Judul: Forever Hold His Peace (The Actor and the Earl #3)
Penulis: Rebecca Cohen
Penerbit: Dreamspinner Press
Tahun cetakan: 2014
Jenis: ebook
ISBN: 9781627987714
Forever Hold His Peace adalah buku ketiga dan terakhir dari seri historical M/M-romance karangan Rebecca Cohen. Review buku pertamanya, The Actor and the Earl, serta buku keduanya, Duty to the Crown, bisa dibaca di blog ini.
Sejauh ini, Anthony dan Sebastian tidak mengalami masalah berarti dalam menjalani hari-hari mereka dengan mengatur jadwal kemunculan Sebastian dan Bronwyn, dan mereka bahagia dengan kehidupan mereka. Sebastian pun makin mencintai perannya sebagai Bronwyn karena dengan begitu dia bisa berada bersama Anthony di depan publik tanpa takut. Namun paman Sebastian, Lord Haven, yang mengetahui kebenaran di balik sandiwara Sebastian dan Anthony, tidak menyukai gagasan bahwa ponakannya berbahagia dengan mempertaruhkan nama baiknya. Dia terus mendesak Anthony untuk 'membunuh' Bronwyn dan menghentikan sandiwara mereka. Dan ketika Anthony terus menolak, cara licik pun kembali ditempuh olehnya.
Di kalangan bangsawan perlahan mulai didesuskan tuduhan Bronwyn menggunakan sihir untuk membuat Anthony jatuh cinta setengah mati padanya. Anthony dan Sebastian awalnya tidak terlalu memedulikannya. Kalangan bangsawan istana pun hanya menganggapnya sebagai isapan jempol belaka, karena tuduhan penggunaan sihir pada masa itu adalah tuduhan yang bisa menyebabkan seseorang dijatuhi hukuman mati, dan Bronwyn, terlepas dari ke-'biasa'-an penampilannya, dirasa tidak mampu melakukan hal sejauh itu. Tapi kemudian satu-persatu bukti untuk tuduhan itu muncul di sudut-sudut mansion Crofton, hingga sherif pun akhirnya turun tangan untuk memeriksa sang Lady Crofton.
Anthony dan Sebastian tidak bisa mengabaikan hal yang satu ini. Jika Lady Bronwyn diperiksa oleh sherif, maka fakta bahwa selama ini Lady Bronwyn adalah Sebastian akan terungkap dan baik kepala Anthony maupun Sebastian tidak akan selamat dari hukuman pancung karena mereka akan dianggap telah menipu Ratu. Disudutkan hingga tidak memiliki pilihan lain, Anthony dan Sebastian pun akhirnya sepakat untuk 'membunuh' Bronwyn. Masalahnya, bagaimana cara Sebastian bisa bersama Anthony setelah tirai drama pernikahan mereka ditutup?
The Murder
Tidak banyak kejutan di buku terakhir ini selain penjelasan mengenai bagaimana cara Anthony dan Sebastian mengeksekusi kematian Bronwyn dan bagaimana cara yang mereka tempuh untuk bisa hidup bersama setelah drama mereka berakhir. Sepanjang cerita ini serius, tidak begitu banyak adegan romantis antara Anthony dan Sebastian karena situasi mereka yang terus dikejar waktu. Tapi pembaca akan tetap diajak menikmati adu mulut genit antara kedua orang ini.
Yang berbeda dari novel ini dibanding novel M/M lainnya adalah resolusi konflik yang alih-alih mencari cara untuk mendapat pengakuan publik--dan akhirnya mendapatkannya dalam sebuah happy ending--seperti kebanyakan kisah seperti ini berakhir, seri ini mengatasi konfliknya hanya dengan 'membunuh' Bronwyn dan mengakhiri sandiwara Anthony dan Sebastian, tapi mereka berdua tetap berhubungan secara rahasia. Tidak ada pengakuan untuk Sebastian sebagai kekasih Anthony, dan mereka berdua harus mengatur siasat agar bisa bersama paska kematian Bronwyn tanpa perlu membuka status Anthony sebagai seorang homoseksual. Saya cukup suka bagaimana Rebecca Cohen mengambil jalur ini alih-alih mengikuti tren happy ending novel M/M, dengan pasangan yang tadinya bersembunyi akhirnya bisa mengaku dan--secara ajaib--diterima oleh sekelilingnya. Siasat Anthony dan Bronwyn entah kenapa mengingatkan saya pada satu scene di film Arisan!2 tentang keluarga dr. Joy (Sarah Sechan) dan Ara (Atiqah Hasiholan). lol.
Walaupun saya suka dengan eksekusi akhirnya yang tidak membosankan, walau tetap dramallama, tapi saya jujur agak tidak suka dengan epilognya. Epilognya bagus dan realistis, tapi ah.... saya lebih memilih tidak baca epilognya kalau bisa.
The Closed Curtain
Seri ini adalah seri pertama saya membaca genre historical romance, dan saya tidak menyesal telah membacanya. Walau Sebastian kadang masih seperti tokoh penised-female, tapi saya tidak bisa bilang kalau saya tidak menyukainya. Cara Rebecca Cohen mengembangkan karakternya begitu menarik dan asyik. Bahkan sampai buku ketiga saya masih jatuh cinta setengah mati dengan Lord Anthony Crofton. lol. Ditambah dengan buku penutupan yang dikemas dengan apik dan believable.
Setelah mengecek Goodreads, saya baru tahu kalau kisah keluarga Crofton akhirnya dilanjutkan dalam seri baru, meski sudah menceritakan tentang generasi kesekian keluarga Crofton yang sudah sangat jauh dari masa Anthony dan Sebastian. Tapi karena saya sudah terlanjur suka dengan tulisan Rebecca Cohen, mungkin saya akan mencoba membaca seri baru tersebut.
Comments
Post a Comment