan perasaannya pada Georgie karena ingin menjadi supportive, dan itu membuatnya seringkali harus memendam kegelisahannya. Akumulasi dari komunikasi yang tersendat inilah yang akhirnya membuat mereka terjerumus ke dalam masalah yang pelik.
Dengan telepon kabel tua yang memiliki pilihan terbatas, tidak seperti smartphone yang bisa memiliki banyak pilihan komunikasi serba instan dan cepat, Georgie dan Neal dipaksa untuk berhenti dan menunggu. Georgie dipaksa untuk lebih banyak mendengarkan saat Neal berusaha untuk lebih mengutarakan dirinya. Walau tentu, berkomunikasi saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan masalah mereka.
Nonkonvensional
Rainbow Rowell selama ini memiliki ciri khas senang membuat karakter yang beragam dan keluar dari stereotip konvensional fiksi romansa. Landline pun demikian. Neal bukanlah tokoh laki-laki idaman setiap perempuan. Dia pendek, pucat dan selalu memberengut. Juga emosional bukan main. Tapi dia manis dan sangat toleran. Georgie pun termasuk perempuan bertubuh gempal yang tidak terlalu memperhatikan penampilan. Tapi dia lucu dan paham mengenai dirinya dengan baik.
Selain itu, Neal dan Georgie juga merupakan pasangan nonkonvensional, dengan Georgie yang bekerja penuh sementara Neal menjadi bapak rumah tangga yang mengasuh kedua putri mereka. Konsep keluarga ini dibangun dengan begitu mulus, dengan alasan yang begitu logis dan lumrah. Melihat keluarga tidak konvensional di fiksi masih sangat jarang, jadi Landline menyuguhkannya dengan cukup apik dan tanpa pretensi.
Karakter-karakter dalam novel ini terkadang membuat sebal,terutama Seth, tetapi itulah manusia. Itulah pernikahan. Saat menikah, seseorang bukan hanya menikahi sisi baiknya, tetapi juga sisi buruknya dan berusaha membuat kompromi dari semua hal tersebut. Neal dan Georgie telah membuat kompromi itu selama lima belas tahun, dan jika ingin bertahan, mereka harus membuat serangkaian kompromi lain. Dengan bicara.
Giveaway!
Sekarang waktunya bagi-bagi novel Landline! Caranya gampang. Tinggal isi form di bawah ini dengan data yang diminta. Giveaway ini hanya untuk yang berdomisili di Indonesia dan akan dibuka hingga 26 Mei 2016. Pengumuman pemenang akan dilakukan bersamaan dengan pembukaan giveaway di blog host selanjutnya. Semoga beruntung!
a Rafflecopter giveaway
Dia berusaha membujuk Neal agar menunda keberangkatan ke Omaha, tapi suaminya berpikiran lain. Neal membawa kedua putri mereka ke Omaha, meninggalkan Georgie sendirian di malam Natal bersama naskah yang belum rampung. Terlebih lagi, Neal tidak pernah sempat mengangkat teleponnya setelah sampai di Omaha.
Sebuah peristiwa kemudian membuat Georgie terhubung ke Neal di masa lalu melalui telepon kabel kuning yang ada di kamar lamanya. Melalui telepon ajaib itu, Georgie berusaha mencari jawaban mengenai kondisi pernikahannya. Tanpa tahu apakah dia akan berhasil memperbaiki pernikahannya atau justru menghancurkannya.
Pola Komunikasi Pasangan
Dengan gambar telepon kuning manisnya di sampul depan, Landline berusaha mengeksplorasi pola komunikasi pasangan dari keluarga nonkonvensional. Georgie dan Neal bukanlah pasangan sempurna; mereka memiliki masalah berlarut-larut dalam komunikasi. Georgie adalah perempuan yang selalu yakin pada jalannya, pada keinginannya. Dia menyampaikan semua mimpi dan rencananya dengan jujur, tapi seringkali lupa mendengarkan opini atau bertanya mengenai perasaan lawan bicaranya, dalam hal ini Neal.
"Aku tidak pandai mengetahui apa yang aku mau," kata Neal di penghujung malam, di awal pagi. Mereka masih duduk di pantai, dan Neal sedang menggenggam tangan Georgie. Biasanya aku tidak pandai dalam menginginkan segala sesuatu."
[...]
"Kalau begitu hubungan kita akan baik-baik saja," kata Georgie, "karena aku super pintar dalam menginginkan segala sesuatu. Aku menginginkan segala sesuatu sampai kadang merasa muak dengan segalanya. Kadar keinginanku, paling tidak, cukup untuk dua orang."
Sementara itu, Neal adalah orang pendiam dan sensitif yang tidak pernah paham keinginannya sendiri. Dia mencintai Georgie karena istrinyalah yang menentukan jalan bagi mereka, dan Neal ingin mendukungnya sepenuh hati. Namun seberapa supportive pun Neal, ada kalanya dia termakan oleh pemikirannya sendiri. Dia tidak pernah bisa mengutarakan perasaannya pada Georgie karena ingin menjadi supportive, dan itu membuatnya seringkali harus memendam kegelisahannya. Akumulasi dari komunikasi yang tersendat inilah yang akhirnya membuat mereka terjerumus ke dalam masalah yang pelik.
Dengan telepon kabel tua yang memiliki pilihan terbatas, tidak seperti smartphone yang bisa memiliki banyak pilihan komunikasi serba instan dan cepat, Georgie dan Neal dipaksa untuk berhenti dan menunggu. Georgie dipaksa untuk lebih banyak mendengarkan saat Neal berusaha untuk lebih mengutarakan dirinya. Walau tentu, berkomunikasi saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan masalah mereka.
"Bagaimana kalau [cinta saja] tidak cukup?" tanya Georgie kepada Neal semalam.
"Kita akan buat arti 'cukup' bagi kita sendiri." Janji Neal kepadanya di tahun 1998. "Maukah kau menikah denganku?"
Nonkonvensional
Rainbow Rowell selama ini memiliki ciri khas senang membuat karakter yang beragam dan keluar dari stereotip konvensional fiksi romansa. Landline pun demikian. Neal bukanlah tokoh laki-laki idaman setiap perempuan. Dia pendek, pucat dan selalu memberengut. Juga emosional bukan main. Tapi dia manis dan sangat toleran. Georgie pun termasuk perempuan bertubuh gempal yang tidak terlalu memperhatikan penampilan. Tapi dia lucu dan paham mengenai dirinya dengan baik.
Selain itu, Neal dan Georgie juga merupakan pasangan nonkonvensional, dengan Georgie yang bekerja penuh sementara Neal menjadi bapak rumah tangga yang mengasuh kedua putri mereka. Konsep keluarga ini dibangun dengan begitu mulus, dengan alasan yang begitu logis dan lumrah. Melihat keluarga tidak konvensional di fiksi masih sangat jarang, jadi Landline menyuguhkannya dengan cukup apik dan tanpa pretensi.
Karakter-karakter dalam novel ini terkadang membuat sebal,
Giveaway!
Sekarang waktunya bagi-bagi novel Landline! Caranya gampang. Tinggal isi form di bawah ini dengan data yang diminta. Giveaway ini hanya untuk yang berdomisili di Indonesia dan akan dibuka hingga 26 Mei 2016. Pengumuman pemenang akan dilakukan bersamaan dengan pembukaan giveaway di blog host selanjutnya. Semoga beruntung!
Ayuu~ suka sama review loe :D
ReplyDeleteSemangat ya :D semoga sukses giveawaynya :D
Sudah ngisi separuh jalan. Terus berhenti. Maaf ya... =))
ReplyDeleteAku akan memilih orang yang ku sayang. Karena aku pernah melakukannya. Memang berat rasanya meninggalkan mimpi yang aku miliki. Tapi orang yang aku sayang itu telah menjagaku sejak kecil hingga kini. Ibu yang mungkin juga telah meninggalkan hal berarti untuknya.Jadi aku tidak ingin kehilangannya
ReplyDeleteBagus ayuu reviewnya. Good luck ya giveawaynya!:D
ReplyDeleteSaya akan memilih orang yang kusayang. Bagaimana pun mencari pasangan yang pas bukan perkara yang bisa dilakukan hitungan hari. Sedangkan untuk kesempatan besar yang lepas, bisa digantikan dengan kesempatan besar lainnya, atau dengan kesempatan kecil yang lainnya. Perihal hubungan yang melibatkan perasaan tidak bisa dikompromi apalagi direkonsiliasi. Pilihannya hanya 2, iya atau tidak. Jika iya, melanjutkan dengan perbaikan. Jika tidak, keberhasilan besar hanya akan dinikmati sendirian. Setahu saya, keberhasilan apa pun akan selalu dipersembahkan untuk orang tersayang
ReplyDeleteSaya milih untuk menggapai mimpi saya, kenapa? Karena mimpi adalah segalanya, percuma dong dari kecil kita punya mimpi tapi pas besar udah didepan mata malah disia-siain,kesempatan itu hanya datang SATU KALI dan tidak akan datang yang kedua kalinya, jadi saya tdk akan menyia-nyiakannya. Dan untuk orang yang aku sayang, percuma kalau aku merelakan mimpi aku demi dia, dia itu memang aku sayang,tp bukan segalanya. Kalau aku memilih orang yang aku sayang lalu aku meninggalkan mimpi yang sudah didepan mata, sama aja bohong dong dari kecil udah belajar mati-matian disekolahin tapi ujung-ujungnya juga cuma milih orang yang disayang tanpa memikirkan mimpi-mimpi saya. Kalau memang dia sayang sama saya, harusnya dia juga mendukung saya untuk mengejar mimpi saya, bukan menentangnya. Karena kalau saya berhasil mengejar mimpi saya, bukan hanya saya senang tapi dia juga.
ReplyDeleteItu saja jawaban saya, terimakasih:)
Mimpi. Karena buatku, saat ini, yang penting untukku adalah itu. Memang aku belum bisa bilang aku sedang berusaha keras untuk meraih mimpi... tapi justru karena itu. Aku ingin belajar menghargai diri sendiri dulu. Mungkin kalau pertanyaan ini diajukan sekitar sepuluh tahun ke depan, jawabanku akan lain. Tapi untuk sekarang, aku belum bisa memikirkan untuk menyayangi orang lain. Jadi, untuk orang-orang yang menyayangiku, maaf ><
ReplyDeleteTergantung sebenarnya. Kalau karena impian itu hubungan kita menjadi rusak, misalnya dengan suami, lebih baik impian itu dinomor duakan deh. Urusan mengejar impian, selama kita masih hidup, maka akan selalu ada kesempatan untuk meraihnya. Terlalu besar risiko yang musti kita hadapi jika hubungan dengan pasangan yang harus menjadi taruhannya. Lagipula, kita tidak akan selalu mendapatkan satu kesempatan yang sama untuk mendapatkan orang yang persis sama tabiat maupun karakternya, terlebih mencintainya.
ReplyDeleteTergantung sebenarnya. Kalau karena impian itu hubungan kita menjadi rusak, misalnya dengan suami, lebih baik impian itu dinomor duakan deh. Urusan mengejar impian, selama kita masih hidup, maka akan selalu ada kesempatan untuk meraihnya. Terlalu besar risiko yang musti kita hadapi jika hubungan dengan pasangan yang harus menjadi taruhannya. Lagipula, kita tidak akan selalu mendapatkan satu kesempatan yang sama untuk mendapatkan orang yang persis sama tabiat maupun karakternya, terlebih mencintainya.
ReplyDeleteSaya akan memilih orang terkasih. Karena menurutku, percuma saja saya mempunyai mimpi tapi saya meninggalkan orang-orang yang saya sayangi. Entah mengapa saya berpikir jika orang terkasih bukan hanya pasangan hidup saya tetapi orang-orang yang terdekat, termasuk orang tua saya. Saya bisa meraih mimpi saya tentu bukan hanya karena usaha saya sendiri tetapi ada usaha orang lain untuk membantu saya meraih mimpi saya. Saya makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri, saya tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Walaupun semua orang berkata jika mimpi saya tercapai karena usaha saya sendiri. Orang-orang yang sayangi merupakan prioritas selain Allah. Saya mencintai mereka lebih dari apapun, dan saya tidak akan pernah bisa hidup dengan segala pencapaian yang telah saya lakukan tanpa mereka semua. Karena tanpa mereka, saya bukanlah siapa-siapa, khususnya orang tua saya. Satu lagi, menurut saya mimpi bukanlah pilihan untuk mengorbankan orang-orang terdekat, mimpi tidak akan memisahkan orang-orang yang ku sayangi, jika mimpi itu berat saya lebih memilih melepas. Apabila memang itu rezeki saya, saya tidak perlu mengorbankan siapa-siapa dan mimpi itu akan terwujud di suatu hari nanti. Dan orang-orang terdekat saya akan bangga pada saya, saya ingin menunjukkan jika saya dapat meraih mimpi saya dan itu semua berkat mereka, berkat doa serta support mereka:)
ReplyDeleteSekian, terima kasih:)
Tadi salah masukin link sharenya:'v https://twitter.com/auliaarez/status/735052761461444608
DeleteSebenernya pilihan yang sulit, aku juga tidak bisa melepaskan mimpiku begitu saja, tapi karena aku harus memilih, aku akan memilih orang-orang yang ku sayang. Mimpi bagaikan harta yang menyilaukan, tapi aku tak mau silau dengan cahayanya, karena orang yang ku cinta lebih penting dari mimpiku. Jika memang mimpiku akan terwujud, ada banyak cara yang bisa ku lakukan tanpa mengorbankan perasaanku, perasaan orang yang ku sayang:')
ReplyDeleteAntara mimpi yang ingin di capai dengan orang yang kita sayangi, dua-dua nya begitu sulit jika harus memilih satu diantara nya. Namun, jika harus mengorbankan salah satu diantara keduanya maka aku akan mengorbankan mimpi ku. Karna aku tak ingin orang yang mencintai ku tersakiti.DanDan aku percaya bahwa Tuhan tidak lah tidur, maka apa yg baik menurut kita belum lah tentu baik menurut Nya. Maka jika memang mimpi ku itu adalah yg terbaik bagi ku, maka aku percaya suatu hari nanti akan ada banyak cara dan jalan untuk meraih nya.
ReplyDeleteAku pilih orang yang aku sayangi. Meraih mimpi dengan menyakiti orang yang terkasih bukanlah mimpi. Itu hanyalah ilusi yang menipu mata. Aku nggak mau menggapai mimpi jika harus kehilangan dan kesepian tanpa orang yang aku cintai.
ReplyDeleteSusah pertanyaanya, hahahaha. Untuk saat ini aku pilih mengejar mimpi karena, aku yakin seburuk-buruknya hubungan, kalau kita emang berjodoh dan saling sayang, suatu hari nanti akan membaik, mungkin saat ini katakanlah kita sama-sama egois, mau menang sendiri, tapi harus realistis. Kalau mimpi yang diingin dari lama bakalan terwujud, aku nggak akan melepaskannya, karena tidak akan tahu apakah ada kesempatan kedua, sedangkan sebuah hubungan, khususnya orang yang kita sayangi tidak memiliki masa kadaluwarsa.
ReplyDeleteSaya memilih mimpi. Maaf, tapi saya hidup karena mimpi. Dan perkara orang terkasih, jika dia benar menyayangi saya dia pasti mengizinkan saya untuk meraih mimpi itu.
ReplyDeleteSaya akan memilih untuk mempertahankan hubungan saya dengan orang yang saya sayangi. Sesuai dengan prinsip hidup saya selama ini "Khairunnas Anfauhum Linnaas: Sebaik- baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain" dan "Kebahagian itu ialah ketika bisa membahagiakan orang yang saya sayangi. Apa artinya bisa meraih mimpi, bila akhirnya harus menyakiti orang yang menyayangi saya dan yang saya sayangi. It means nothing to me.
ReplyDeleteSaya akan memilih orang terkasih saya yaitu keluarga saya, buat apa meraih mimpi tanpa persetujuan dari mereka ntar gak berkah lagi, mungkin suatu saat nanti saya dapat kesempatan lagi untuk meraih mimpi saya, selama saya punya tekad dan keyakinan dan doa dari kedua orangtua saya. Semangat.
ReplyDeletesaya memilih mimpi saya karena apabila orang terkasih saya menyayangi saya secara tulus dia akan mendukung saya.
ReplyDeleteSaya akan memilih mimpi. Karena mimpi saya akan merubah hidup saya dan orang terkasih saya. Kalau saya pertahankan orang terkasih, tidak dapat menentukan nasib saya. Memang dia bisa membuat kesempatan kedua untuk mimpi saya? Tidak. Jadi, seandainya hubungan rusak, tapi dia masih hidup, saya masih punya kesempatan berapa kalipun untuk memperbaiki hubungan. Dan, perlu dipertanyakan kenapa orang terkasih saya tidak mau menjadi yang nomor dua dari prioritas saya. Padahal, seharusnya dia mendukung penuh meraih apa yang menjadi mimpi saya, dan terus mensuport saya apapun yang terjadi, kalau memang dia merasa menjadi orang penting atau terkasih dalam hidup saya. mestinya dia bahagia kalau saya bahagia, itu kalau dia benar benar menganggap saya penting dalam hidupnya. Kalau mimpi? Mungkin suatu saat akan tercapai, bila kita memilih orang terkasih. Tapi, kapan? Hanya modal percaya keajaiban itu akan terjadi hanya memiliki 0,0 sekian persen saja.
ReplyDeleteSaya akan lebih memilih mimpi karena, mimpi tersebut merupakan hal yang saya inginkan dan saya pasti telah bekerja keras selama hidup saya untuk meraih mimpi saya. Dan dengan tercapainya mimpi saya tersebut, saya akan menjadi orang berbeda yang tentunya menjadi orang yang lebih baik karena saya merupakan orang yang berhasil dan tidak memiliki penyesalan di hidup karena tidak mengambil kesempatan saat kesempatan itu ada di depan mata. Jika orang yang saya cintai meninggalkan saya karena saya lebih memilih mimpi saya ini, maka dapat dipastikan orang itu tidak tulus mencintai saya dan masih bersikap egois, jika dia mencintai saya maka dia harus mencoba mengerti penjelasan saya kenapa saya memilih mimpi saya daripada dia dan sebagainya. Yang dia anggap buruk bagi dia belum tentu akan buruk untuk saya. Tentunya, orang hidup pasti memiliki tujuan dan cara kita hidup ini menentukan apakah kita dapat meraih tujuan atau mimpi kita tersebut.
ReplyDeleteSya akan memilih mimpi besar saya,
ReplyDeleteAkan sya bktikan kelak ktka sya brhsil meraihnya,sya tfk berada pda kputusan yg slah
Bhwasannya mniglkn org trksh demi meraih mimpi tdk dpat dktakan salah dan tdk jg dbnrkan,
Tp bkankah kesemptan tdk dtg 2x?
Dan sesungguhnya meraih mimpi dan mngrbnkn org trksih tdklah mudah,
Btuh krja keras dan prjuangan ekstra,tp demi mimpi untk msa dpan lbh baik biarlah saya brkorban,
Toh bla akhirnya qt brjodoh Tuhan tak akan trs mmshkn kita,
Cinta memang harus diperjuangkan, tapi cinta tidak akan pernah menghalangi siapa pun. Meraih mimpi itu penting. Dan cinta harusnya mendukungmu.
ReplyDeleteKarena itulah aku memilih untuk meraih mimpiku, agar aku menjadi yakin untuk bersanding dengannya.
Walaupun cinta harus diperjuangkan, mendapat kesempatan untuk bisa meraih mimpi itu tidak akan datang dua kali (sekalipun datang lagi, pasti akan membutuhkan waktu yang lama dan itu belum pasti, kan?). Karena itu aku akan memilih untuk meraih mimpiku. Agar aku bisa lebih pantas untuk bersanding dengan cintaku di kemudian hari. Karena cinta harus itu saling mendukung. Saling berkorban. Mungkin memang berat, tapi untuk mendapatkan hasil yang lebih manis semua pengorbanan butuh dilakukan :)
ReplyDeleteWah, ini pertanyaan yang sulit. Sebagai manusia yang haus prestise dan selalu dipenuhi keinginan pribadi, sudah sewajarnya ada impian terbesar yang ingin digapai. Sementara itu, sebagai manusia sosial yang tak mampu lepas dari jerat ikatan dengan orang lain, selalu ada seseorang yang dikasihi.
ReplyDeleteSebagai diri saya sendiri yang hanya memiliki idealisme dalam realitas yang saya percayai, di samping itu semua, saya tidak memunyai keputusan yang hanya saya miliki sendiri. Mungkin saya bisa menjawab pertanyaan semacam ini tergantung dari beberapa faktor lain yang terkait dan harus saya koreksi kembali. Namun, saat ini, untuk jawaban yang benar-benar hanya saya miliki sendiri, maka saya akan mengambil kesempatan untuk menggapai impian itu. Impian itu berkenaan dengan apa yang saya ciptakan yang juga berarti hal itu berasal dari dalam diri saya sendiri. Sedangkan, hubungan dengan orang terkasih itu bagian dari interaksi di luar diri. Karena saya hanya memercayai diri saya sendiri, saya memilih untuk mendapatkan kesempatan itu.
Aku bakal pilih meraih mimpi aku karena apa? Karena meraih impian itu tidaklah mudah dan jika mimpi itu sudah ada didepan mata dan akan menjadi kenyataan kenapa aku harus melewatkannya :)
ReplyDeleteJika memang dia orang terkasih yang di takdirkan buat aku suatu saat kami bertemu kembali dia akan mengerti kenapa aku lebih memilih mencapai impian aku terlebih dahulu :)
Aku akan memilih untuk mempertahankan hubungan dengan orang-orang terkasih. Karena menurutku karir segala sesuatu yang berkaitan dengan cita-cita dan mimpi hanya sebuah ambisi diri sendiri untuk menaklukan sesuatu. Sedangkan orang-orang yang kukasihi adalah duniaku, ousat dari seluruh aktivitas dan alasan kenapa aku bisa bertahan dan berdiri sampai disini.
ReplyDeleteTanpa dukungan dan nasihat dari mereka, aku tidak bisa menatap masa depanku dan tidak bisa mengerti kesalahanku.Hanya orang-orang yang kukasihi saja yang bersedia menyadarkan aku disaat aku melakukan salah atau keliru. Hanya mereka yang mau mendengar penat dan kesedihanku. Karena semua pengorbanan yang sudah mereka berikan itulah yang membuat aku akan merelakan mimpi dan ambisiku hanya untuk tetap berada disisi mereka.
Karena mereka maka aku ada.
@srificha
Terkadang mimpi/ sesuatu yang benar² kita idamkan gak selalu menjadi yang terbaik untuk kita, malah itu yang akan menghancurkan kita secara perlahan.
ReplyDeleteMaka dari itu aku lebih memilih orang terkasih, seperti keluarga atau orang yang benar² kita percayai. Kita pasti sangat yakin, mereka akan selalu mendukung bahkan membantu kita untuk memilih yang terbaik, mereka tau diri kita. Kelemahan maupun kelebihan yang kita miliki. :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMimpi. Karena yang terkasih jelas akan tetap tinggal bagaimana pun keadaanya. Mungkin ada sedikit ketidak cocokan di awal, tp lama kelamaan mereka pasti akan mengerti juga. Cinta akan bekerja dengan sendirinya untuk itu....terdengar egois, tp itu pilihan.
ReplyDeleteSedangkan mimpi kadang hanya datang sekali. Ketila hilang maka hilanglah...
Aku memilih bersama orang yang ku kasihi. Memang benar si kesempatan itu ga datang dua kali, apalagi kesempatan yang besar dan langka. Mungkin susah untuk datang lagi sekalinya kita melepas kesempatan langka yang sudah datang itu. Tapi menurutku lebih susah lagi untuk menemuka orang yang benar-benar ku kasihi dan juga mengasihiku. Orang yang ku sayang banyak, tapi sulit menemukan orang yang benar-benar tulus dikasihi. Dan kalau kita percaya dan tetap berusaha, akan lebih banyak lagi kesempatan kecil yang dapat kita ubah menjadi peluang yang besar. Karena sesuatu tidak akan menjadi besar kalau tidak dimulai dari hal yang kecil. Dan ku meyakini hal itu.
ReplyDeleteAku akan memilih mimpi. Karena kesempatan itu tidak mungkin datang dua kali. Aku yakin perlahan jika mereka benar-benar orang yang mengasihi aku pasti lama-lama akan memahami pilihanku. Aku akan membutikan dan membanggakan mereka dengan mimpi yang aku capai.
ReplyDeleteSaya milih orang terkasih. Karena... mimpi terbesar saya ya menghabiskan sisa hidup saya dengan orang yang saya cinta yang juga mencintai saya #tsah #apaansik
ReplyDeletePrinsip saya sih, masih banyak jalan menuju Roma, untuk sebuah obsesi. Tapi untuk bersama dengan orang yang dikasihi, saya tak yakin kalau akan ada kesempatan kedua, apalagi jaman sekarang, meleng dikit ditikung orang cuy! x))
selalu berakhir pada persimpangan pilihan, kini antara mimpi dan kasih. aku akan memilih mimpi, dan mimpi ku adalah bersama orang terkasih ku. jika aku benar-benar hidup didalam nya, aku akan menciptakan kehidupan 1000 tahun bersamanya. i love dreaming that i can be anything.
ReplyDeleteKetika keadaan memaksa untuk memilih antara mimpi atau orang terkasih, tentu itu suatu hal yang sangat sulit. Bagiku mimpi sangat penting, karena dengan adanya mimpi kita akan berusaha keras untuk mencapainya sehingga menimbulkan semangat hidup dalam jiwa. Tak sedikit orang yang bertemu dengan orang terkasih ketika mereka berusaha untuk mewujudkan impian mereka. Disini mimpi berperan tidak hanya untuk menimbulkan semangat mencapai apa yang diharapkan, tetapi mimpi juga berperan dalam mempertemukan kita dengan orang terkasih. Namun jangan lupa, terkadang kita ada diposisi titik jenuh sehingga tak punya semangat untuk menggapai mimpi. Dan disinilah peranan orang terkasih yang akan selalu ada dan menguatkan kita ketika kita berada diposisi paling bawah. Ingat kawan, ketika kita tak bisa menggapai mimpi kita masih mempunyai orang terkasih yang akan selalu ada dan memberi dukungan agar kita bisa meraih ribuan mimpi kita yang lainnya, hal tersebut setidaknya bisa membuat kita tersenyum dan masih mempunyai ambisi untuk mimpi2 lainnya. Namun, ketika kita memilih untuk menggapai 1 mimpi kita dan meninggalkan orang terkasih sehingga kita kehilangnya, apakah kamu yakin ketika kamu telah menggapai mimpi tersebut kamu akan bahagia ? Bahagia atas pencapaian itu sesaat kawan, ketika kita berhasil menggapai mimpi namun tanpa kehadiran orang terkasih yang mendampingi, jiwa itu akan kosong. :) kesempatan menggapai mimpi tidak datang 1 kali ketika kita terus berusaha, tetapi kesempatan kedua dikasihi oleh orang terkasih itu sulit datangnya. Pilihlah yang sekiranya sulit untuk kamu dapatkan kesempatan kedua, seperti aku yang lebih memilih orang terkasih :)
ReplyDeleteAku pilih menggapai mimpiku. Kalau orang terkasih itu benar-benar sayang/cinta pada kita, pasti dia akan mendukung kita menggapai mimpi. Tapi kalau hanya karena saya ingin menggapai cita-cita lalu dia marah, berarti dia tidak betul-betul sayang/cinta pada saya.
ReplyDeleteBLOG nya menarik sekali jadi yuhu hehe kunjungi yang satu ini yaaa biar kalian ga bingung dalam menentukan masalah GEDGET
ReplyDeletehttp://zapplerepair.com/iPhone-6-lcd-ada-bayangan-hitam-diganti-baru-juga-sama.html
http://zapplerepair.com/iPhone-6S-masalah-lcd-display-kadang-mau-muncul-kadang-engga.html
http://zapplerepair.com/perbedaan-antara-lcd-iPhone-original-sama-iPhone-lcd-ori-kaca-palsu.html