Skip to main content

[Review] Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta



Judul: Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta
Penulis: Luis Sepulveda
Penerbit: Marjin Kiri
Tahun cetakan: 2005
Jenis: Paperback
ISBN: 9799998042




Maafkan kalau gambar kovernya gelap. Terpaksa difoto sendiri karena foto kover yang tersedia (di Goodreads) resolusinya terlalu kecil.

Kisah Pak Tua

El Idilio adalah sebuah desa kecil di sepanjang sungai Amazon, Ekuador. Awalnya desa itu adalah hutan rimba yang dibabat oleh manusia dan dijadikan tempat bermukim begitu demam emas melanda wilayah Amerika Latin. Di sebuah gubuk di bantaran sungai, tinggal seorang lelaki tua yang kerap meminta dibawakan novel-novel cerita cinta oleh dokter gigi yang berkunjung ke desa itu dua kali setahun. Pak Tua itu, Antonio Jose Bolivar Proano, adalah orang yang dijuluki si Pemburu oleh orang-orang desa karena dia bisa dengan mudah menjelajahi hutan setelah bertahun-tahun tinggal bersama suku Shuar, suku Indian nomaden di hutan Amazon. Meski begitu, Pak Tua itu ogah berurusan dengan peradaban modern dan memilih untuk menyepi di gubuknya sambil membacai kisah-kisah cinta.

Namun ketenangannya harus terusik ketika salah satu turis yang datang ke desa itu ditemukan mati di hutan dengan bekas cakaran yang terdeteksi milik macan kumbang. Ternyata turis itu membunuhi anak-anak dan pasangan si macan lalu menguliti mereka, dan sebagai gantinya, macan itu membalas dendam pada si turis, juga pada warga desa. Ketika korban terus berjatuhan, Pak Tua dengan enggan mengangkat senjata dan memburu macan malang yang terluka oleh kebiadaban peradaban manusia.

Alam Versus Peradaban

Novel ini merupakan perwujudan dari istilah "padat berisi." Hanya dalam 100 halaman, Luis Sepulveda dapat menggambarkan dengan jelas suasana masyarakat Ekuador pada era demam emas pada abad ke-19, masa-masa orang Eropa ramai bermigrasi ke benua Amerika dan Australia untuk mencari emas, membabati hutan dan membangun pemukiman di sana, mendesak suku asli yang hidup berdampingan dengan alam dan hewan-hewan.

Novelet ini sebagian besar menyindir kecongkakan manusia peradaban terhadap alam. Orang-orang yang mengaku beradab dan terpelajar justru merasa alam hendak menghancurkan mereka, meski pada awalnya merekalah yang pertama kali menghancurkan dan melukai alam. Seperti macan kumbang yang membunuhi manusia desa, pada hakikatnya macan itu tidak akan menyerang jika turis yang terbunuh pertama tidak membunuhi anak-anak macan dan menguliti mereka, lalu melukai macan pasangannya. Namun pada akhirnya manusia memburu macan itu dan menganggapnya berbahaya, meski sebenarnya manusialah yang lebih berbahaya bagi alam.

Saya suka sekali gaya penceritaan dan penerjemahannya. Terjemahannya sangat luwes dan tak jarang menggunakan kata-kata tidak baku yang diselipkan secara pas hingga kesan "desa" dan "kurang terpelajar" warga desa El Idilio bisa tersampaikan dengan baik. Penulisannya juga ringkas namun memberi kesan yang mendalam mengenai suasana masyarakat Amerika Latin, membuat buku ini sangat nyaman dibaca dan meninggalkan kesan mendalam.

Sastra Amerika Latin

Sejak kesengsem dengan Isabel Allende dan Gabriel Garcia Marquez, saya jadi gandrung pada novel-novel amerika latin, terutama karena penggambaran suasana amerika latin yang kental dan menurut saya sedikit mirip suasana Indonesia. Mungkin karena kontur negaranya yang penuh hutan tropis dan subtropis, serta pola kehidupannya yang komunal. Sastra amerika latin juga terkenal sebagai sastra pergerakan kaum kiri dan antikolonialisme, dengan banyak penulisnya ditahan dan diasingkan oleh rezim-rezim yang berkuasa di sana. Sejarah pergerakan politiknya yang juga mirip dengan Indonesia inilah yang membuat novel-novel amerika latin terasa akrab di hati penulis Indonesia.

Penerbitnya di Indonesia juga sudah lama menarik minat saya, tapi novel ini adalah buku pertama yang saya baca yang berasal dari penerbit Marjin Kiri. Buku-bukunya sepertinya agak sulit didapat, tapi saya tidak ragu lagi untuk mulai mengumpulkan buku-buku dari penerbit ini.

Comments

Popular posts from this blog

[Review] Majapahit : Sandyakala Rajasawangsa

Judul : Majapahit: Sandyakala Rajasawangsa (Majapahit #1) Penulis : Langit Kresna Hariadi Penerbit : Bentang Pustaka Tahun cetakan : 2012 Jenis : Paperback ISBN : 9786028811811 Rating : 3,5/5 Saya sangat menyukai seri Gajah Mada dari Pak LKH, tapi sewaktu saya berniat mengoleksinya, bersama seri Candi Murca, buku-bukunya kebanyakan sudah tidak beredar lagi. Sewaktu ingin tanya-tanya ke bapak penulisnya langsung tentang kedua seri tersebut, saya menemukan kalau LKH ternyata menerbitkan seri terbarunya, Majapahit. Karena saya suka Gajah Mada, sang mahapatih Majapahit itu, maka saya juga jadi berminat pada seri baru ini karena penasaran kisah apa yang akan diusung olehnya, mengingat sepertinya kondisi kerajaan Majapahit sudah cukup banyak terkaver dalam seri Gajah Mada. Jadi, dimulai dari manakah kisah kerajaan terbesar Indonesia ini?

[Review] A Little Life

Judul: A Little Life Penulis: Hanya Yanagihara Penerbit: Doubleday Tahun cetakan: 2015 Jenis: ebook Tebal: 669 halaman ISBN: 9780385539265 PERHATIAN: Buku ini memiliki beberapa trigger yang mungkin akan dapat memengaruhi kondisi mental pembaca yang pernah/sedang mengalami isu-isu sensitif--perkosaan, penganiayaan fisik dan seksual, kekerasan pada anak, kecanduan obat-obatan, penyakit kejiwaan serta kecenderungan bunuh diri. Jika memiliki salah satu dari trigger yang disebutkan, disarankan untuk tidak membaca buku ini atau membaca dengan pantauan orang sekitar.

[Review] A Room of One's Own

Judul: A Room of One's Own Penulis: Virginia Woolf Penerbit: Harcourt Tahun cetakan: 1989 Jenis: Paperback ISBN: 9780156787338