Review ini dibuat untuk event Baca dan Posting Bareng BBI 2014 bulan Agustus dengan tema buku Indonesia yang terbit tahun 2014.
Judul : Hanya Kamu yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu
Penulis : Norman Erikson Pasaribu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun cetakan : 2014
Jenis : Paperback
ISBN : 9786020304489
Rating : 4,5/5
Ada beberapa alasan kenapa saya ngidam buku ini, (1) saya ngefans sama penulisnya--walau penulisnya mungkin tidak kenal saya, (2) judulnya panjang, sama seperti novelnya Dewi Kharisma Michellia atau film-filmnya Edwin yang jadi favorit saya, (3) saya punya semacam kepercayaan-agak-ngaco bahwa semua cerita berjudul panjang pasti isinya adalah tentang kegalauan hidup yang dikemas dalam plot surealisme atau absurd--dan itu favorit saya--dan (4) ini tentang menunggu.
Penantian
Awalnya saya kira buku ini adalah novel, tapi ternyata kumpulan cerpen. Awalnya saya kira kisah-kisahnya hanya akan bercerita tentang kegalauan para pencinta, tapi ternyata--memang pecinta, walau para pecintanya cukup berbeda dari biasanya. Total ada 20 cerpen yang termuat dalam buku ini, beberapa cerpen--mungkin semua, tapi beberapa saya tidak menemukan kaitannya--adalah kisah yang saling berkaitan satu sama lain, membuat kumcer ini seperti sebuah jaring laba-laba yang terbentang di sekitar sang penulis. Saya akan coba sebisa mungkin jabarkan satu-satu tanpa spoiler, tapi beberapa mungkin tidak akan bisa dihindari.
1. Tentang Mengganti Seprai dan Sarung Bantal
"Kamu tahu, mungkin hidup semua orang, termasuk kamu dan aku, akan lebih mudah jika kita boleh menikah dengan bantal yang menyangga kepala kita setiap malam, yang mengusir demam, menjauhkan kuntilanak dari mimpi, mengamini doa-doa, merindukan kita di siang hari, menyimpan aroma sampo yang kita sukai, menyerap keringat, liur, air mata, tumpahan kopi tanpa sekalipun protes, dan berbisik di telinga kita di tiap malam yang murung: "Berbahagialah, berbahagialah. Di luar sana. Seseorang mencintaimu, seseorang tengah mencintaimu.." Tetapi, apakah dunia ini akan membiarkan kita menikahi sesuatu yang tidak berasal dari kita, meskipun ia mencintai kita tanpa merasakan duka dan damba?"
Berkisah tentang kasih yang tak sampai, serta gugatan terhadap sistem pernikahan yang tidak bebas dan memiliki terlalu banyak aturan. Juga tentang pertimbangan apakah harus tetap pada keputusan semula dan dirundung kesedihan yang familiar, atau mengubah jalan hidup ke tempat yang belum pasti--apakah ada kebahagiaan, atau malah kesedihan yang lebih mengenaskan?
2. Pria Murakami
"Semua orang adalah sama di mata Penantian."
Tentang manusia dan penantian akan sesuatu yang tak kunjung datang. Menunggu adalah soal siapa yang datang lebih dulu dan siapa yang datang lebih lambat--atau apakah dia akan datang? Kalau dia tidak datang, apa menunggu akan kehilangan maknanya?
3. Hal-hal Penting yang Terjadi Selama Kau Tak Ada
"Apa yang terjadi selama aku pergi?"
Betapa banyak hal yang mungkin akan terjadi jika kita tetap di suatu tempat, dan berapa banyak hal yang tidak terjadi ketika kita memutuskan untuk pergi.
4. Paskah
"Paskahmu adalah Paskah tanpa telur. Dan Natalmu tanpa pohon terang."
Akan lebih menyenangkan jika kita bisa mencintai seseorang yang sama dengan kita, tapi ternyata dalam persamaan pun ada perbedaan. Singgungan tentang mencintai mereka yang satu agama dengan kita namun berbeda dalam praktik dan pemikiran.
5. Tiga Kata untuk Emilie Mielke Jr.
"Sementara, tak akan ada penundaan, kematian bukanlah jadwal keberangkatan pesawat terbang."
Bagaimana caranya mengatakan selamat tinggal, aku akan mati?
6. Garpu
"Sebenarnya sungguh aku hanya ingin keluarga darurat ini tetap serupa garpu makan, tiga cabang; bukan garpu kue yang dua cabang dan satu tusukan sate."
Kisah tentang sebuah keluarga dadakan yang terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki yang harus terpecah ketika yang sepasang memutuskan untuk menikah.
7. Membersihkan Rumah di Hari Libur
"Berhubungan denganku seperti mengenakan selembar seprai tempat tidur untuk berbelanja ke pasar. Sangat ganjil. Terlalu ganjil."
Akan lebih menyenangkan jika kita bisa mencintai seseorang yang sama dengan kita, tapi justru kesamaan pada nama kita yang tidak mengizinkan kita bersama. Kisah lain tokoh dalam cerpen Garpu yang menceritakan tentang mencintai seseorang yang semarga (di beberapa kebudayaan tak boleh menikah semarga).
8. Guru Ramuan
"Kamu harus berada di sini, Cintaku, agar aku bisa bertahan hidup."
Masalahnya bukan tentang kesetiaan yang tanpa batas. Masalahnya karena sang kekasih pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal dan membuatnya tidak tahu apakah harus tetap menunggu atau meninggalkannya.
9. Doa
"Pada Minggu kali ini aku akan mati."
Intipan final untuk kehidupan tokoh dalam cerita Garpu dan Membersihkan Rumah di Hari Libur bersama dengan salah satu tokoh yang pernah berhubungan dengan tokoh dalam Guru Ramuan.
10. Mendaki Bersama Xingjian
"Tiga hari yang lalu, Yue Xiu Li, salah satu teman surat-menyurat elektronikku (dia mengaku berasal dari Shanghai, Republik Rakyat Cina) memintaku menerjemahkan versi Indonesia dari salah satu buku Gao Xingjian yang berjudul Gunung Jiwa ke dalam bahasa Inggris, lalu mengirimkannya melalui surel--surat elektronik--atau memajangnya di blog, karena dia tak tahan untuk membacanya."
Cerpen yang membuat saya mulai menawarkan untuk membagi hasil terjemahan saya pada teman-teman yang membutuhkan. Karena ternyata masih banyak yang tidak terbiasa membaca dalam bahasa inggris.
11. Pesta Bonnie
"Kau masih ingat Richard? Ia seseorang yang kukencani sebelum kamu."
Cerita lucu dan sedikit kejam tentang stalking mantan pacar--oh, we all did it, just be honest.
12. Kondektur
"Di tempat ini aku pernah mencoba membanggakan Ibu. Kukatakan pernah, sebab kini aku melakukannya hanya untuk bertahan hidup."
Kisah tentang seorang kondektur bus yang rindu akan kampung halaman dan sang Ibu yang telah tiada.
13. Fatamorgana di Meja Makan
"Kau tahu, Naheed, keberadaannya membuat meja kita makin mirip meja runding perjanjian politik antarnegara."
Niat awal Naheed membawa Garda bertemu dengan Em, perempuan yang dijodohkan dengannya, adalah supaya Garda bisa menjadi sekutu dalam menjauhkan Em darinya. Tapi akhirnya....
14. Sepasang Sosok yang Menunggu
"Kita akan selalu seperti ini. Duduk bersandingan sambil berpegangan tangan. Kamu akan selalu menengok dan menatapku jika tak ada orang. Sementara itu, bunyi ketukan tongkat kayu Jack akan selalu memenuhi tempat ini. Mengalir dari lantai, merambat melalui udara, masuk ke tempat terdalam dari hidup kita."
Kisah manis tentang sepasang boneka di toko boneka tua yang sebenarnya tidak bisa dibilang sepasang. Tentang menerima pasangan apa adanya terlepas dari segala perbedaan yang ada--dan apakah sebenarnya dia pasangan yang ideal menurutmu atau bukan.
15. Novelis Terkutuk
"Ruhut Manihuruk, seorang novelis terkutuk, sebenarnya tahu betul bahwa untuk menjadi penulis besar, dia harus lebih bersahabat dengan kawanan laba-laba di kamarnya. Tapi, Ruhut tidak ingin bersahabat dengan makhluk yang menurut dia berkasta jauh lebih rendah, dan malah membiarkan kamper-kamper itu memenuhi kamarnya."
Kisah tentang penulis cerita Fatamorgana di Meja Makan dan idealismenya dalam menulis.
16. Tetangga
"Tiba-tiba saja tetanggaku meraih hadiah nobel."
Yang namanya tetangga pasti ada saja yang disebalkan. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, meskipun sebenarnya rasa sebal itu bermula dari pencapaian yang selamanya takkan bisa diraih oleh diri sendiri.
17. Tulang Rusuk yang Hilang
"Aku mencintaimu, namun kamu tahu kita tak mungkin bersama."
Intipan final mengenai Ruhut Manihuruk dan kisah cintanya.
18. Buku Puisi di Kamar Mandi
"Pada tahun ke-16 pernikahan kami, suamiku tiba-tiba bermimpi menjadi seorang penyair."
Satir pedih mengenai realita dan idealisme para penulis dan penyair.
19. Aku Rasa Aku Akan Pergi Ke Suatu Tempat Untuk Waktu yang Teramat Lama
"Kau tahu, aku hanya berharap hidup ini sedikit mirip cerita pendek."
Kisah tentang penulis dalam Mendaki Bersama Xingjian--dan muncul sebentar di Kondektur--yang harus "dibungkam" oleh pemerintah karena tulisan-tulisannya yang "beda". Menurut saya cerita ini semacam pelintiran dari kisah Widji Thukul dengan sindiran terhadap pemerintahan masa kini.
20. Pengantar Tidurmu yang Panjang
"Pertama kali aku ikut kelas menulis cerita pendek aku diminta untuk menceritakan kisah nyata terpedih yang pernah kudengar, dan aku pun bercerita tentang bagaimana aku ditolak bekerja menjadi guru di sebuah taman kanak-kanak setelah diminta menceritakan kisah nyata paling menyedihkan yang pernah kudengar dan aku bercerita tentang Lelaki Alarm."
Apakah kisah nyata yang paling menyedihkan di dunia ini?
Kisah Cinta yang Berbeda
Sudah saya singgung sebelumnya, kumcer ini memang berisikan tentang kisah para pecinta, tapi pecinta yang tidak biasa. Tema utama dalam kumcer ini adalah tentang penantian, utamanya adalah penantian pada kasih-kasih yang tak sampai--atau yang bahasa kerennya adalah gagal move on. Secara gaya penulisan sebenarnya menurut saya tidak terlalu istimewa, cenderung khas gaya sastra koran yang terinspirasi oleh sastra asing. Tidak ada yang menarik dari segi pemilihan kata. Apalagi karena kovernya mirip-mirip poster iklan layanan masyarakat di puskesmas. Kalau bukan karena saya tahu penulisnya, mungkin saya akan agak ragu membelinya.
Tapi saya sangat suka cara Norman mengeksekusi ide-idenya. Tanpa jargon-jargon dan segala macam teori menurut tokoh A, B, C, yang dijejalkan ke dalam cerita, Norman berhasil mengusung isu-isu dalam ranah gender dan seksualitas dengan sangat baik. Alih-alih memberi banyak argumen personal mengenai LGBT melalui tokoh-tokohnya--ya, sebagian besar, walau tidak semua, cerita dalam kumcer ini menghadirkan tokoh gay--Norman memilih untuk meramunya menjadi plot yang bisa juga dibaca oleh mereka yang bukan kaum LGBT, menunjukkan bahwa toh yang namanya cinta, mau diubah dan dibuat seberbeda atau sesama apa pun, tetap bikin ngenes. Saya suka cara Norman membuat premis di satu cerpen bahwa "dua orang yang berbeda akan sulit untuk saling mencintai", dan mengkonternya dengan premis "tapi toh dua orang yang sama juga tetap akan sulit untuk saling mencintai" di cerpen berikutnya. Cinta adalah universal, setiap jenis cinta memiliki kesulitannya masing-masing, tidak peduli suku, ras, agama, dan seksualitas sang pencinta. Jadi tak perlu lah segala tuduhan itu.
Adalah tepat jika kumcer ini dibuka dengan kisah Tentang Mengganti Seprai dan Sarung Bantal, karena memang kumcer ini seolah membawa kita ke dunia mimpi, di mana menunggu seribu tahun pun tak akan ada masalah bagi kita, karena di dalam mimpi semuanya adalah ideal, sama seperti keputusasaan yang ideal. Cerpen yang jadi favorit saya adalah Fatamorgana di Meja Makan, karena efek bang!-nya paling kena untuk saya, bikin saya jungkir balik gemes. Lalu juga ada Paskah, Garpu, Sepasang Sosok yang Menunggu (kisah ini manis banget), dan Aku Rasa Aku Akan Pergi Ke Suatu Tempat Untuk Waktu yang Teramat Lama.
Pun, kumcer ini sangat pas ketika ditutup dengan kisah Pengantar Tidurmu yang Panjang. Kisah-kisah dalam mimpi Norman telah selesai, tapi bagaimana dengan kisah-kisah dalam mimpi kita sendiri? Apakah kita juga akan menunggu?
Tentang manusia dan penantian akan sesuatu yang tak kunjung datang. Menunggu adalah soal siapa yang datang lebih dulu dan siapa yang datang lebih lambat--atau apakah dia akan datang? Kalau dia tidak datang, apa menunggu akan kehilangan maknanya?
3. Hal-hal Penting yang Terjadi Selama Kau Tak Ada
"Apa yang terjadi selama aku pergi?"
Betapa banyak hal yang mungkin akan terjadi jika kita tetap di suatu tempat, dan berapa banyak hal yang tidak terjadi ketika kita memutuskan untuk pergi.
4. Paskah
"Paskahmu adalah Paskah tanpa telur. Dan Natalmu tanpa pohon terang."
Akan lebih menyenangkan jika kita bisa mencintai seseorang yang sama dengan kita, tapi ternyata dalam persamaan pun ada perbedaan. Singgungan tentang mencintai mereka yang satu agama dengan kita namun berbeda dalam praktik dan pemikiran.
5. Tiga Kata untuk Emilie Mielke Jr.
"Sementara, tak akan ada penundaan, kematian bukanlah jadwal keberangkatan pesawat terbang."
Bagaimana caranya mengatakan selamat tinggal, aku akan mati?
6. Garpu
"Sebenarnya sungguh aku hanya ingin keluarga darurat ini tetap serupa garpu makan, tiga cabang; bukan garpu kue yang dua cabang dan satu tusukan sate."
Kisah tentang sebuah keluarga dadakan yang terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki yang harus terpecah ketika yang sepasang memutuskan untuk menikah.
7. Membersihkan Rumah di Hari Libur
"Berhubungan denganku seperti mengenakan selembar seprai tempat tidur untuk berbelanja ke pasar. Sangat ganjil. Terlalu ganjil."
Akan lebih menyenangkan jika kita bisa mencintai seseorang yang sama dengan kita, tapi justru kesamaan pada nama kita yang tidak mengizinkan kita bersama. Kisah lain tokoh dalam cerpen Garpu yang menceritakan tentang mencintai seseorang yang semarga (di beberapa kebudayaan tak boleh menikah semarga).
8. Guru Ramuan
"Kamu harus berada di sini, Cintaku, agar aku bisa bertahan hidup."
Masalahnya bukan tentang kesetiaan yang tanpa batas. Masalahnya karena sang kekasih pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal dan membuatnya tidak tahu apakah harus tetap menunggu atau meninggalkannya.
9. Doa
"Pada Minggu kali ini aku akan mati."
Intipan final untuk kehidupan tokoh dalam cerita Garpu dan Membersihkan Rumah di Hari Libur bersama dengan salah satu tokoh yang pernah berhubungan dengan tokoh dalam Guru Ramuan.
10. Mendaki Bersama Xingjian
"Tiga hari yang lalu, Yue Xiu Li, salah satu teman surat-menyurat elektronikku (dia mengaku berasal dari Shanghai, Republik Rakyat Cina) memintaku menerjemahkan versi Indonesia dari salah satu buku Gao Xingjian yang berjudul Gunung Jiwa ke dalam bahasa Inggris, lalu mengirimkannya melalui surel--surat elektronik--atau memajangnya di blog, karena dia tak tahan untuk membacanya."
Cerpen yang membuat saya mulai menawarkan untuk membagi hasil terjemahan saya pada teman-teman yang membutuhkan. Karena ternyata masih banyak yang tidak terbiasa membaca dalam bahasa inggris.
11. Pesta Bonnie
"Kau masih ingat Richard? Ia seseorang yang kukencani sebelum kamu."
Cerita lucu dan sedikit kejam tentang stalking mantan pacar--oh, we all did it, just be honest.
12. Kondektur
"Di tempat ini aku pernah mencoba membanggakan Ibu. Kukatakan pernah, sebab kini aku melakukannya hanya untuk bertahan hidup."
Kisah tentang seorang kondektur bus yang rindu akan kampung halaman dan sang Ibu yang telah tiada.
13. Fatamorgana di Meja Makan
"Kau tahu, Naheed, keberadaannya membuat meja kita makin mirip meja runding perjanjian politik antarnegara."
Niat awal Naheed membawa Garda bertemu dengan Em, perempuan yang dijodohkan dengannya, adalah supaya Garda bisa menjadi sekutu dalam menjauhkan Em darinya. Tapi akhirnya....
14. Sepasang Sosok yang Menunggu
"Kita akan selalu seperti ini. Duduk bersandingan sambil berpegangan tangan. Kamu akan selalu menengok dan menatapku jika tak ada orang. Sementara itu, bunyi ketukan tongkat kayu Jack akan selalu memenuhi tempat ini. Mengalir dari lantai, merambat melalui udara, masuk ke tempat terdalam dari hidup kita."
Kisah manis tentang sepasang boneka di toko boneka tua yang sebenarnya tidak bisa dibilang sepasang. Tentang menerima pasangan apa adanya terlepas dari segala perbedaan yang ada--dan apakah sebenarnya dia pasangan yang ideal menurutmu atau bukan.
15. Novelis Terkutuk
"Ruhut Manihuruk, seorang novelis terkutuk, sebenarnya tahu betul bahwa untuk menjadi penulis besar, dia harus lebih bersahabat dengan kawanan laba-laba di kamarnya. Tapi, Ruhut tidak ingin bersahabat dengan makhluk yang menurut dia berkasta jauh lebih rendah, dan malah membiarkan kamper-kamper itu memenuhi kamarnya."
Kisah tentang penulis cerita Fatamorgana di Meja Makan dan idealismenya dalam menulis.
16. Tetangga
"Tiba-tiba saja tetanggaku meraih hadiah nobel."
Yang namanya tetangga pasti ada saja yang disebalkan. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, meskipun sebenarnya rasa sebal itu bermula dari pencapaian yang selamanya takkan bisa diraih oleh diri sendiri.
17. Tulang Rusuk yang Hilang
"Aku mencintaimu, namun kamu tahu kita tak mungkin bersama."
Intipan final mengenai Ruhut Manihuruk dan kisah cintanya.
18. Buku Puisi di Kamar Mandi
"Pada tahun ke-16 pernikahan kami, suamiku tiba-tiba bermimpi menjadi seorang penyair."
Satir pedih mengenai realita dan idealisme para penulis dan penyair.
19. Aku Rasa Aku Akan Pergi Ke Suatu Tempat Untuk Waktu yang Teramat Lama
"Kau tahu, aku hanya berharap hidup ini sedikit mirip cerita pendek."
Kisah tentang penulis dalam Mendaki Bersama Xingjian--dan muncul sebentar di Kondektur--yang harus "dibungkam" oleh pemerintah karena tulisan-tulisannya yang "beda". Menurut saya cerita ini semacam pelintiran dari kisah Widji Thukul dengan sindiran terhadap pemerintahan masa kini.
20. Pengantar Tidurmu yang Panjang
"Pertama kali aku ikut kelas menulis cerita pendek aku diminta untuk menceritakan kisah nyata terpedih yang pernah kudengar, dan aku pun bercerita tentang bagaimana aku ditolak bekerja menjadi guru di sebuah taman kanak-kanak setelah diminta menceritakan kisah nyata paling menyedihkan yang pernah kudengar dan aku bercerita tentang Lelaki Alarm."
Apakah kisah nyata yang paling menyedihkan di dunia ini?
Kisah Cinta yang Berbeda
Sudah saya singgung sebelumnya, kumcer ini memang berisikan tentang kisah para pecinta, tapi pecinta yang tidak biasa. Tema utama dalam kumcer ini adalah tentang penantian, utamanya adalah penantian pada kasih-kasih yang tak sampai--atau yang bahasa kerennya adalah gagal move on. Secara gaya penulisan sebenarnya menurut saya tidak terlalu istimewa, cenderung khas gaya sastra koran yang terinspirasi oleh sastra asing. Tidak ada yang menarik dari segi pemilihan kata. Apalagi karena kovernya mirip-mirip poster iklan layanan masyarakat di puskesmas. Kalau bukan karena saya tahu penulisnya, mungkin saya akan agak ragu membelinya.
Tapi saya sangat suka cara Norman mengeksekusi ide-idenya. Tanpa jargon-jargon dan segala macam teori menurut tokoh A, B, C, yang dijejalkan ke dalam cerita, Norman berhasil mengusung isu-isu dalam ranah gender dan seksualitas dengan sangat baik. Alih-alih memberi banyak argumen personal mengenai LGBT melalui tokoh-tokohnya--ya, sebagian besar, walau tidak semua, cerita dalam kumcer ini menghadirkan tokoh gay--Norman memilih untuk meramunya menjadi plot yang bisa juga dibaca oleh mereka yang bukan kaum LGBT, menunjukkan bahwa toh yang namanya cinta, mau diubah dan dibuat seberbeda atau sesama apa pun, tetap bikin ngenes. Saya suka cara Norman membuat premis di satu cerpen bahwa "dua orang yang berbeda akan sulit untuk saling mencintai", dan mengkonternya dengan premis "tapi toh dua orang yang sama juga tetap akan sulit untuk saling mencintai" di cerpen berikutnya. Cinta adalah universal, setiap jenis cinta memiliki kesulitannya masing-masing, tidak peduli suku, ras, agama, dan seksualitas sang pencinta. Jadi tak perlu lah segala tuduhan itu.
Adalah tepat jika kumcer ini dibuka dengan kisah Tentang Mengganti Seprai dan Sarung Bantal, karena memang kumcer ini seolah membawa kita ke dunia mimpi, di mana menunggu seribu tahun pun tak akan ada masalah bagi kita, karena di dalam mimpi semuanya adalah ideal, sama seperti keputusasaan yang ideal. Cerpen yang jadi favorit saya adalah Fatamorgana di Meja Makan, karena efek bang!-nya paling kena untuk saya, bikin saya jungkir balik gemes. Lalu juga ada Paskah, Garpu, Sepasang Sosok yang Menunggu (kisah ini manis banget), dan Aku Rasa Aku Akan Pergi Ke Suatu Tempat Untuk Waktu yang Teramat Lama.
Pun, kumcer ini sangat pas ketika ditutup dengan kisah Pengantar Tidurmu yang Panjang. Kisah-kisah dalam mimpi Norman telah selesai, tapi bagaimana dengan kisah-kisah dalam mimpi kita sendiri? Apakah kita juga akan menunggu?
penasaran dengan cerita 'tetangga' sepertinya menggelitik :D
ReplyDeletepas ke gramed juga sempet penasaran sama buku ini karena judulnya panjang banget sampe dinobatin sbg cerpen dgn judul terpanjang gitu, tapi karena lagi nyari buku lain jadinya ngga beli ini, hehe, makasih review-nya kak. :3
ReplyDelete