Akhirnya hari terakhir dalam Book Kaleidoscope 2013! Tidak disangka kalau dalam beberapa jam lagi kita akan menyambut tahun 2014. Semoga ada banyak buku bagus yang terbit di tahun depan, dan semoga kegilaan saya beli buku nggak segila tahun ini--iya, saya tahun ini boros banget. Hiks.
Karena hari terakhir, maka tema kaleidoskop hari ini pun bisa dibilang tema pamungkas, yaitu:
Top Five Favorite Books
Walaupun sebenarnya saya paling menunggu tema ini, tapi pas harinya datang saya malah bingung harus memilih apa saja. Cuma lima, sih, sementara banyak banget buku bagus yang saya baca tahun ini. hehe. But anyway, setelah semedi memikirkan jawaban, akhirnya terpilihlah lima buku yang membuat saya bahagia(?) di tahun ini. Without further ado!
#5 Hello Kitty Must Die - Angela S. Choi
Kalau ada penghargaan novel guilty-pleasure terkeren tahun ini, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada novel yang satu ini. Saya baca novel ini di awal tahun, di saat saya masih penuh pertanyaan mengenai feminisme dan kelas Paradigma Feminis juga dengan pasnya tengah membahas Feminisme Radikal. Buku ini adalah contoh utopis dari pelaksanaan feminisme radikal. Ceritanya berkisar di tokoh wanita Cina yang tinggal di Amerika, Fiona Yu, yang terkekang oleh budaya kuno Cina meskipun pemikirannya liberal ala Amerika. Pemberontakan pun terjadi, dan berlangsung dalam cara yang ekstrem. Buku ini adalah salah satu buku yang membuat nilai Paradigma Feminis saya melejit tinggi karena menggunakannya sebagai bahan analisis untuk tugas akhir kelas tersebut. A very nice ride in feminism fiction.
#4 Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya - Dewi Kharisma Michellia
Novel dengan judul yang panjangnya amit-amit dan sering disingkat menjadi hanya Surat Panjang ini adalah novel unggulan dalam Sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2012. Baru-baru ini juga novel ini menjadi nominasi dari Khatulistiwa Literary Award 2013, yang bikin saya galau mau mendukung novel ini atau Pulang. Novel ini juga novel pertama yang saya bela-belain PO. Alasan utamanya adalah karena Dewi teman saya sejak masih sama-sama penulis amatir di bangku SMA dan juga masih dengan naifnya bergelut di Kemudian.com. Tapi tentu saja saya nggak mungkin PO hanya dengan alasan itu saja. Sejak masih sama-sama di Kcom, saya selalu mengagumi tulisan-tulisan Dew yang terasa begitu lembut dan punya ciri khasnya sendiri. Karena itu begitu mendengar kabar bahwa dia menjadi pemenang DKJ 2012, saya nggak heran--itu cita-citanya sejak lama. Dan saya juga sudah tidak meragukan lagi kualitas karyanya. Benar saja, Surat Panjang memang ditulis dengan sangat indah. Sebuah buku yang saya tidak merasa sia-sia membelinya dan akan selalu jadi buku yang terus saya baca ulang jika saya ingin lari kepada keindahan nirwana kata yang diuntai dengan apik.
#3 Jejak Langkah - Pramoedya Ananta Toer
Buku ketiga dari Tetralogi Buru ini sampai sekarang masih menjadi buku yang paling saya favoritkan dari serinya. Dalam Jejak Langkah nuansa pergerakan perjuangan pemuda pada masa awal pembenntukan semangat nasionalisme sangat terasa. Di buku ini banyak ditemui nama-nama tokoh pergerakan yang sering menghiasi buku Sejarah jaman sekolah, mulai dari R. A. Kartini, Hos Cokroaminoto, Budi Utomo, dan lain-lain. Rasanya seperti kembali belajar sejarah in a fun way. Saya jadi merasa bahwa mungkin harusnya buku Tetralogi Buru ini ada di setiap perpustakaan sekolah untuk merangsang minat siswa terhadap sejarah Indonesia--soalnya, jujur deh, pelajaran sejarah itu seringnya boring banget, kan?
#2 Pulang - Leila S. Chudori
Ini adalah buku yang membuat gempar sejak awal kemunculannya di awal tahun. Banyak pembaca di Goodreads yang merating buku ini tinggi, dan sampai dosen-dosen saya pun membacanya. Saya sendiri akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini ketika salah satu dosen yang saya hormati bilang buku ini bagus. hihihihi. Ternyata memang bagus. Ini pertama kalinya saya membaca karya penulis Indonesia yang langsung saya suka. Membaca novel ini membuai saya dengan kata-katanya, dan kedalaman psikologis tokoh-tokohnya. Saya sangat jarang menemui novel Indonesia yang kuat secara karakter seperti ini. Pulang juga membuat saya akhirnya memutuskan bahwa tahun ini saya akan lebih banyak mengapresiasi karya penulis lokal--karena ternyata ada banyak keindahan dalam karya negeri sendiri.
Ini adalah buku yang membuat gempar sejak awal kemunculannya di awal tahun. Banyak pembaca di Goodreads yang merating buku ini tinggi, dan sampai dosen-dosen saya pun membacanya. Saya sendiri akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini ketika salah satu dosen yang saya hormati bilang buku ini bagus. hihihihi. Ternyata memang bagus. Ini pertama kalinya saya membaca karya penulis Indonesia yang langsung saya suka. Membaca novel ini membuai saya dengan kata-katanya, dan kedalaman psikologis tokoh-tokohnya. Saya sangat jarang menemui novel Indonesia yang kuat secara karakter seperti ini. Pulang juga membuat saya akhirnya memutuskan bahwa tahun ini saya akan lebih banyak mengapresiasi karya penulis lokal--karena ternyata ada banyak keindahan dalam karya negeri sendiri.
#1 Aristotle and Dante Discover The Secrets of The Universe - Benjamin Alire Saenz
Pulang mungkin akan menjadi buku terbaik yang saya baca tahun ini jika saya tidak membaca buku ini. Mungkin bagi beberapa orang yang sering mengunjungi blog saya akan pernah membaca banyak postingan saya dalam satu waktu ditujukan pada novel ini. Buku ini sebenarnya hype pada tahun 2012, dengan banyak review bergelimangan air mata simpang-siur di halaman beranda Goodreads saya. Saya, seperti biasa, menahan diri dan menjauhi hype sampai mereda, lalu akhirnya baru saya baca tahun ini setelah tidak ada lagi yang membicarakan bukunya hingga penilaian saya bisa lebih objektif. Hasilnya? Saya juga termehek-mehek dengan sakit hati level akut yang belum pernah saya rasakan sebelumnya--apalagi ini hanya melalui sebuah buku! Sampai sekarang saya merasa bahwa review saya untuk buku ini masihlah tidak menjelaskan dengan baik kelebihan buku ini. Hal yang menjadi keunggulan novel ini bukanlah pada temanya yang luar biasa, tapi justru pada kesederhanaannya, dan kemampuan penulisnya untuk membuat kesederhanaan dan penderitaan masa remaja itu menjadi sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, membuat pembaca ingin memeluk Ari dan Dante dan berbisik di telinga mereka bahwa semuanya baik-baik saja--karena kita yang telah melalui masa remaja dengan penuh luka tahu bahwa memang pada akhirnya semua akan baik-baik saja, bukan?
Sebuah cerita manis tentang keluarga dan persahabatan yang akan saya rekomendasikan kepada siapa pun--penggemar novel LGBT ataupun bukan. This is my number one for this year.
Pulang mungkin akan menjadi buku terbaik yang saya baca tahun ini jika saya tidak membaca buku ini. Mungkin bagi beberapa orang yang sering mengunjungi blog saya akan pernah membaca banyak postingan saya dalam satu waktu ditujukan pada novel ini. Buku ini sebenarnya hype pada tahun 2012, dengan banyak review bergelimangan air mata simpang-siur di halaman beranda Goodreads saya. Saya, seperti biasa, menahan diri dan menjauhi hype sampai mereda, lalu akhirnya baru saya baca tahun ini setelah tidak ada lagi yang membicarakan bukunya hingga penilaian saya bisa lebih objektif. Hasilnya? Saya juga termehek-mehek dengan sakit hati level akut yang belum pernah saya rasakan sebelumnya--apalagi ini hanya melalui sebuah buku! Sampai sekarang saya merasa bahwa review saya untuk buku ini masihlah tidak menjelaskan dengan baik kelebihan buku ini. Hal yang menjadi keunggulan novel ini bukanlah pada temanya yang luar biasa, tapi justru pada kesederhanaannya, dan kemampuan penulisnya untuk membuat kesederhanaan dan penderitaan masa remaja itu menjadi sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, membuat pembaca ingin memeluk Ari dan Dante dan berbisik di telinga mereka bahwa semuanya baik-baik saja--karena kita yang telah melalui masa remaja dengan penuh luka tahu bahwa memang pada akhirnya semua akan baik-baik saja, bukan?
Sebuah cerita manis tentang keluarga dan persahabatan yang akan saya rekomendasikan kepada siapa pun--penggemar novel LGBT ataupun bukan. This is my number one for this year.
Dengan berakhirnya list ini, maka berakhir pula lah renungan tentang buku dalam rangkaian Book Kaleidoskop 2013 ini. Saya berterima kasih sekali kepada Mbak Fanda yang sudah menggagas event kece ini walau kategorinya seringkali susah. hihihihi. Mungkin tahun depan saya akan lebih kesusahan mengikuti event ini karena resolusi saya tahun depan adalah memperbanyak membaca nonfiksi--dan sastra Indonesia.
Terima kasih buat yang sudah sering mampir di blog ini. Sampai jumpa tahun depan! Mari terus membaca buku!
wueeee... Phoebe masih aktif di Kemudian.com? Hebat XD *sudah non-aktif sjak lama
ReplyDeleteNggak, kok. 2009 lama hiatus, terus pas niat mau ke sana lagi... lupa password.
Delete*masukkin Aristotle and Dante ke antrian baca 2014*
ReplyDeleteYou should. It's freaking good.
DeleteYang baru kubaca; Jejak Langkah :D
ReplyDelete