Hari keempat! Satu hari lagi dan saya akan sukses! wohooo~
ehem.
Jadi, ya, selamat datang kembali ke postingan lima hari berturut-turut mengenai #5BukuDalamHidupku yang diprakarsai oleh mas Irwan Bajang. Hari keempat sudah mulai berat, yaa, terutama karena justru menjelang akhir pekan tugas-tugas kuliah saya makin mendekati deadline. huhuhuhu. Tapi saya akan berusaha tetap memposting challenge ini. #tekad
Buku yang akan saya bahas kali ini dan besok adalah buku yang menjadi penghantar saya menuju saya yang sekarang--seorang LGBT-supporter dan seorang feminis.
Untuk hari ini yang akan saya bahas adalah mengenai buku yang membawa saya ke gerbang dunia LGBT (tsaaaah). Isu LGBT memang sudah saya ketahui sejak tahun 2005, melalui fenomena anime dan manga yaoi yang sedang cukup marak pada waktu itu--bahkan diulas di media anime mayor. Dari perkenalan itu, perlahan saya juga mulai menyukai pasangan yaoi (pasangan sesama jenis) dalam anime dan manga, tapi hanya berhenti di situ. Saya suka, tapi tak pernah punya keinginan untuk mengetahui lebih dalam mengenai kaum ini, karena saya masih menganggap yaoi adalah "khayalan 2D", hanya sebatas imajinasi yang takkan saya campur-adukkan di dunia nyata.
Lalu pada sekitaran tahun 2010 lalu saya mulai mengenal Goodreads, dan saat iseng random search tentang yaoi, entah kenapa saya justru nyasar ke data buku Faith & Fidelity--sebuah novel M/M-romance. Bacaannya cukup singkat, tapi dari situ mata saya terbuka mengenai isu-isu LGBT yang lebih aktual daripada sekedar fantasi dalam dunia dua dimensi. Dari buku tersebut, selama 2010-2011 bacaan saya terfokus di buku-buku yang bertema LGBT dan gender--yang kelanjutannya akan saya bahas besok--hingga perlahan mata saya terbuka akan keadaan komunitas LGBT ini dan perjuangan mereka.
"Because you can't choose who you'd be in love."
Lepas tahun 2011 saya mulai aktif berkorespondensi dengan kaan-kawan LGBT dan makin mendalami mengenai isu yang satu ini hingga akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang aktivis seksualitas dan gender, serta mulai memfokuskan tulisan-tulisan ilmiah saya pada ranah ini. Kalau bukan karena tersandung ke data buku Tere Michaels di Goodreads, mungkin sampai sekarang saya masihlah seorang berpaham konservatif yang terlalu lurus. hahaha.
ehem.
Jadi, ya, selamat datang kembali ke postingan lima hari berturut-turut mengenai #5BukuDalamHidupku yang diprakarsai oleh mas Irwan Bajang. Hari keempat sudah mulai berat, yaa, terutama karena justru menjelang akhir pekan tugas-tugas kuliah saya makin mendekati deadline. huhuhuhu. Tapi saya akan berusaha tetap memposting challenge ini. #tekad
Buku yang akan saya bahas kali ini dan besok adalah buku yang menjadi penghantar saya menuju saya yang sekarang--seorang LGBT-supporter dan seorang feminis.
Untuk hari ini yang akan saya bahas adalah mengenai buku yang membawa saya ke gerbang dunia LGBT (tsaaaah). Isu LGBT memang sudah saya ketahui sejak tahun 2005, melalui fenomena anime dan manga yaoi yang sedang cukup marak pada waktu itu--bahkan diulas di media anime mayor. Dari perkenalan itu, perlahan saya juga mulai menyukai pasangan yaoi (pasangan sesama jenis) dalam anime dan manga, tapi hanya berhenti di situ. Saya suka, tapi tak pernah punya keinginan untuk mengetahui lebih dalam mengenai kaum ini, karena saya masih menganggap yaoi adalah "khayalan 2D", hanya sebatas imajinasi yang takkan saya campur-adukkan di dunia nyata.
Lalu pada sekitaran tahun 2010 lalu saya mulai mengenal Goodreads, dan saat iseng random search tentang yaoi, entah kenapa saya justru nyasar ke data buku Faith & Fidelity--sebuah novel M/M-romance. Bacaannya cukup singkat, tapi dari situ mata saya terbuka mengenai isu-isu LGBT yang lebih aktual daripada sekedar fantasi dalam dunia dua dimensi. Dari buku tersebut, selama 2010-2011 bacaan saya terfokus di buku-buku yang bertema LGBT dan gender--yang kelanjutannya akan saya bahas besok--hingga perlahan mata saya terbuka akan keadaan komunitas LGBT ini dan perjuangan mereka.
"Because you can't choose who you'd be in love."
Lepas tahun 2011 saya mulai aktif berkorespondensi dengan kaan-kawan LGBT dan makin mendalami mengenai isu yang satu ini hingga akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang aktivis seksualitas dan gender, serta mulai memfokuskan tulisan-tulisan ilmiah saya pada ranah ini. Kalau bukan karena tersandung ke data buku Tere Michaels di Goodreads, mungkin sampai sekarang saya masihlah seorang berpaham konservatif yang terlalu lurus. hahaha.
tapi gak 'be gay' juga sih yu. mungkin lebih 'respect the gay', ato 'love diversity', yaa begitulah..
ReplyDeleteBiar kontroversial dooong~ :D lagian kan Be Gay artinya juga bisa "be happy". #alesan
Deleteahahaha.wav
ReplyDeleteYuhuu! Aku jg sering bc Qnovel berkat yaoi yg kukenal 10 taun lalu :DDDD gosh, I love haru wo daiteita so muchhh xD *fujoshi mode on*
ReplyDeleteAku lg bc bukunya rudy efendy dan seneng bgt beberapa penulis lokal sdh brani mengangkat tema lgbt dlm kancah kesusastraan indonesia. Dan well, I think I like indonesian novel than westwern :)
Aku bc reviewmu "The Secret of Two Suns" very nice review! smpe memasukkan teori Freud :DDD
- Princhesta
hihihi. welcome fujo fellow! *bersulang*
DeleteIya, saya juga apresiasi banget sama penulis-penulis Indonesia yang mau mengangkat tema ini, makanya selalu berusaha beli novel-novel M/M Indonesia. hehe. Walau memang menurut saya pribadi kualitasnya masih perlu banyak ditingkatkan--and unlike you, I still prefer western's LGBT-lit, somehow, for their better understanding and depth on the issue. :)
Hehe. Makasiih. Senang ada yang bisa menikmati reviewnya. :)